Lagi terharu aja… ternyata Yudhis memang sudah makin pinter masak. Semalam, sambil nonton Snow White di Disney Channel, Yudhis bilang gini, “Bu, besok ibu nggak usah bikin sarapan, aku aja yang masak, kan mother’s day”. Aku senyum-senyum aja mengiyakan. Besok (hari ini) itukan hari Minggu, means biasanya jadi hari “nonton film jagoan” dari pagi sampai siang. Kami memang membatasi anak-anak nonton TV di hari-hari biasa, mereka baru bebas nonton agak banyak di hari Minggu, itu juga karena hasil bargain Yudhis yang merasa seluruh jagoannya muncul di hari Minggu.
Anyway, pagi ini ternyata Yudhis menepati janjinya untuk bikin sarapan. Setelah melihat resep, dia kemudian mulai hunting bahan baku di lemari dan menemukan kalau ada beberapa bahan yang habis. Yudhis kemudian minta uang untuk pergi ke warung belakang rumah, ternyata warung itu tutup karena tante Hen -pemilik warung- lagi liburan. Terpaksa nunggu minimarket yang agak lebih jauh sedikit buka jam 9.
Sambil nunggu minimarket buka, Yudhis mengupas bawang sambil nonton film.. hihi.. kayak emak2 kalau lagi masak nonton infotainment aja. Waktu filmnya iklan, dia lari ke dapur untuk merebus makaroni, sudah gitu asik nonton film jagoannya lagi sampai air untuk merebus makaroni habis. Kebetulan aku pas lagi nengok cucian ngelewatin dapur dan melihat kalau air dalam panci sudah habis sedangkan api masih nyala.. walaaah… untung nggak sampe gosong. Tapi maklumlah.. hehe..
Setelah itu dia kembali nonton, katanya, “mumpung nunggu cakra (nama minimarket deket rumah) buka bu”. Aku melirik jam, dan menghitung2… hmm.. ini mah bukan buat sarapan, sepertinya bakalan jadi brunch nih. Akhirnya, karena takut Duta & Tata kelaperan nunggu kakaknya masak aku mendadak bikin bubur kacang hijau. Untung ada panci presto, jadi tanpa direndem langsung tu kacang ijo masuk panci presto dan siap sarapan 15 menit kemudian… lumayan.
Kemudian aku asik depan komputer, sementara nggak lama aku dengar suara Yudhis pulang. Rupanya dia sudah pulang dari minimarket bawa 2 plastik.. wuih belanja apaan aja tu anak? Ternyata dia beli telur, susu cair dan kornet. “Telur tinggal satu bu, jadi aku beli sekilo aja. Trus ini kornet ada dua pilihan, aku pilih yang pakai jamur aja bu, lebih besar dan lebih murah, jadinya bisa lebih banyak”…. ah si Yudhis emang doyan makan banyak ^_^
Aku terharu aja, lihat dia kemudian sibuk potong keju, parut keju, siapin tepung, garem, lada, telur dll semua sesuai dengan resep. Kemudian dengan gaya (entah ngikutin siapa), dia mulai merintah2, “Tata, kamu mau bantu nggak? ayo kamu parut keju, terus loyangnya dikasih mentega”. “Bapak, jangan kemana-mana bantu aku tuang-tuang waktu aku menumis ya..” weits….
Sementara aku gatel melihat prosesnya, sementara bapaknya panik lihat anaknya yang masak dengan penuh percaya diri… hahaha…. seru aja.. apalagi Yudhis nggak terima bantuan dari aku. Katanya, hari ini hari ibu, jadi ibu liat aja, “Kalau mau ikutan, ibu potret2 aja…” aah…
Karena aku memang tidak dilibatkan, aku beres2 kamar aja. Beberapa waktu kemudian ketika kembali ke dapur, Yudhis lagi minta tolong bapaknya menuang hasil tumisannya ke loyang. Ketika itu dia baru sadar kalau gak nyiapin tepung panir, untung aku punya. Rupanya dia belum tahu tepung panir itu apa, mungkin dia pikir tepung panir sama seperti tepung terigu biasa.
Setelah itu dia kembali beraksi, saat yang menegangkan adalah ketika dia berusaha memasukkan loyang ke oven. Aku ngeliatnya keri karena biasanya itu bagian aku untuk masukin kue/makanan ke oven. Tapi dia kulihat cukup PD, bahkan sampai ke setting waktu dan suhu oven juga PD.
Triiing.. 30 menit kemudian, seisi rumah sudah berbau keju lezat, kita semua berkumpul di meja makan menanti makaroni schotel buatan Yudhis. Walaupun ini bukan hasil masakan Yudhis yang pertama, tapi ini hasil masakan Yudhis yang berawal dari inisiatifnya, dengan bahan2 yang dibeli dan disiapkan sendiri olehnya dan diolahnya tanpa bantuanku. Buatku, seperti menikmati buah dari proses pembelajaran mandirinya… And the best of all, dia melakukannya di hari yang sesungguhnya menjadi hari “libur”nya, harinya nonton TV, and he said, he did it for love… terima kasih Yudhis sayang.. I love you. Terima kasih Tuhan, telah Kau karuniai hamba anak yang baik seperti Yudhis..