Belajar dengan panca indera

“Hari ini kita akan jalan-jalan ke Bandung. Kita akan mengunjungi Pasar Seni ITB.” Itulah pengumuman kami pada hari Minggu yang lalu.

“Hore…!” Yudhis dan Tata langsung bersorak senang.

“Di sana nanti kita juga belajar. Tapi belajarnya beda. Belajarnya bukan membaca atau mengerjakan soal. Kalian tidak perlu mencatat. Tetapi belajarnya adalah membuka mata dan telinga lebar-lebar, terus menikmati apa yang ada di sekitar.”

(c) paperzip.co.uk
(c) paperzip.co.uk

**

Mengekspose anak pada hal-hal yang berkualitas adalah sebuah PR bagi kita sebagai orangtua. Bukan hanya buku atau materi-materi berkualitas yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran, tetapi juga hal-hal lain yang berkaitan dengan kehidupan dan ada di sekitar kita. Musik berkualitas, tontonan berkualitas, lingkungan pergaulan berkualitas, bangunan berkualitas, produk berkualitas, cara kerja berkualitas, dan sebagainya.

Paparan pada hal-hal yang berkualitas akan memberikan pupuk dan kesadaran pada anak tentang kualitas (sense of quality) yang akan mempengaruhi cara pandang mereka saat dewasa. Anak yang terbiasa melihat produk berkualitas pasti akan memiliki persepsi karya yang lebih baik daripada anak-anak yang hanya terpapar dengan produk-produk yang biasa.

Berbeda dengan model belajar tentang mata pelajaran yang dilakukan dengan proses formal, sense of quality terbentuk melalui interaksi langsung panca indera yang terjadi secara gradual, sedikit demi sedikit, dalam jangka waktu panjang bertahun-tahun. Walaupun tak terucapkan atau tak tertuliskan, interaksi itu menjadi membenih pada anak.

Itulah sebabnya, penting bagi kita sebagai orangtua untuk mengekspose anak dengan keragaman stimulus. Membawa anak ke pameran, melihat pemandangan/bangunan indah, menyaksikan karya para maestro, mengunjungi konser musik, melihat pertandingan langsung, mencicipi sajian para chef adalah diantara pintu-pintu masuk stimulus bagi anak-anak kita.

Itu semua termasuk proses belajar yang diperlukan anak. Sebab, belajar memang bukan sekedar tentang mata pelajaran semata.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.