“Duta, kemarin Ibu ambil sebagian tabungan Duta yang isinya hadiah kalau menang catur,” kata Ibu Lala. “Ini coba kamu hitung.”
Duta menghitung uangnya. Ternyata lumayan juga tabungan dari hasil “kerja” Duta main catur.
“Nah, sekarang Duta akan mulai belajar investasi. Tahu nggak investasi itu apa?”
“Nggak,” kata Duta.
“Investasi itu menyuruh uang untuk kerja buat kita. Jadi dia akan kasih keuntungan buat kita.”
“Caranya bagaimana, bu?”
“Ada deposito di bank. Ada reksadana.” Lala berusaha menjelaskan dengan sederhana.
Lala lalu memperlihatkan kepada Duta aplikasi m-banking dan reksadana sambil ngobrol dan berhitung tentang cara kerja uang.
“Kita coba yaa.. Kalau Duta mau punya uang 100 juta saat usia 17 tahun, berapa yang perlu ditabung setiap bulan ya?”
Lala membuka aplikasi reksadana dan membuat simulasi di aplikasi tersebut.
“Wah, ternyata cuma butuh menabung sekitar 1 juta setiap bulan. Nanti aku bisa punya uang 100 juta 5 tahun lagi,” kata Duta.
“Nah, mulai sekarang, setiap Duta dapat uang dari kemenangan catur, uangnya ditabung di reksadana. Nanti Ibu juga akan tambahin buat Duta.”
Belajar Literasi Keuangan
Proses perpindahan uang Duta dari tabungan ke reksadana merupakan proses awal Duta (sekaligus keluarga kami) tentang literasi keuangan. Sebelumnya kami melakukan secara sporadis, hanya bersifat spontan saat ada momen saja.
Saat ini, kami ingin lebih serius melakukannya bersama Duta. Kebetulan Lala sedang belajar (dan berpraktek) tentang aneka jenis investasi, mulai deposito, reksadana, P2P lending, dan lain-lain. Kami ingin menjadi proses belajar ini sekaligus menjadi pembelajaran tentang investasi dan literasi keuangan untuk Duta.