fbpx

Persepsi dan Realitas Homeschooling?

Ketika membayangkan homeschooling, banyak orang yang sulit membayangkannya. Soalnya yang terbayang adalah sekolah yang pernah dijalani dan menjadi sistem mainstream dalam pendidikan saat ini.

Persepsi tentang Homeschooling

Karena referensinya sekolah, banyak orang membayangkan orangtua homeschooling mengajari mata pelajaran kepada anak-anaknya. Mereka membayangkan di rumah ada ruang yang diatur khusus untuk belajar, jadwal belajar seperti di sekolah.

At least, bayangan masyarakat tentang homeschooling itu ada orangtua menemani anak-anaknya mengerjakan buku soal/worksheet di meja belajar seperti foto tipikal orangtua yang sedang mendampingi anak belajar.

Foto seperti di bawah ini adalah persepsi masyarakat mengenai homeschooling.

ortu-anak-belajar
(c) technoempowerment.com

Berdasarkan cara berfikir yang seperti itu pula, pertanyaan-pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh orangtua yang tertarik homeschooling biasanya seputar hal-hal akademis: kurikulum, bahan belajar, cara belajar, jadwal belajar, dan sejenisnya.

***

Homeschooling Bukan Memindahkan Sekolah ke Rumah

Rumah berbeda dari sekolah, baik dari sisi fasilitas maupun pola interaksi yang terjadi di dalamnya. Peran orangtua yang bersifat informal juga berbeda dengan guru yang bersifat formal.

Oleh karena itu, homeschooling (walaupun menggunakan istilah school/sekolah) bukanlah memindahkan bentuk persekolahan dan pola-pola belajar di sekolah ke rumah. Memindahkan sekolah begitu saja ke rumah bukan hanya sulit, tetapi juga merupakan resep kegagalan dalam homeschooling.

Mengapa gagal?

Karena setting rumah berbeda dari sekolah. Karena homeschooling dijalankan dengan melakukan adaptasi sesuai karakteristik informal di rumah serta banyak memanfaatkan keseharian dan dunia nyata dalam pelaksanaannya.

Realitas Homeschooling

Jadi, sebagian besar kegiatan homeschooling yang kami jalani (dan teman-teman praktisi homeschooling) tidak seperti kegiatan belajar di sekolah. Anak-anak tidak duduk diam belajar di meja belajar dan kami (orangtua) sangat jarang sekali mendampingi anak dengan bentuk mengajar.

Salah satu hal yang sangat krusial dalam proses homeschooling dan membedakannya dengan model belajar di sekolah adalah intensitas pembelajaran melalui keseharian. Proses belajar dalam homeschooling tidak hanya tentang mata pelajaran dan peran orangtua tidak hanya mengajar.

Yang sering terjadi, proses pembelajaran dalam homeschooling berkaitan dengan keseharian dan cara menjalani hidup dengan baik. Peran orangtua lebih banyak menjadi inspirasi dan fasilitator bagi anak, melalui peristiwa sehari-hari.

Sulit membayangkannya?

Video ini mungkin bisa lebih bercerita dan menggambarkan bagaimana homeschooling dijalani dan peran orangtua dalam proses homechooling.

[fbvideo link=”https://www.facebook.com/RumahInspirasi/videos/829485180497947/” width=”500″ height=”400″ onlyvideo=”1″]

6 thoughts on “Persepsi dan Realitas Homeschooling?”

  1. Mrs.Maria Gracia Bruce

    Hallo, saya ibu Grace dg anak yang homeschooling juga. Grade 4 sekarang. bisakah saya joint/bergabung ? Maksud saya agar kami tidak merasa “sendiri”
    Terima kasih,
    Mrs.Grace

  2. assalamualaikum…pak saya baru saja ingin berencana homeschooling untuk anak saya (8th)karena permintaannya sendiri…dan saya masih bingung dengan homeschooling…mohon pencerahannya,trimakasih:-)

    1. Untuk proses belajar harus banyak membaca artikel dan buku tentang homeschooling mbak. Kalau ingin belajar secara terstruktur, nanti bulan Februari-Maret kami akan adakan webinar homeschooling yang bisa diikuti. Ditunggu informasinya ya..

  3. saya dgn suami berencana mengikuti sistem homeschooling untuk anak kami.mohon infonya jika ada seminar atau apapun mengenai homeschooling untuk bekal orangtua saat menjalankan homeshooling.terimakasih banyak.kami sangat mengharapkan informasi tersebut

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.