fbpx

Warta Kota: Tips dan Pengalaman Praktis Homeschooling

Warta Kota (Kamis, 12/04/2012) memuat liputan tentang homeschooling dan Rumah Inspirasi di rubrik Pengetahuan. Artikel terdiri dari 2 bagian, yaitu “Homeschooling Bagi Pasangan Sibul” dan “Tips dan Pengalaman Praktis Homeschooling Gaya Aar-Lala”.

Berikut ini artikel Warta Kota tentang “Tips dan Pengalaman Praktis Homeschooling Gaya Aar-Lala”:

# Melonggarkan hati, memantau reaksi
Hal pertama yang kami lakukan adalah melonggarkan ekspektasi homeschooling kami dengan cara berfokus pada hal yang memang sedang harus diselesaikan (yaitu pekerjaan) sambil terus memantau reaksi anak-anak. Kondisi ini sifatnya sementara (temporer), bukan selamanya. Ini bagian dari dinamika hidup yang anak-anak pun perlu belajar menjalaninya.

# Melonggarkan jadwal dan kegiatan homeschooling
Hal lain yang juga menenangkan adalah orientasi homeschooling yang dijalani berjangka panjang. Anggap saja dalam masa kesibukan ini mereka sedang liburan 1 minggu dan anak-anak bebas berkegiatan apapun.

# Kerjasama mutlak diperlukan
Kerjasama pasangan adalah hal yang tak terelakkan dalam homeschooling. Apalagi dalam kondisi kesibukan yang tinggi. Salah satu harus mengalah dan mengambil alih sebagian tanggung jawab yang ditinggalkan. “Dalam kasus kami, konsekuensi dari kondisi ini adalah aku harus mengambil alih sebagian kegiatan rumah tangga dan lebih menangani proses homeschooling anak-anak,” kata Aar.

# Kegiatan belajar mandiri anak
Kemampuan belajar mandiri adalah hal penting dalam homeschooling. Karena anak-anak sudah mulai besar dan terbiasa berkegiatan mandiri, kami sekarang mulai memetik hasilnya. Yudhis menjalani proses homeschoolingnya dengan kegiatan Photoshop dan belajar pemrograman. Tata sibuk belajar matematika, animasi, dan craft. Duta sibuk dengan Disney Junior, Thomas, dan permainan iPad-nya.

“Sesekali saya mengecek, bertanya dan mendampingi proses belajar mereka. Oleh karena itu, adalah sebuah hal penting untuk membiasakan proses belajar yang mandiri, di mana anak dididk dan dibiasakan untuk mengelola proses belajar mereka sendiri tanpa harus tergantung pada kehadiran kita di sebelahnya,” tutur Aar.

# Komunikasi dan sikap fleksibel
Karena kondisi kesibukan ini tak terelakkan, komunikasi antara suami-isteri menjadi krusial. Kami berusaha terus mengkomunikasikan berbagai hal diantara kami. Dialog terus dibangun, fleksibilitas dikedepankan untuk mengatasi segala hal tak diharapkan yang mungkin terjadi. Dengan kelapangan hati dan fleksibilitas antara suami isteri, riak-riak yang terjadi selama masa sibuk itu lebih bisa ditangani hingga akhirnya menuju hari-hari yang normal seperti biasa. (wip)

3 thoughts on “Warta Kota: Tips dan Pengalaman Praktis Homeschooling”

  1. Nining Nadhiroh

    Saya sangat terinspirasi dengan homeschooling.
    terbersit keinginan utk anak saya homeschooling saja…krn keterbatasan fisik, meskipun secara sosial emosional tidak ada masalah..anak saya sangat supel dlm bergaul, banyak teman..
    tp lifeskill masih kurang krn keterbatasan fisik (motorik kanan tdk bekerja dgn baik, divonis CETV n celebral palsy juga)
    perlu banyak bantuan, khususnya tolilet training, saat ini sekolah di sekolah formal SDI, bersma ayahnya juga sebagai guru.
    Apa sebaiknya memang homeschooling saja? tp sy bingung atur jadwal, krn jam kerja saya yg siang sampai malam kmungkinan dlm 2 bln kedepan dirolling menjadi pagi sampai sore. lalu kapan sy bisa dampingi anak homeschooling?

    1. Sebelum memilih homeschooling, mohon mempelajari dulu sistemnya karena homeschooling bukan sekedar memindahkan sekolah ke rumah. Untuka anak berkebutuhan khusus, Anda perlu belajar penanganannya atau bekerjasama dengan profesional yg memiliki keahlian penanganan kondisi putra Anda

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.