fbpx

Training Motivasi Homeschooling

Pfuih, lega. Akhirnya hujan yang turun di pagi hari itu berhenti kendatipun mendung gelap tetap bergelayut di langit. Bangun tidur aku sempat cemas karena cuaca mendung dan hujan gerimis tanpa tanda akan berhenti. Padahal aku harus pergi naik kendaraan umum bersama Yudhis dan Tata. Yudhis dan Tata memutuskan untuk ikut pergi bersamaku, sementara Lala hari itu ada acara lain yang harus dihadirinya.

Tapi begitu pukul 06.15 hujan berhenti, langsung lega rasanya. Diiringi lambaian tangan Lala yang mengantarkan sampai pagar, aku, Yudhis dan Tata mulai melangkah keluar. Ransel besar ada di punggungku berisi pakaian kami bertiga untuk menginap semalam di Puncak, mengikuti acara pelatihan motivasi anak-anak homeschooling yang diadakan Komunitas Berkemas pimpinan bu Yayah.

Menurut cerita bu Yayah dalam perbincangan kami melalui telpon, beliau mengatakan bahwa acara ini adalah pembekalan untuk anak-anak HS tingkat SMP dan SMA.

“Kita pengin membekali anak-anak itu supaya mereka punya bekal yang cukup tentang homeschooling, pak,” kata bu Yayah. “Mereka kan rata-rata pindah dari sekolah ke homeschooling karena bermacam-macam alasan dan kondisi.”

Aku mengerti sepenuhnya penjelasan bu Yayah. Salah satu hal yang menjadi tantangan untuk homeschooling pada tingkat remaja adalah peralihan dari sekolah menuju homeschooling. Ada kesenjangan budaya yang cukup lebar antara sekolah dan homeschooling yang membutuhkan kesadaran dan usaha keras untuk menjembataninya. Kebiasaan di sekolah yang cenderung pasif (datang, diam, mendengarkan, mengerjakan yang diperintahkan, dan pulang) tak sesuai dengan homeschooling yang mengandalkan inisiatif dan kemandirian anak. Kalau anak tidak proaktif, proses homeschoolingnya pasti akan sulit.

Jadi ketika di awal Juli bu Yayah meminta aku untuk menjadi salah satu instruktur untuk memotivasi anak-anak homeschooling itu, aku langsung mengiyakan. Dari rencana untuk sekedar hadir dan langsung pulang seusai acara, aku kemudian memutuskan untuk hadir penuh dalam seluruh acara. Bahkan, Yudhis dan Tata pun memutuskan untuk ikut ketika bu Yayah memberitahu bahwa ada tempat untuk keluargaku. Aku sangat excited dengan acara ini karena ingin tahu dan ingin merasakan interaksi langsung dengan anak-anak homeschooling yang remaja.

Homeschooling Tingkat SMP-SMA
Acara training motivasi itu bertema “Menjadi Bintang Sejati”, diadakan di Villa Lembah Citra – Cisarua, tanggal 26-27 Juli 2010. Tema itu mengingatkan pada artikel “Banyak Bintang di Langit” yang pernah aku tulis. Dan seperti yang dikatakan bu Yayah, spiritnya memang seperti itu.

“Saya ingin setiap anak menjadi bintang yang sejati, pak,” kata bu Yayah.
“Amin. Mudah-mudahan setiap anak homeschooling bisa berkembang sesuai kekuatannya masing-masing dan menjadi bintang di bidangnya ya bu…” jawabku.

“Harapan terhadap kegiatan ini apa bu?”
“Saya sih ingin anak-anak itu semakin nyaman dengan homeschoolingnya. Banyak yang mencibir mereka karena dianggap tidak bisa bersosialisasi, diremehkan karena dianggap gagal dan sebagainya. Bahkan ada yang menganggap homeschooling itu mencabut mereka dari masa remajanya. Padahal tidak seperti itu kan, pak?”

“Iya bu. Memang tak mudah menjawab persepsi masyarakat terhadap homeschooling karena mereka sudah punya sudut pandang sendiri. Yang penting anak-anak itu merasa nyaman dan percaya diri dengan pilihan yang dijalaninya.”

“Mudah-mudahan acara ini bisa membuat anak-anak itu semakin banyak temannya. Satu lagi, saya ingin anak-anak itu semakin mandiri. Jadi kalau ada keperluan seperti mengurus ujian, mereka sendiri yang mengurusnya, bukan orangtuanya yang sibuk.”

“Hehehe… betul, bu. Setuju…”

Menyelami Dunia Remaja
Sudah lama aku tak berkegiatan bersama anak-anak remaja. Jadi, kegiatan training motivasi anak-anak homeschooling itu menjadi kesempatan yang aku tunggu-tunggu. Aku ingin melihat, mendengarkan, berempati, dan masuk ke dalam pandangan-pandangan mereka. Itulah sebabnya, aku memilih naik bus satu rombongan bersama anak-anak.

Baru saja naik bus, aku sudah langsung disapa.
“Halo Om, saya Dion. Mau ikut ke Puncak?”
“Wah… nama kita kok sama ya. Namaku juga Dion. Lengkapnya Sumardiono. Nama lengkapmu siapa?”
“Kalau aku Dionisius…”

Tak lama duduk, ada satu anak naik lagi.
“Halo Om, nganter anaknya ya?” katanya dengan ramah. “Nama saya Arif.”
Lalu terjadilah perbincangan antara aku dan Arif yang sudah 5 tahun menjalani homeschooling. Dia tertarik mempelajari tentang manusia dan ingin menekuni bidang sosiologi. Di luar aktivitas belajarnya, dia mengikuti pelatihan manajemen semacam personal development setiap minggu.

Beberapa spot di dalam bus memang terlihat masih agak kaku. Maklum, mungkin baru kenal. Tetapi menurutku itu kondisi normal.

Dan dinamika itu terlihat sangat cepat selama proses berkegiatan bersama di Puncak. Setelah dibagi dalam kelompok, berkenalan, dan berkegiatan; suasana menjadi cair. Apalagi ketika di malam hari ada acara pertunjukan oleh setiap kelompok, kebekuan kelompok benar-benar sirna, berganti dengan olok-olok, canda, gelak tawa ala remaja. Menyenangkan melihat dinamika kelompok yang terjadi secara natural itu. Bahkan Yudhis yang baru menginjak remaja itu tak pernah lagi ada di sampingku karena berkumpul terus dengan teman-temannya. Sewaktu pulang pun dia memilih duduk di bus bersama  teman-temannya, hehehe

Membangun Visi dan Ketrampilan
Karena waktunya pendek, pelatihan ini sebenarnya lebih untuk membangun spirit mereka. Bu Yayah memutar video karya anak homeschooling tentang tokoh-tokoh ternama “alumni homeschooling”. Aku juga memberikan motivasi kepada mereka untuk menjadi penanggung jawab masa depannya sendiri, membangun sense of direction, dan merancang sendiri masa depannya yang diisi dengan kerja keras untuk mewujudkannya.

Dalam sesi komunikasi yang dibawakan oleh pak Bendry yang dibawakan dengan segar dan menyenangkan, anak-anak belajar tentang berbagai aspek komunikasi dan cara berkomunikasi yang baik.

Di hari kedua, mbak Shakina Mirza Nasution dari LMPI juga menegaskan kembali tentang pentingnya visi dan tujuan untuk anak-anak. Mbak Shakina menayangkan presentasi tentang anak-anak homeschooling di luar negeri, juga inisiatif kegiatan-kegiatan sosial remaja yang sangat inspiratif. Melalui permainan, mbak Shakina juga mengeksplorasi dan mengajarkan anak-anak ketrampilan bertanya; sebuah kemampuan yang sangat penting dalam proses belajar apapun.

Sosialisasi dan sosialisasi
Selain motivasi, muatan terbesar dari kegiatan ini adalah sosialisasi. Anak-anak berkumpul, berkenalan, dan berinteraksi bersama menjalin persahabatan. Selain melalui acara membuat yel dan pertunjukan kelompok, sebagian besar proses berlangsung secara alami.

Ruang gerak yang lapang, taman bermain, kolam renang, ruang olahraga dan tempat makan yang nyaman membuat proses interaksi itu berlangsung maksimal. Apalagi ditambah dengan tidur bersama di kamar dan dalam ruang-ruang lapang. Plus, jadwal acara yang longgar dan tidak ketat. Di hari kedua, pagi hari sempat diisi dengan kegiatan jalan-jalan bersama menyusuri sungai dan persawahan.

Bahagia rasanya melihat interaksi yang terjadi pada anak-anak selama acara. Tak sedikit pun aku melihat mereka menghadapi masalah komunikasi dan sosialisasi. Bahkan anak-anak yang oleh orangtuanya dinyatakan sebagai pendiam dan kuper pun terlihat menyatu bersama teman-temannya. Wajah-wajah tertawa terlihat hampir di sepanjang waktu acara.

Tapi setiap pesta pasti ada akhirnya. Walaupun banyak tawa, kegembiraan, kesegaran menghirup udara bersih di Puncak, kegiatan training motivasi ini harus berakhir.

Turun kembali ke Jakarta, siap kembali dengan rancangan kegiatan-kegiatan segar untuk anak-anak. Banyak yang ingin dilakukan. Semoga Tuhan membukakan jalan dan menyambungkan semua itikad baik dengan gerak semesta-Nya. Amin.

Link: Foto Dokumentasi Lengkap Kegiatan

5 thoughts on “Training Motivasi Homeschooling”

  1. Salam kenal Mas Aar,
    Senang sekali membaca tulisan Mas Aar yg santai, sekalipun saya & keluarga belum mengHSkan anak kami tapi tulisan-tulisan tentang Home Schooling Mas Aar & Mba Lala bisa diamplikasikan dirumah. Thanks Mas..

  2. Mbak Prima,
    Senang mendengar kabar dari mbak Prima di Surabaya.. 🙂

    Mas Opick,
    Salam kenal juga. Terima kasih apresiasinya..

    Kami juga berbahagia kalau ada sesuatu yang bisa menjadi inspirasi untuk diterapkan di keluarga bersama anak-anak.. 😮

  3. Salam kenal Mas, saya sudah jadi fb friend Mbak Mira. Suatu gerakan pembebasan yang luar biasa, inilah pendidikan sesungguhnya, semoga Allah memberikan kekuatan, keteguhan, kelapangan, dan para Nabi As menjadi inspirasinya….Amin 🙂

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.