Hari ini lumayan sukses. Satu kardus besar dari (calon) kamar Tata sudah berhasil dikeluarkan, sebagian besar dibuang dan sebagian lagi masuk ke dalam lemari buku, karena memang isinya buku disain, buku resep dan aneka buku mas Aar. Calon kamar Tata ini sesungguhnya kamar rias eyangku yang sekarang sudah menjadi tambahan gudang. Isinya sudah tidak jelas apa saja dan berbulan-bulan rasanya berat sekali mau menuju ke sana.
Untungnya setelah menerapkan 15 menit nan Sakti aku jadi lebih percaya diri untuk mulai merapikan kamar tersebut. Apalagi di ujungnya aku berkhayal kamar itu bisa jadi kamar “kerja” Tata, tempatnya menaruh aneka materi prakaryanya. Tata suka prakarya dan kakak Yudhis suka sebel kalau Tata bekerja di kamarnya. “Bikin kamarku berantakan bu” protesnya. Padahal kamar dia juga nggak terlalu rapih 🙁
Bersama mas Aar, Yudhis & Tata, kami mengeroyok satu kardus besar dari gudang tersebut. Ternyata pekerjaannya tidak cuma membongkar kardus. Karena sebelumnya harus dipikir dulu sebagian barang di kardus ini akan lari kemana, jadi ada “pembersihan” lemari sebelum membongkar kardus.
Ini nih yang suka bikin males bongkar-bongkar, karena tek-tok… niatnya bongkar A ternyata sebelumnya harus bongkar B dan untuk B bisa dibongkar ada C yang harus dibenahi. Iyaaaa teruuuus aja sampai kecapekan. Untungnya hari ini tidak begitu. Kami membagi proses jadi 2 set. Set pertama di pagi hari dan set kedua di malam hari.
Pagi hari “bongkar” dan buang-buang. Malam hari mulai merapikan. Di malam hari Tata masih ikut beres-beres. Kali ini dia membantu mengkategorikan mainannya. Balok dengan balok, mobil dengan mobil dan seterusnya. Lumayan juga ternyata. Tata semangat karena tahu bahwa semua orang sedang “bekerja keras” untuk membuatkannya ruang kerja.
Melibatkan anak dalam proses seperti ini tak hanya menyenangkan, tapi juga membuatnya menghargai proses. Bahwa untuk mencapai sebuah keinginannya dia harus bekerja keras & bersungguh-sungguh.
4 thoughts on “TM #07 – (calon) Kamar Tata”
segera menyusul …..(harap-harap cemas dikit nih, kalo liat mainan mana yg kudu dibuang)
Betul sekali mbak Devi. Makanya kemarin tekniknya adalah, memisahkan sesuai kategori, terus hanya membuang yang benar-benar rusak/patah. Ternyata itu saja dapet satu kardus.. hehe 😉