Salah satu peluang besar dalam homeschooling adalah melakukan proses belajar dengan passion karena didorong oleh motif internal. Belajar sesuatu karena suka. Melakukan sesuatu karena ingin.
Passion adalah modal besar untuk kebahagiaan dan kualitas belajar. Tapi jika tidak dibangun dengan bijak, dia bisa bergeser menjadi kemanjaan: anak hanya mau melakukan yang dia suka, anak menjadi moody, anak berganti-ganti kegiatan sesukanya tanpa komitmen pada kualitas.
Oleh karena itu, passion perlu dilengkapi dengan konsistensi. Anak perlu belajar berkomitmen dan melakukan sesuatu dengan konsisten karena konsistensi merupakan pertanda kekuatan hati. Anak belajar bertanggung jawab pada komitmennya, baik dalam kondisi lapang maupun sempit, baik saat semangat maupun malas.
Passion dan konsistensi adalah paduan sikap yang perlu dipelajari anak-anak (dan tentu saja juga kita para orangtuanya). Itulah diantara nilai-nilai yang berusaha kami jalani dalam homeschooling kami.
***
Oleh karena itu, kami sangat menyukai anak-anak yang mengerjakan sebuah hal dengan semangat (karena dia suka hal yang dikerjakannya) dan pada saat mereka tekun melakukannya.
Salah satu contohnya adalah Kaysan (11 tahun) dalam #proyek365. Proyek Kaysan adalah membuat 1 posting/tulisan setiap hari. Bukan perkara mudah untuk membimbing anak konsisten melakukan kegiatan yang sama sepanjang tahun. Pasti ada masa semangat, masa malas, masa plateau.
Di rumah, kami pun berusaha membangun konsistensi pada anak-anak. Mereka kami minta untuk melakukan blogging minimal seminggu sekali, selalu mendokumentasikan karya, tetap melakukan kegiatan/kursus yang mereka inginkan walaupun sedang malas, dan seterusnya.
Intinya, kami berusaha mengajari mereka untuk konsisten. Ini adalah bagian dari latihan menguatkan mental dan hati, latihan berkeras pada diri sendiri.
Dan kami tahu bahwa proses belajar konsistensi bukan sebuah hal yang mudah. Kita yang sudah tua dan dewasa saja sering tidak konsisten dan mudah bosan. Apalagi anak-anak.
***
Tahun 2015 ini, kami mencoba untuk melatiha konsistensi itu. Bukan hanya pada Yudhis yang sudah memulainya di Dunia Yudhis. Aku pun berusaha untuk melakukannya juga.
3 thoughts on “#Proyek365: konsistensi adalah pelengkap passion (2/365)”
Tersenggol nih, ngerasa bgt….kadang menggebu…kadang dateng malezzz banget…
Malah anak2 lebih konsisten….ngga bosen2nya main game…hehehe….
Makasih mas Aar, dah ngingetin….
Ehm… bukan bermaksud menyenggol lho ya mbak Neneng, hehehe 🙂