Salah satu hal yang sedang aku pelajari saat ini adalah selalu penuh dalam setiap momen. Belajar menikmati setiap momen dan menaruh hati dan pikiran dalam setiap momen tersebut. Kalau biasanya aku suka loncat-loncat, multitasking, lagi ngerjain satu hal tapi pikiran ke hal yang lain.. maka sekarang aku benar-benar sedang berusaha mengerjakan satu hal dalam satu waktu dan mencurahkan pikiran hati rasa dan perhatian untuk hal tersebut.
Hasilnya.. seperti tangan midas.. semua yang disentuh jadi emas. Rasanya setiap hal memang berefek ganda. Dan aku sendiri terkejut-kejut dengan hasilnya. Ada Yudhis yang semakin mandiri, bahkan untuk mengisi jurnal homeschoolingnya dia memilih dan mengisinya sendiri. Padahal aku hanya menemaninya beberapa kali. Begitupula Tata, sekarang dia juga ikut-ikutan minta jurnal sendiri. Dia bahkan membuktikan bisa tahan menulis posting cukup lama dan menguploadnya sendiri. Hal ini pun berlaku untuk Duta yang sedang masa-masanya eksplorasi.
Cuman… ini semua belum menjadi diri. Masih proses, aku masih terus berusaha membawa ini ke alam sadar. Jadinya agak-agak melelahkan, dan rasanya seperti nggak punya waktu untuk diri sendiri karena semuanya habis terserap untuk anak-anak, pekerjaan dan urusan rumah. Ternyata, mencari keseimbangan antara target dan pemenuhan momen itu nggak mudah. 24 jam sehari rasanya never enough… Memang masih harus banyak belajar, belajar memberikan sepenuh hati untuk setiap detik perjalanan hidup.
7 thoughts on “Sepenuh Hati”
Mbak Lala n Mas Aar…
jadi tersadar dengan tulisan ini…pantes aja kusering merasa kelelahan…
tapi jadi ada semangat baru mbak…(wedew, bener2 selalu inspiratif)
harus terus mencoba…semangat…
baru kemaren ga sengaja melihat-lihat buku Rahma, tyt…Rahma sudah punya satu buku khusus yang isinya adalah resensi buku-buku yang pernah dibacanya mbak…
terharu banget aku mbak, rupanya dia mencoba membuat sendiri dan mulai terbiasa membuat sebuah resensi, tentu saja aku seneng ga nyangka…
namun sekaligus sedikit sedih, kenapa aku baru tahu sekarang???(kemana aja aku ya…hiks). Padahal resensi yang dibuatnya sudah banyak….
Trimakasih ya mbak/mas….
MBAK IJIN NGELINK ARTIKEL INI YA….
Tentu saja mbak. Monggo silakan dikutip kalau dirasa bermanfaat. Saya juga membaca posting mbak Devi… ^_^
mba lala dan mas aar
kalian memberikan motivasi bagi kami. Kebetulan kami pun memilih homeschooling.
Melalukan segala sesuatu dengan hati ternyata memberikan hasil yang berbeda ya… 🙂
Mbak Devi, kita sama-sama belajar ya.. Belajar menghargai anak, menghargai perspektifnya, menghargai keinginannya, menghargai minatnya, menghargai kebutuhannya, menghargai kekhawatirannya, menghargai apapun buah dari rasa hatinya.
Teorinya mudah… prakteknya uituu lhoo.. ^_^
Salam kenal mbak Mira (eh.. nama kita sama lho.. ^_^)
Iya mbak, saya sedang belajar untuk menikmati setiap momen. Seperti quote dari film Kungfu Panda: “Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the present”