Dalam menggunakan alat belajar, kami cukup sering berganti-ganti. Mengapa? Untuk menghindari kebosanan anak. Atau, mencari jalan memutar agar terhindari dari kondisi “stuck” (macet).
Kondisi ini sempat menimpa Duta dalam proses belajar matematikanya di IXL Math. IXL Math merupakan alat utama yang kami gunakan bagi Duta untuk belajar matematika, selain melalui kegiatan keseharian.
Duta sudah menyelesaikan matematika kelas 1 dan sebagian besar kelas 2. Tapi menurut analisisku, dia belum siap maju ke materi yang lebih sulit lagi. Untuk mengulang materi yang sudah dipelajari, Duta tidak mau karena merasa biasa. Untuk maju, dia belum bisa. Jadilah posisinya “stuck”.
Dalam posisi stuck, kami membebaskan Duta dari kegiatan belajar matematika. Ini berlangsung beberapa minggu.
Kami kemudian mencari alternatif untuk memperkuat “otot” logika dan matematika Duta. Kami kemudian mencoba menggunakan Khan Academy. Aku melakukan registrasi dan kemudian setahp demi setahap menemani Duta menyelesaikan soal “Early Math”. Aku menjadi translator untuk soal cerita dan membantu abstraksi untuk mengaitkan soal dengan pemahamannya.
Ternyata, Duta bisa melakukannya. Dalam waktu kurang dari sebulan, Duta berhasil menyelesaikan Early Math.
***
Lesson Learned
Yang aku pelajari dari proses ini, antara lain:
a. Kebosanan itu natural
Kadang-kadang anak bosan belajar sebuah hal secara terus-menerus. Itu adalah hal yang wajar. Kami biasanya menjedanya atau meliburkan kalau melihat tanda-tanda bosan. Tapi libur itu biasanya dengan sebuah syarat, yaitu: kapan-kapan kita coba lagi ya? Jadi liburnya sementara, bukan seterusnya.
b. Belajar sesuai usia dan kesiapan
Walaupun Duta relatif kuat di sisi logika, tapi aku tidak membebaninya untuk melompat. Dia belajar dengan tahapan seperti naik tangga. Saat belajar matematika di IXL Math, aku membantunya memilih tema-tema belajar yang sesuai kemampuannya, dengan urutan yang meningkat.
c. Menghindari stuck
Kalau aku lihat dia sudah siap naik tangga berikutnya, aku paparkan dengan tangga berikutnya. Tapi kalau lompatannya terlalu jauh dan dia belum siap, aku menundanya. Kesiapan itu biasanya berkembang sesuai pertambahan usia dan semakin banyak ekspose/pengalamannya di wilayah lain (di luar matematika).
d. Mencari alternatif
Jika proses belajar di sebuah alat sudah stuck, maka kita harus mencari alat belajar lain. Itulah yag aku lakukan dengan Khan Academy yang aku jadikan sebagai alternatif untuk Duta.
Setelah Khan Academy lalu apa? Mungkin sekarang Duta lebih siap dengan IXL Math. Jadi kami akan kembali belajar matematika menggunakan IXL Math.
2 thoughts on “Duta Menyelesaikan Early Math di Khan Academy”
Assalamualaikum selamat pak Aar, … saya mau pesan buku karya bapak . bagaimana caranya?
Wa’alaikum salam,
Untuk pemesanan buku “Apa itu Homeschooling”, silakan menghubungi mbak Nur Jannah: 081802609978