Meninggalnya ibu Ainun Habibie membuka sebuah dimensi baru wajah kemanusiaan BJ Habibie, presiden k-3 negeri ini. Beliau kini bukan terkenal karena mantan presiden RI, seorang ilmuwan jenius, ahli pesawat terbang, dan lainnya. Tetapi, beliau kini menjadi sebuah ikon baru yang melampaui kehebatan segala atribut-atribut sosial yang pernah disandangnya. BJ Habibie telah menjadi ikon seorang suami yang begitu mencintai dan setia kepada isterinya.
Pada semasa hidup bu Ainun hingga akhir hayatnya, pak Habibie begitu sering menyebutkan nama bu Ainun di publik di dalam pertimbangan keputusan hidupnya. Kesetiaan beliau mendampingi bu Ainun saat sakit dalam jangka waktu yang sangat panjang memang sangat inspiratif. Dan ketika bu Ainun meninggal, kita juga membaca dan melihat sosok Habibie yang begitu terpukul kehilangan isterinya.
Apalagi ketika muncul puisi dari pak Habibie kepada ibu Ainun. Kita semua terharu dan terhanyut oleh rasa cinta itu. Kendatipun puisi itu kemudian dinyatakan secara resmi bukan karya BJ Habibie, empati dan simpati itu sudah terlanjur tertanam dalam hati kita. Kata-kata dalam puisi itu justru menjadi narasi yang kuat dan seolah mewakili wajah kepedihan BJ Habibie yang tak terungkapkan dengan kata-kata.
Dan kalau kita ingat kata-kata terakhir yang diucapkan pak Habibie di depan jenazah bu Ainun, bulu kuduk kita akan berdiridan dada kita terasa sesak oleh haru: ““Saya dilahirkan untuk ibu Ainun, dan ibu Ainun dilahirkan untuk saya. Ainun, saya sangat mencintaimu. Tapi Allah lebih mencitaimu. Sehingga saya merelakan kamu pergi.”
Maka, wajarlah seminggu setelah meninggalnya ibu Ainun, kisah cinta pak Habibie dan ibu Ainun ini masih terus berlanjut. DetikCom hari ini (29/5) memberitakan bahwa kata “Habibie” kembali menjadi trending topic di Twitter dan para remaja menyatakan harapannya untuk mendapatkan suami yang setia seperti pak Habibie.
**
Kesetiaan memang barang yang langka, walaupun kita memujanya. Itulah sebabnya kita tergetar saat melihat wajah cinta dan kesetiaan sebagaimana yang ditunjukkan pak Habibie kepada bu Ainun. Bukan hanya setia secara pasif dalam arti tak melakukan perselingkuhan, tetapi cinta mendalam kepada isteri yang getarnya terasa tanpa harus terucapkan.
Terima kasih pak Habibie telah memberikan inspirasi ini. Saya mungkin tak begitu mengenal prestasi beliau sebagai pencipta pesawat yang hebat. Saya mungkin juga tak ingat apa saja yang sudah beliau lakukan selama menjadi presiden. Yang pasti, saya akan terus teringat dan mengenang peran beliau sebagai suami teladan yang penuh cinta dan setia. Inspirasi ini sangat personal dan mengilhami.
Sebagai seorang suami, saya ingin seperti pak Habibie kepada bu Ainun. Semoga saya bisa meneladani beliau dalam memperlakukan Lala (isteriku) dengan penuh cinta, hormat, dan setia. Amin.
5 thoughts on “Inspirasi BJ Habibie sebagai suami”
nangis…hehe cengeng ya saya…
Amin..Amin, selamat ya mbak lala, niat tulus mas Aar semoga diijabah…:)
i14
Semoga… Mas Aar ….kita belajar … tokoh yang satu ini Pinter dan cinta sepanjang hayat…..
Aamiin.
terharu….T,T….kisah cinta habibie-ainun lebih menarik daripada romeo-juliet dan sebangsanya ya,pak aar 🙂 salam.
Tokohnya dekat dengan kehidupan kita, jadi lebih merasuk di hati mbak 🙂