Senin, 16 Juli 2018. Pukul 08.00. KM Sabuk Nusantara mulai mengangkat sauh, meninggalkan Pelabuhan Sunda Kelapa, mengarungi Laut Jawa, menuju Kepulauan Seribu.
Hari ini adalah hari pertama anak-anak mulai masuk sekolah. Tapi, 18 remaja homeschooling yang berada di dalam kapal Sabuk Nusantara tersebut melakukan proses belajar yang berbeda.
Homeschooling bukan Hanya di Rumah
Menjadi homeschooling bukan berarti belajar hanya di rumah. Mereka tak pergi ke sebuah bangunan yang biasa kita kenal dengan sebutan sekolah. Mereka belajar di manapun bumi terhampar dan langit membentang.
Proses belajar dalam homeschooling juga bisa dilakukan melalui perjalanan dan eksplorasi alam seperti yang dilakukan oleh anak-anak remaja homeschooling yang sering berkegiatan bersama di Klub OASE ini.
Hari ini, mereka memulai proses belajar dengan melakukan perjalanan yang diberi nama OASEksplorasi 2018.
Petualangan Belajar melalui OASEksplorasi 2018
OASEksplorasi 2018 merupakan kegiatan pramuka penggalang Klub OASE yang diselenggarakan dalam term ini. Selama 5 hari, mereka akan berpetualang di 4 pulau untuk melakukan kegiatan pengamatan alam, pengenalan ekosistem, susur pantai, bersih pantai, serta eksplorasi pantai.
Hasil ekspedisi yang dilakukan tanpa gawai ini rencananya dituliskan dalam bentuk jurnal dan akan disusun menjadi buku dokumentasi.
Sebelum melakukan perjalanan ini, para remaja sudah melakukan aneka kegiatan selama kurang lebih 4 bulan. Mereka belajar berkomitmen untuk menyelesaikan aneka tugas mingguan yang diberikan.
Belajar Zero Waste & Peduli
Petualangan belajar OASEksplorasi 2018 menjelajahi 4 pulau memang kegiatan yang menyenangkan buat anak-anak. Tapi kegiatan ini bukan sekedar jalan-jalan dan foto-foto cantik.
Ada sejumlah kegiatan pra-eksplorasi yang harus mereka lakukan seperti membuat jurnal, latihan fisik, memasak, dan lain-lain. Tak mau atau tak berhasil membuat komitmen, berarti tak bisa ikut.
Kami beruntung karena ada kak Shanty Syahril yang bersedia merancang OASEksplorasi 2018, lengkap dengan kegiatan sarat nilai-nilai yang ingin kami kembangkan bersama.
Belajar Zero Waste
Sebagai bagian proses membangun kesadaran ekologis, anak-anak (dan kami semua) sedang belajar praktek mengurangi sampah, termasuk zero waste dalam perjalanan. Sebelum berangkat, anak-anak belajar membuat checklist barang, melakukan packing, serta memastikan tak membuat sampah dalam kegiatan.
Itu berarti, harus ada botol minum sebagai pengganti minuman kemasan, kotak makan untuk wadah bekal dan tempat makan, tas kain pengganti plastik, kain pengganti tisu basah, serta memastikan pilihan makanan yang sesuai panduan. Tak ada snack kemasan, air kemasan, dan benda lain yang bisa menjadi sampah non-organik.
Perjalanan Tanpa Gawai
Sebagai upaya membangun kesadaran pada sekitar, anak-anak tak diperbolehkan membawa handphone dan peralatan elektronik. Mereka puasa gawai selama 5 hari. Orangtua hanya bisa menghubungi melalui mentor pada waktu yang ditentukan dengan waktu percakapan sekitar 3 menit.
Interaksi dengan Sekitar
Sejak di kapal, anak-anak sudah mendapatkan tugas untuk berkenalan dengan penumpang dan melakukan wawancara. Saat berada di pulau, mereka mendapat tugas untuk berkenalan dan mewawancarai 2 orang di Pulau Untung Jawa dan 1 orang di Pulau Pramuka.
Pengamatan dan Journaling
Sepanjang proses eksplorasi 5 hari ini, anak-anak belajar melakukan aneka pengamatan dan melakukan wawancara. Hasilnya dicatat dalam jurnal. Setiap malam dilakukan refleksi dan proses membuat jurnal dengan tulisan tangan.
**
Bahagia melihat anak-anak belajar hal-hal yang sulit tanpa merasa belajar. Bahagia melihat kemampuan adaptasi dan kepedulian mereka semakin bertumbuh. Dan tentu saja, bahagia memiliki teman seperjalanan, para orangtua, yang bahu-membahu untuk mendidik bersama.
Seperti kata pepatah Afrika,”It takes a village to raise a child.”
Kegiatan OASE Eksplorasi 2018 selengkapnya bisa dibaca di sini:
http://tamanbacagarasi.weebly.com/eksplorasi-2018/h-4-berangkat-eksplorasi-4-pulau