Tak ada pesta yang tak usai. Demikian pula perjalanan wisata belajar yang kami lakukan selama 8 hari ini. Merefleksikan semua yang sudah terjadi, kami betul-betul bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas berkah limpahan karunia-Nya yang membuat perjalanan ini berjalan mulus dan penuh cinta.
Proses perjalanan wisata belajar ini sendiri berjalan “secara ajaib”. Berawal dari perkenalan dan interaksi online, terjalin persahabatan yang dibangun oleh kesamaan “rasa” dan kenyamanan saat berinteraksi di Internet. Sekali lagi, kami merasakan berkah Internet yang bukan hanya sekedar menjadi ajang untuk eksis, tetapi menjadi pembuka “pintu Doraemon” untuk melakukan berbagai hal nyata.
Perjalanan wisata belajar ini berlangsung relatif mulus dan penuh cinta. Ada cinta Wiwiet dan bunda Siti Jauhar yang penuh semangat walaupun terpaksa harus pulang lebih awal. Ada keluarga Mella & Faizal yang menjadi pasangan kompak dan bahu-membahu menyelesaikan setiap masalah di sepanjang perjalanan. Ada Dinar, ibu hamil 8 bulan yang tegar dan penuh semangat hingga akhir perjalanan. Juga ada Gita Lovusa yang menyusul berangkat dari Yogya bersama Cha yang memeriahkan suasana.
Dalam perjalanan ini, anak-anak juga baik sekali. Mereka bertahan dalam perjalanan panjang yang relatif berat. Hampir setiap hari kami berpindah tempat tidur. Sepanjang hari kegiatan padat dan berganti kendaraan dari satu tempat ke tempat lain. Sesekali bertengkar diantara mereka adalah hal biasa, karena tak lama kemudian mereka kembali berbaikan.
Kami juga menerima sambutan penuh cinta dari dari mbak Septi dan keluarga yang luar biasa. Ada Eyang Salim yang menyambut dengan hangat dan membuka lebar-lebar pintu rumahnya untuk kami. Ada mas Yuli, Fena, dan tim Lebah Putih yang dengan sabar mendampingi kami. Sungguh ucapan terima kasih kami haturkan untuk mereka dengan sepenuh hati.
Di Salatiga, kami pun ingin berterima kasih untuk cinta mbak Widya Nugvitri yang tiba-tiba harus kerepotan karena rumahnya dipenuhi oleh rombongan Klub Oase dengan semua kehebohannya. Terima kasih juga untuk mbak Lea Kesuma yang menyempatkan diri memandu dan memasakkan spaghetti diantara kesibukannya. Terima kasih juga untuk Keluarga bu Iping yang melapangkan banyak urusan serta merelakan kamar-kamarnya dipenuhi oleh rombongan dari Jakarta yang baru dikenalnya.
Di Yogya, kami ingin berterima kasih atas cinta mas Seno dan mbak Dian yang memandu perjalanan dari Salatiga serta mengatur akomodasi kami selama di Yogya. Terima kasih juga kami sampaikan untuk mbak Ully Pitaloka yang telah menyediakan tempat menginap di Griya Aissa yang sangat nyaman, bahkan mengantarkan kami ke stasiun Tugu bersama mas Ical, suaminya.
Sebuah kebahagiaan dan kehormatan bagi kami memiliki teman-teman dan sahabat yang luar biasa ini. Sebuah karunia dari Tuhan yang patut kami syukuri bisa berkenalan dengan mereka. Semoga perjalanan ini menjadi awal untuk persahabatan yang lebih baik, yang bisa lebih memberikan manfaat bagi sesama.
***
Yogyakarta, Stasiun Tugu, 23/02/2012, pukul 08.00, kereta Fajar Utama meluncur menuju Jakarta. Pukul 16.30, kereta tiba di stasiun Jatinegara.
Terima kasih Tuhan untuk perjalanan dan pengalaman hidup yang luar biasa ini. Terima kasih semuanya.
Semoga kegiatan ini bisa menjadi berkah dan benih yang baik bagi siapapun yang terlibat di dalamnya. Semoga kita dimampukan dan dilayakkan Tuhan untuk menjadi saluran berkah-Nya untuk kebaikan masyarakat dan semesta. Amin.
(Selesai)
1 thought on “Wisata Belajar (10): Perjalanan Cinta”
Tak terasa air mata ini menetes membaca kalimat demi kalimat tulisan Mbak Lala, terbayang perjalanan anak2 walaupun cape tapi terus gembira, karena perjalanan penuh cinta sesama dan cinta Allah, Allah menjanjikan keberkahan rezeki dan ilmu, kalau dengan niat ilmu yang kita cari demi kebaikan bersama, doa Bunda Siti Jauhar Amal terus buat Clib Oase berangkat hingga kembali kerumah, tuntutlah ilmu smpai ke negeri cina, salam cinta dan sayang untuk semua anggota Club Oase