Gegara melihat Growbox dan membelinya, aku jadi suka dengan produk untuk proses belajar anak-anak ini. Kegiatan belajarnya sederhana, materinya siap pakai dan desainnya cakep. Cocok untuk proses belajar pemula yang menekankan pada pengalaman yang menyenangkan.
Apa sih Growbox?
Growbox adalah kotak yang berisi bibit jamur tiram. Istilah kerennya edible growing mushroom kit. Jamur di Growbox dirancang untuk memberikan pengalaman pada anak-anak memiliki kebun jamur tiram sendiri. Dalam waktu 2-4 minggu jamur akan tumbuh, dan bisa dipanen untuk dikonsumsi. 1 box bisa dipakai 4 bulan dan sekitar 3-4x panen.
Growbox ini terutama ditujukan untuk anak-anak. Selain menjual Growbox, tim anak-anak muda ini melengkapi growbox dengan modul edukasi yang bisa digunakan oleh sekolah-sekolah.
O ya, jamur yang dipilih untuk Growbox ini adalah jamur tiram. Mengapa?
Karena jamur tiram merupakan jamur yang cukup kuat yang bisa tumbuh di berbagai ekosistem. Selain itu, cara pembudidayaannya lebih mudah dengan waktu tumbuh yang tidak terlalu lama.
Menurut tim Growbox, jamur tiram merupakan salah satu sumber protein masa depan karena semuanya tersedia secara lokal, tak seperti tempe yang harus mengimpor kedele sebagai bahan bakunya.
Bagaimana cara memelihara jamur di Growbox? Apa yang harus diperhatikan agar berhasil?
Dari pengalaman menanam Growbox, prosesnya sederhana. Setelah segel dibuka dan media tanam disayat, kita tinggal menyemprot Growbox dengan air biasa 2-3x sehari. Jumlahnya tidak perlu terlalu banyak air, yang penting cukup lembap saja.
Growbox disimpan di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung karena jika terkena sinar matahari langsung, media tanam Growbox akan kering. Kami menyimpannya di kamar. Dalam waktu kurang lebih sebulan, jamurnya mulai bertumbuh dan 3 hari kemudian siap dipanen.
Sejarah Growbox
Menarik melihat Growbox, menarik pula proses yang ada di belakang lahirnya Growbox. Menurut cerita para pendirinya, ide Growbox berawal ketika mereka melakukan perjalanan Solo-Yogyakarta. Mereka berhenti di sebuah restaurant yang menyajikan berbagai olahan jamur dengan ornamen media tanam jamur di dalamnya. Lalu mereka berfikir, “bisa nggak ya kita numbuhin jamur sendiri di kota?”
Anak-anak Bandung ini kemudian melakukan riset dan membuat prototype produk berdasarkan interaksi mereka dengan sentra industri jamur tiram di daerah Cisarua Lembang.Dan tanpa disangka, Growbox menjadi salah satu pemenang lomba entrepreneurship dan diberi modal sebesar 10jt.
Ada 4 orang pendiri Growbox, yaitu Ronaldiaz Hartantyo (Arsitektur ITB 2007), Robbi Zidna Ilman (Arsitektur ITB), Adi Reza Nugroho (Arsitektur ITB), dan Annisa Wibi Ismarlanti (IESP Unpad). Merekalah yang berada di balik layar dan sekaligus menjalankan pengembangan Growbox.
Senang melihat inisiatif anak-anak muda yang mengembangkan Growbox dengan slogan “grow your own food” ini. Saat ini varian Growbox adalah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), Jamur Tiram Kuning (Pleurotus citrinopileatus), dan Growbox Jamur Tiram Pink (Pleurotus djamor).
Growbox bisa diperoleh di beberapa outlet di Bandung dan Jakarta. Growbox juga bisa dipesan melalui online melalui:
Email to halogrowbox@gmail.com
Fb Page message facebook.com/growboxbdg
SMS 0856 234 9262
***
Senang melihat generasi muda yang menekuni dunia entrepeneurship dan melakukan inovasi.
3 thoughts on “Growbox, media belajar bertanam jamur”
Maaf mau tanya, saya pernah pesan buku Homeschooling, tapi sampai sekarang belum ada info lagi. Itu gimana kabarnya, ya? ^^ Terimakasih.
Saya ingin belajar dan mengajarkan kepada anak tentang bertanam jamur dengan Growbox.
Senang sekali kalau kami berkesempatan memiliki ini.
saya mau dong saya dari Kota Bima daerah yg paling timur dari Prop. NTB