fbpx

Tukang Becak Jago Facebook-an

Namanya Blasius Haryadi atau biasa dikenal dengan Harry van Yogya. Sesuai namanya, tinggalnya di Yogya. Profesinya adalah tukang becak. Tapi dia bukan sebarang tukang becak.

Mas Harry adalah seorang tukang becak langka, yang berhasil memanfaatkan teknologi Internet dan media sosial media untuk mengembangkan profesinya sebagai seorang tukang becak di jalan Prawirotaman. Tukang becak jago sosial media? Keren kan?


Bagaimana awalnya

Perkenalan dengan Internet itu dimulai sekitar tahun 2006, saat mas Harry, yang pernah kuliah hingga semester lima itu mangkal bersama becaknya di jalan Prawirotaman, dekat Malioboro. Di wilayah turisme itu, mas Harry banyak menjalin komunikasi dengan para wisatawan asing yang memanfaatkan becaknya. Salah satunya adalah seorang turis Amerika yg mengajarinya membuat dan menggunakan email.

Gara-gara punya email, jadilah mas Harry sering ke warnet untuk mencek email. Tapi krn temannya hanya turis asing itu, dia jarang menerima email. Berbekal rasa sungkan yg membawa berkah, mas Harry tak langsung meninggalkan warnet setelah ngecek emailnya, tetapi mencoba browsing klik sana-sini; mulai mengikuti chatting di mIRC dan Yahoo Messenger, dan kemudian mulai berkenalan dengan media sosial seperti Friendster, Tagged, Flixster, Hi5, Facebook & Twitter.

Apa yang dilakukan

Dari pertemanannya yang semakin banyak di Internet, mas Harry mulai ingin memanfaatkannya untuk mendapatkan tambahan uang. Caranya cantik dan elegan. Mas Harry bercerita tentang tempat wisata di Yogya yg sangat diketahuinya. Dia sering bercerita tentang wisata budaya, wisata sejarah, wisata belanja, wisata kuliner yang ada di Yogyakarta.

Dia menawarkan jasa transportasi becak kepada teman-temannya di Internet, yang kebetulan mau pergi ke Yogyakarta. Tentu saja tawaran itu mengejutkan teman-temannya. Dari yang tidak percaya dan akhirnya percaya, proses itu menumbuhkan spiral positif yang besar. Teman-temannya yang pergi ke Yogya menggunakan jasanya dan jumlahnya semakin banyak dari waktu ke waktu.

Etika Pertemanan

Akses Internet yang luas memberikan kebebesan berekspresi yang besar. Jaringan pertemanan yang banyak memancing peluang untuk berjualan.

Menurut mas Harry, “Menawarkan produk baik barang maupun jasa jangan terlalu menggebu-gebu. Hal ini justru akan membuat orang lain tidak tertarik dan merasa terganggu.” Ketergangguan itu bisa berakhir merugikan, seperti di block atau dihapus dari pertemanan.

Satu lagi tips dari mas Harry. “Untuk menjaga agar dalam menawarkan barang dan jasa tidak menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain perlu dijaga ritme dalam menulis status di fecabook, yaitu tidak melulu hanya menulis status penawaran barang ataupun jasa. Akan tetapi kadang menulis status yang serius tentang berbagai peristiwa yang sedang terjadi di pemerintahan maupun masyarakat, menulis status “guyonan” atau yang sifatnya bercanda, dan lain sebagainya.”

Selain itu, “Seni dalam berkomunikasi dan membangun relasi dalam sosial media adalah dengan percakapan ataupun obrolan, bukan hanya menulis status-status ataupun menawarkan sebuah produk baik barang maupun jasa.”

Menarik, kan?

Mengenai kebebasan dan kesempatan berekspresi di Internet, inilah pandangan mas Harry:

“Dunia maya maupun nyata sebenarnya tidak jauh berbeda, sama-sama sebuah media. Dan asal kita bisa menggunakan media ini secara baik,menjaga etika dan kesopanan, bertanggung jawab, tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain tentunya akan membawa banyak manfaat yang positif dan baik juga.”

Twitter: @harryvanyogya
Facebook: http://facebook.com/profile.php?id=848694905

***

Baca juga: Tips Kebebasan Berekspresi di Internet

Kisah mas Harry dan kisah-kisah inspiratif mengenai sosial media dapat dibaca di ebook “Linimas(s)a yang diterbitkan oleh Internet Sehat. Sila unduh buku “Pedoman Berekspresi di Internet

3 thoughts on “Tukang Becak Jago Facebook-an”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.