Salah satu tantangan yang kami hadapi dalam proses keseharian Duta adalah berkaitan dengan penggunaan gadget (iPad). Duta menggunakan iPad untuk menonton video-video kesukaannya seperti Thomas, Chuggington, Tayo, dll.
Pada satu sisi, iPad sangat membantu kami untuk mengisi waktu dan kegiatan Duta sehari-hari. Di tengah kesibukan pekerjaan yang kami jalani sehari-hari, keberadaan iPad sangat memudahkan karena Duta bisa tenang dan bermain sendiri tanpa memerlukan keterlibatan kami.
Manfaat yang langsung terasa, kemampuan bahasa Inggris Duta sangat bagus karena banyak nonton Thomas dan Chuggington di Youtube.
Tapi kami juga tahu, pemakaian gadget yang terlalu banyak tak bagus buat Duta. Apalagi ketika kemudian Duta mulai menyukai video-video Minecraft seperti Yudhis (kakaknya).
iPad untuk Permainan Edukatif
Langkah pertama yang kami lakukan untuk mengatur pola pemakaian iPad Duta adalah menggunakan iPad untuk belajar. Kami membeli game dan aplikasi edukatif di App Store. Kami sering menemani Duta bermain game-game edukatif di iPad.
Tapi kami merasa hal itu belum cukup. Kami kemudian mencoba menarik Duta untuk melihat kegiatan kakak-kakaknya. Duta kemudian mencoba IXL seperti Yudhis dan Tata.
Ada proses yang mengejutkan saat Duta belajar IXL. Duta ternyata sangat suka matematika (IXL)! Duta sangat menikmati IXL dan bangga saat belajar IXL. Setiap kali mendapatkan stiker, dengan bangga dia memanggil kami untuk menunjukkan stikernya. Setiap pagi dia minta IXL.
Kami tak tahu penyebab Duta suka IXL. Mungkin karena dia merasa sudah besar seperti kakak-kakaknya. “Aku mau iPad dulu. Nanti IXL ya?” Begitu kata Duta kalau pagi.
Dari sisi pengurangan kegiatan menonton Youtube, menurut kami proses ini sudah kemajuan. Tapi kami merasa harus melangkah lebih jauh lagi. Kami merasa waktu bermain iPad Duta masih terlalu banyak dan terus berfikir bagaimana cara menguranginya. Bukan hanya mengalihkan kegiatan menjadi pembelajaran, kami ingin mengurangi “screen time” Duta.
Tapi kami bingung, bagaimana caranya?
Kami membayangkan, melepas Duta dari iPad-nya dengan paksa berarti harus meluangkan waktu lebih banyak untuk menemani Duta berkegiatan. Saat ini, alternatif ini tak terlalu bisa dipraktekkan karena kami sedang banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan.
***
Mengurangi Penggunaan iPad
Keadaan ini terus berlangsung sampai sebuah titik ketika kami melihat emosi Duta semakin tidak stabil. Saat tak ada iPad, Duta menjadi lebih mudah marah, merengek, dan berteriak-teriak.
Lalu tibalah momen penting yang berakhir indah bagi kami.
Sekitar dua minggu yang lalu, Duta sangat rewel dan tidak jelas. Segala upaya untuk menenangkan tak berhasil. Kami memarahi dan kemudian memutuskan untuk menghukumnya dengan mencabut haknya memakai iPad.
Kami bawa Duta ke kamar dan kemudian berdialog dengan Duta. Di ujung dialog itu, Lala berkata kepada Duta:
“Karena Duta hari ini nakal, hari ini Duta tak boleh main iPad lagi. Duta besok juga tidak ada iPad. Mengerti?!” kata Lala kepada Duta.
Dengan menangis terisak-isak, Duta mengangguk.
Seingatku waktu kejadian itu adalah hari Rabu. Lala lalu mengambil kalender dan sambil menunjuk kalender berkata.
“Sekarang adalah tanggal 20. Duta baru boleh main iPad lagi hari Sabtu, tanggal 23 dan 24. Oke?!”
Duta sudah mengerti angka sampai 100. Duta mengangguk dan kemudian dia kembali bermain dengan Tata.
***
Keesokan harinya, saat bangun tidur dan usai mandi, Duta sudah bersiap main iPad. Saat akan mengambil iPad, Lala mengingatkan Duta sambil mengambil kalender.
“Duta ingat, hari ini tanggal berapa?,” tanya Lala sambil menunjuk kalender. “Hari ini tanggal 21. Duta belum boleh main iPad. Nanti kalau sudah tanggal 23, Duta boleh main iPad lagi.”
Dengan wajah sedih dan air mata mengembang, Duta menjauh dari iPadnya. Dia kemudian mengambil kereta mainannya dan memainkannya sendiri. Aku hanya memandanginya dengan terharu. Seharian Duta bisa berkegiatan tanpa iPad dan sama sekali tidak rewel.
Keesokan harinya, bangun tidur Duta langsung mengambil kalender dan menunjuk. “Sekarang twenty two, belum twenty three.” Nadanya datar, tanpa rengekan. Begitulah, Duta mematuhi kesepakatan bersama yang kami buat.
Saat hari Sabtu, dengan tidak sabar Duta memainkan iPad dengan penuh semangat. Bahkan, pada hari Senin Duta tak memainkan iPad-nya, padahal kami tak berniat melarangnya. Duta mengambil kalender dan berkata,” Sekarang twenty five. Duta main iPad-nya twenty seven.”
Wah, kami surprise dan terharu. Tiba-tiba Duta sendiri yang mengatur bahwa dia hanya boleh main iPad hari Rabu, Sabtu, dan Minggu. Mungkin dia mengira aturan minggu lalu itu berlangsung seterusnya.
Karena inisiatif itu berasal dari Duta, dengan gembira kami menyambutnya.
“Yes, Duta! Duta sekarang sudah big boy dan pintar!” Kami berdua mengapresiasi Duta dan bergantian memeluknya.
Sejak saat itu, Duta hanya bermain iPad pada hari Rabu, Sabtu, dan Minggu.
***
Sampai hari ini sudah lebih dari 2 minggu proses menyapih Duta dari iPad. Duta tak lepas sama sekali dari iPad, tapi dia mulai bisa mengendalikan diri dan mengurangi waktu pemakaian iPad dari setiap hari selama seminggu menjadi hanya tiga hari seminggu.
Selama dua minggu itu, ada satu atau dua hari yang tiba-tiba Duta pengin sekali main iPad hingga menangis. Merespon rengekan Duta, kami bersikukuh tak memberikannya. Kami memeluknya, menjelaskannya, dan mengajaknya bermain kegiatan yang lain. Cara itu bisa menenangkan Duta dan membantunya melewati hari yang “sulit’.
Terima kasih Tuhan. Engkau memudahkan proses “menyapih” Duta dari iPad-nya.
1 thought on “Menyapih Duta dari iPad”
good job, duta.. 🙂