Belajar Mendengarkan Suara Hati

Sebagai seorang yang sedang berusaha menjalani kehidupan dengan lentur dengan cara menari bersama semesta, kami tak punya Strategic Planning untuk tahun 2016. Alih-alih berangkat dari diri, kami mencoba membaca pertanda semesta yang melintas di hadapan kami sebagai petunjuk untuk menjalani tahun 2016. Kami belajar menyesuaikan diri dengan gerak semesta yang dibentangkan Tuhan di hadapan kami.

Kami mencoba membaca dan mengenali pertanda untuk kehidupan kami.

semesta

Bagaimana mengenali pertanda dan mendengarkan suara hati?

Aku tidak tahu teorinya. Yang aku gunakan dalam kehidupan personalku untuk mengenali pertanda dan mendengarkan suara hati adalah:

  • sebuah hal terbersit di hati & pikiran
  • peristiwa kebetulan
  • peristiwa yang melintas berulang

Pertanda bisa dimulai dari suara hati, bisa juga berawal dari peristiwa kebetulan, atau dari hal-hal berulang yang terjadi tanpa rencana. Diantara hal-hal tersebut saling meneguhkan dan menyampaikan pesan.

“Satu kali peristiwa adalah kebetulan. Dua kali adalah keberuntungan. Tiga kali adalah pertanda yang akan berulang.”

Bagaimana kalau salah?

Ya tidak apa-apa. Memilih jalan intuisi bukan perihal benar dan salah. Tantangan pertama adalah melampaui benar dan salah, percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Baik dan percaya bahwa mendengarkan hati adalah jalan terbaik diri kita.

Memilih jalan intuisi berarti menyiapkan diri untuk proses. Hati harus cukup lentur untuk bersikukuh persisten, pada saat bersamaan siap berubah dan berbelok, bahkan berbalik arah.

Yang menarik dari jalan intuisi adalah pengalaman yang dirasakan selama perjalanan. Hasil memang penting, tapi proses dan perjalanan tak kalah pentingnya untuk dinikmati. Menikmati proses pasang naik, surut, gembira, sedih, adalah seperti menikmati ombak di laut yang tak pernah berhenti.

Keberanian berteman dengan ketidakpastian adalah bagian yang inheren dengan intuisi. Memang perlu keberanian alias kenekadan. Hasilnya adalah kepuasan dan kebahagiaan yang lebih mendalam.

Apa Pertanda untuk Kami?

Ada beberapa pertanda dalam kehidupan kami di awal 2016. Diantaranya adalah mengenai pesan untuk lebih banyak belajar dan memberi.

Proses ini diawali dengan keinginan untuk belajar berenang dan berdamai dengan ketakutan pada air. Ketika proses ini dijalani (yang saat ini memasuki bulan ke-3), banyak momentum yang kami dapatkan. Hati yang lebih relaks dan santai. Tentu saja kesehatan yang membaik. Apalagi, kegiatan ini kami padu dengan bangun pagi lebih awal dan jalan pagi.

Sedikit demi sedikit, spiral positif mulai terbangun. Dan seperti hukum semesta yang berjalan, ketika satu pintu hati kita buka, maka pintu itu akan membukakan kita dengan pintu-pintu lainnya.

Belajar apa yang akan aku lakukan tahun ini? Yang sudah pasti adalah belajar berenang. Selain itu, aku ingin belajar bahasa Inggris dan menulis. Di luar itu ada banyak hal samar yang rasanya perlu dan akan aku pelajari tahun ini.

Dengan bentuk-bentuk belajar yang aku sebutkan tadi, intinya sebenarnya bukan keterampilan. Inti pertanda pada 2016 buatku adalah belajar mengkonfrontasi diri, keegoan, menjelajahi diri, keluar dari zona nyaman, meredakan berhala-berhala pribadi, menjadi diri yang semakin usai.

1 thought on “Belajar Mendengarkan Suara Hati”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.