Banyak alasan sebuah keluarga menjalani homeschooling. Ada yang karena berasal dari orangtua, bisa juga berasal dari anak.
Ada yang karena alasan idealisme, ada yang keterpaksaan kondisi.
Contoh idealisme itu misalnya:
1. Orangtua punya gambaran tentang pendidikan yang baik untuk anak itu seperti apa dan merasa sekolah-sekolah yang ada saat ini tidak bisa memenuhi harapannya.
2. Orangtua merasa ada concern tertentu ttg kondisi lapangan (keamanan, bullying, dll). Walaupun belum ada peristiwa nyata yang dialami anak, orangtua ingin membangun sistem yang lebih kondusif
3. Orangtua merasa anak memiliki kebutuhan yang membuat proses belajar melalui sekolah tidak optimal dan perlu mencari cara lain yang lebih baik. Misalnya, anak menjadi atlet atau seniman yang sangat fokus pada bidang tertentu.
4. Orangtua berpindah-pindah tempat dan sulit menemukan sekolah yang bagus sesuai standarnya di tempat yang baru.
Ada yang karena terpaksa, misalnya:
1. Bullying oleh teman, guru, atau siapapun di sekolah.
2. Anak mogok sekolah
3. Anak tidak cocok dengan sistem sekolah karena berkebutuhan khusus, baik karena terlalu cepat, terlalu lambat, atau berbeda dengan anak lain.
Nah, apa alasan homeschooling di keluarga kami?
Sebagian besar karena idealisme tentang pendidikan yang baik -menurut kami- untuk anak-anak kami. Kami punya gambaran umum, tapi gambaran itu menurut kami susah kami dapatkan melalui sekolah.
Jadilah kami mencari dan menimbang sistem yang berbeda dari sekolah.
Lebih lengkap, ini cerita alasan keluarga kami (keluarga Aar & Lala) memilih dan menjalani homeschooling: