Terima kasih kepada ICT Watch yang telah memilih Rumah Inspirasi sebagai pemenang Platinum Award untuk Internet Sehat Blog Award (ISBA 2010) dengan hadiah Apple iPad 16 GB. Hadiah iPad ini benar-benar puncak dari kejutan beruntun yang kami alami selama beberapa minggu terakhir, sejak Rumah Inspirasi ditetapkan sebagai pemenang Bronze Award untuk minggu ke-4 bulan Desember, yang kemudian disusul keterpilihan sebagai pemenang Silver Award dan Gold Award.
Aku ingin bercerita tentang pengalaman blogging yang sudah kami jalani hampir 5 tahun ini (sejak 2006). Tetapi, sebelumnya aku ingin bercerita dulu tentang hadiahnya yang keren, hehehe..
Perkenalan Pertama dengan iPad
Begitu penetapan pemenang Platinum Award di Manchester United Cafe (10/2/2011), aku langsung mengirim SMS ke Lala. Kata Lala, anak-anak jingkrak-jingkrak kesenangan begitu tahu bahwa aku akan pulang membawa iPad. Mereka masih belum tidur ketika aku sampai rumah sekitar pukul 22.00.
Hadiah iPad langsung dibongkar, disambungkan dengan iTunes, dan diisi dengan sampel aplikasi yang ada. Malam itu, yang kami pilih adalah Draw4Free versi gratis. Begitu tahu ada aplikasi buat “menggambar”, Duta (2,5 tahun) langsung menguasai iPad. Kakak-kakaknya hanya bisa memandangi dengan penuh keinginan untuk ikut mencoba. Sampai larut malam, Duta tak mau berpisah dengan iPad barunya. Dengan uraian air mata dan tangis berderai, dia baru bisa dipisahkan dengan “mainan” barunya.
Kesan pertama kami saat menggunakan iPad adalah “WOW… KEREN..!” (semuanya harus dengan huruf besar). Layarnya sangat tajam, aplikasinya berjalan sangat intuitif dan response time-nya luar biasa. Tak terasa ada jeda (lag) saat mulai menyala atau menjalankan aplikasi. Walaupun sudah punya pengalaman menggunakan iPhone (yang tetap kami kagumi dan nikmati sampai sekarang), pengalaman pertama menggunakan iPad tetap terasa sebagai pengalaman yang “wow”.
Satu hal yang menurut kami kurang adalah aspek kenyamanan saat memegang. Memegang iPad original terasa sangat riskan dan kurang nyaman di tangan. Apalagi, kalau untuk dipegang anak-anak, terasa licin sehingga menimbulkan rasa was-was kalau terjatuh.
Keesokan harinya, kami langsung memutuskan bahwa iPad itu harus “diberi baju”. Jadi, Lala kemudian berburu casing di Mal Ambassador. Begitu mendapat casing, kami baru merasa tenang saat iPad itu dipegang anak-anak.
Aplikasi Edukasi iPad
iPad ini menjadi berkah yang luar biasa yang dikirimkan Tuhan kepada kami dan khususnya buat anak-anak. Kami melihat iPad ini bukan hanya sebagai gadget keren, tetapi juga sebuah alat belajar yang sangat revolusioner. Aku melihat, alat ini memiliki potensi besar untuk menjadi enabler factor revolusi pendidikan/pembelajaran, apalagi buat kami yang menjalani pendidikan berbasis rumah (homeschooling).
Dari yang sederhana saja, kami merasakan kualitas pembelajaran multimedia, stimulus visual dengan kualitas yang luar biasa. Hal itu kami lihat dari pengalaman Yudhis (9), Tata (6), hingga Duta yang baru berusia 2.5 tahun.
Aplikasi pertama yang kami beli untuk iPad adalah SketchBook Pro yang dibuat Autodesk (produsen Autocad & Maya). Aplikasi ini harganya $2.99, jauh di bawah harga software-software Autodesk yang ribuan dollar. Walaupun tak sampai Rp. 30 ribu, tapi aplikasi menggambar ini sangat canggih dan sekaligus intuitif. Yudhis dan Tata langsung bisa memakainya tanpa harus mempelajari tutorialnya. “Lebih canggih dari Photoshop yang kita punya,” kata Yudhis yang biasa menggunakan Photoshop. Mereka langsung bisa berkreasi menuangkan ide membuat bermacam-macam gambar yang mereka inginkan.
Aplikasi iPad kedua yang kami beli adalah Wood Puzzle First Year. Ini adalah aplikasi bermain puzzle untuk Duta. Kami merasakan aplikasi ini sangat “berbahaya”, sebab begitu Duta mencobanya, dia tak pernah mau berhenti memakainya, hehehe.. Aplikasinya betul-betul sangat menyenangkan buat anak-anak seusia Duta. Beragam stimulus (visual, logika, bahasa) dilahap dengan cara asyik melalui satu kegiatan.
Dan ada satu aplikasi gratis (bawaan dari iPad) yang ternyata luar biasa, yaitu Youtube App. Aku tidak tahu bagaimana optimasi yang dijalankan iPad, ternyata mengakses Youtube dari iPad (menggunakan Wifi) lebih lancar daripada yang selama ini kami lakukan melalui laptop. Proses streamingnya mulus, tanpa putus-putus.
Aplikasi Youtube ini membuat Yudhis dan Tata bisa menonton video-video kartun Jepang kesukaan mereka kapan pun diinginkan. Aplikasi ini juga membuat Yudhis bisa menggunakannya untuk belajar tutorial bermain gitar dan tutorial-tutorial lainnya yang ada di Youtube.
Dari pengalaman yang baru sebentar ini, kami melihat sebuah potensi besar kontribusi iPad dalam dunia pendidikan. Mudah-mudahan kehadiran iPad ini bisa meningkatkan kualitas pembelajaran anak-anak.
Aplikasi Produktivitas iPad
Kami belum banyak mengeksplorasi aplikasi produktivitas yang ada di iPad. Tapi, aku sendiri sudah langsung merasakan manfaatnya. Saat mempersiapkan presentasi untuk seminar homeschooling dan mencoba-coba iPad, aku baru menyadari bahwa aku bisa menggunakan iPad ini sebagai pengganti buku tulis yang biasanya aku bawa sebagai alat untuk mencatat. Apalagi, bentuk casing iPad yang dibeli Lala membuatnya bisa berdiri miring dan nyaman untuk mengetik.
Response time untuk menjalankan aplikasi dengan cepat, aplikasi Notes, serta kenyamanan kibor layar sentuh yang dimiliki oleh iPad membuatku membulatkan diri untuk menggunakannya sebagai penganti buku tulis. Jadilah, akhirnya aku menggunakan iPad saat menjadi pembicara seminar homeschooling untuk membuat catatan presentasi pembicara lain serta mencatat pertanyaan-pertanyaan dari peserta seminar. Prosesnya berjalan sempurna dan aku merasa puas.
Sampai saat ini, Lala belum banyak mengeksplorasi iPad karena sebagian besar waktunya digunakan oleh anak-anak. Salah satu yang sudah dicoba Lala adalah aplikasi MusicStudio yang pernah dibelinya untuk iPhone. MusicStudio adalah aplikasi untuk membuat lagu. Ternyata aplikasi ini ada versi iPad. Dan karena kepemilikan software/aplikasi Apple itu melekat pada orang (bukan mesin), maka aplikasi Music Studio itu bisa juga dipakai di iPad. Dengan MusicStudio, Lala bisa membuat lagu kapan pun dia mendapatkan inspirasi lagu. Dan karena ukuran layar iPad lebih besar daripada iPhone, tuts piano yang ada di layar juga lebih besar sehingga lebih nyaman digunakan.
**
Belum sampai satu minggu kami menikmati iPad ini, tapi rasanya sudah banyak sekali manfaat dan kebahagiaan yang kami rasakan dengan kehadirannya.
Terima kasih Tuhan atas berkah karunia ini. Terima kasih kepada Internet Sehat yang telah menjadi sarana untuk mengantarkan iPad ini kepada keluarga kami. Semoga kami dapat menggunakan karunia ini untuk kebajikan, bukan hanya untuk keluarga kami, tetapi juga untuk orang banyak. Amin.
Buat teman-teman yang membaca posting ini, semoga makin bersemangat nge-blog. Siapa tahu suatu saat bisa mendapatkan gadget keren (dan lebih keren) dari kegiatan nge-blog. 🙂
14 thoughts on “Terima kasih hadiah iPad-nya”
kereeeeeen 🙂
selamat ya 🙂
Itulah ‘buah’ yg kalian petik dari menanam pohon pencerahan untuk semua orang 🙂
Selamat!Semakin banyak ‘memberi’ makin banyak ‘mendapat’.
Teruslah bersinar memberi pencerahan untuk kami semua…
selamat 😀
Terima kasih teman-teman,
Mbak Ratna: sepakat mbak, banyak memberi,banyak mendapat. Dan dimulainya dari memberi dulu (dengan ikhlas).. 🙂
wah selamat mas. 🙂
semoga saya juga terinspirasi supaya bisa berkarya menjadi seperti blog ini. 🙂
Terima kasih mas. Semoga mas Andi segera menyusul 🙂
wah, keren..
selamat mas.. atas hadiahnya..
mungkin saya bisa belajar banyak lewat blog ini..
Terima kasih. Mari kita sama-sama belajar krn belajar itu tak pernah ada habisnya.. 🙂
ikut seneng banget nih….
selamat ya…semoga Tuhan memberikan kebahagiaan kepada mas Aar dan keluarga yg tak hentinya berbagi dan memberi pencerahan soal pendidikan anak-anak….
Salam dari kami sekeluarga,
Selamat Pak,Anda memang pantas untuk mendapatkannya.Saya sudah mengikuti blog Bapak ini sejak 3 tahun yang lalu dan selalu saya pakai sebagai referensi untuk membantu anak anak saya belajar.
Semoga keluarga selalu mendapat berkahNya atas kebaikan Bapak membantu kami.
Salam buat semua keluarga Bapak.
#Devi: Amin. Terima kasih mbak Devi. Bagaimana kabarnya? Lama tidak mendengar beritanya.. Salam utk Rafif, Rahma, dan Syafa.. 🙂
#Erwynson: Amin. terima kasih apresiasi dan doanya. Kami bahagia jika memang kehadiran blog ini memberikan manfaat untuk keluarga Anda. Salam utk keluarga.. 🙂