12 Peluang dan Tantangan HS

 

Sebagai pendidikan berbasis keluarga, homeschooling memiliki beberapa kekuatan dan peluang bagi keluarga yang menjalankannya. Diantara peluangnya adalah fleksibilitas.

Peluang Fleksibilitas

Fleksibilitas pertama berkaitan dengan model pendidikan. Homeschooling tidak hanya terpaku pada model sekolah, tapi dapat berkembang lebih luas dan berbeda sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga. Fleksibilitas homeschooling membuatnya dapat menjadi model pendidikan yang terkustomisasi (customized education) dengan rancangan unik untuk setiap keluarga, bahkan setiap anak.

Fleksibilitas kedua berkaitan dengan cara belajar. Homeschooling tak terpancang pada jadwal belajar seperti di sekolah, pukul 7-12 dengan pembagian rigid satu jam pelajaran selama 40 menit. Anak-anak homeschooling bisa mengatur jadwalnya dengan lebih fleksibel. Ada keluarga yang memulai kegiatan belajar lebih pagi, ada yang lebih siang, ada yang sore atau malam hari. Cara belajar anak-anak juga tak harus menggunakan buku pelajaran, tapi bisa menggunakan video, podcast, project, bahkan games.

Fleksibilitas ketiga berkaitan dengan biaya. Karena tak harus membayar biaya gedung dan SPP, keluarga bisa memaksimalkan penggunaan dana pendidikan anak untuk membayar materi belajar dan kegiatan belajar sesuai kebutuhannya. Keluarga juga bisa bersikap fleksibel dalam menentukan jumlah biaya yang dikeluarkan, tergantung kondisi keuangan keluarga.

Tapi semua sistem pasti tak hanya berisi enak-enaknya saja. Selain ada peluang, pasti ada tantangan yang melekat dan menyertai sistem itu.

Peluang Kustomisasi Pendidikan

Karena homeschooling meletakkan sentral proses pada keluarga, setiap keluarga bisa merancang homeschooling sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga.

Saat melakukan kustomisasi pendidikan, orangtua dapat membuat proses pendidikan menjadi sangat personal bagi setiap anak, bukan sebuah proses yang massal dan diseragamkan. Dalam proses kustomisasi ini, antar-anak bahkan bisa memiliki program dan proses pendidikan yang berbeda walaupun masih satu keluarga.

Tantangan Kompleksitas

Dalam homeschooling tantangan terbesarnya adalah kompleksitas. Orangtua tak bisa memasrahkan begitu saja anak kepada orang lain. Kalau ingin homeschooling, orangtua harus mau belajar karena homeschooling bukan sekedar memindahkan sekolah ke rumah.

Cara kerja homeschooling berbeda dengan sekolah. Orangtua harus banyak membaca, membuka pikiran, dan terus bekerja keras untuk membuat homeschooling yang dijalaninya berhasil.

Homeschooling memang bukan sebuah hal yang mudah dijalani. Tapi homeschooling bukan berarti sulit dan tak mungkin. Sudah jutaan keluarga yang menjalani homeschooling. Dan mereka adalah keluarga biasa seperti kami, Anda, dan kita semua.

Tantangan Ketersediaan Waktu

Jika orangtua mendelegasikan proses pendidikan ke sekolah, tugas orangtua adalah mencari sekolah yang memiliki nilai-nilai sesuai. Kemudian, orangtua menyediakan dana yang mencukupi untuk membayar biaya sekolah dengan segala kebutuhan yang menyertainya.

Jika orangtua memilih homeschooling, tantangan yang utama bagi orangtua adalah menyediakan waktu untuk membersamai anak, mulai dalam proses perancangan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Kehadiran orangtua menjadi kunci penting dan sekaligus prasyarat penting dalam homeschooling, terutama untuk anak-anak pra-sekolah dan elementary (SD).

Untuk anak remaja, kebutuhan waktu orangtua dalam proses homeschooling bisa berkurang. Kuncinya adalah kemandirian anak di dalam proses pendidikan dan pembelajarannya.

***

Itu tadi contoh peluang dan tantangan homeschooling. Tentu saja masih banyak lagi hal yang lain.

Ingin tahu yang lain?

Jangan lupa untuk melakukan Pekerjaan Rumah Anda dengan belajar tentang homeschooling melalui buku, artikel, bertemu praktisi, maupun mengikuti webinar homeschooling.

Salam,
Aar+Lala

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.