fbpx

Memulai Petualangan Belajar #0

Kereta api Gajah Wong perlahan meninggalkan stasiun Senen, Jakarta Pusat menuju Yogyakarta. Jam menunjukkan pukul 06.45 dan kereta berangkat tepat waktu.

Selasa, 18 Oktober 2016, adalah awal dari petualangan belajar alias #travelschooling kami bersama anak-anak. Kami sekeluarga berencana melakukan perjalanan selama 10 hari dengan beberapa agenda perjalanan.

Agenda Perjalanan

poster-pendidikan-alternatif

Ada 3 agenda utama dalam perjalanan kami kali ini. Yang pertama adalah mengikuti Pertemuan Nasional Pendidikan Alternatif di Yogyakarta pada 21-23 Oktober 2016. Kebetulan Rumah Inspirasi menjadi bagian dari Jaringan Pendidikan Alternatif yang menginisiasi kegiatan ini. Jadi, aku dan Lala ikut serta menjadi panitia yang menyiapkan Pertemuan Nasional.

Agenda kedua kami adalah kegiatan Ansos (Analisis Sosial) tentang homeschooling di Semarang. Kegiatan ini diinisiasi oleh mbak Ellen Kristi, praktisi homeschooling yanng tinggal di Semarang. Inti kegiatan Ansos tentang homeschooling adalah memetakan masalah-masalah yang ada dalam dunia homeschooling di Indonesia dan menyamakan persepsi bersama para praktisi homeschooling lain untuk mencari solusi-solusinya. Kami menjadi peserta kegiatan Ansos ini. Usai Ansos, kami diminta untuk melakukan sharing pengalaman tentang Komunitas Homeschooling.

Agenda ketiga adalah mengurus ijazah Paket B milik Yudhis. Dia harus tanda tangan dan cap jari untuk ijazahnya.

Pada awalnya hanya ada agenda Pertemuan Nasional Pendidikan Alternatif. Kami merencanakan untuk berangkat berdua (aku & Lala). Tapi karena agenda berkembang, kami kemudian memutuskan untuk melakukan perjalanan lengkap sekeluarga.

Membuka Celengan Jalan-jalan

Pada awalnnya kami agak ragu berangkat lengkap karena membayangkan biaya yang tak sedikit. Belum lagi, sebenarnya acara kami bukanlah jalan senang-senang ke tempat wisata atau ke lokasi yang menjadi tujuan anak-anak. Perjalanan ini sebenarnya lebih sebagai perjalanan kerja, menjadi panitia sekaligus peserta diskusi. Jadi terbayang pasti kondisinya tak terlalu nyaman untuk anak-anak.

Tapi kami kemudian memutuskan untuk berangkat lengkap. Bukan hanya karena waktunnya terlalu lama untuk meninggalkan Duta di rumah (walaupun secara teknis memungkinkan untuk dijalani). Tapi kami melihat perjalanan ini sebagai kesempatan bersama.

Uang bisa dicari lagi. Tapi kesempatan melakukan perjalanan bersama anak-anak adalah hal yang menurut kami sangat berharga. Perjalanan ini kami tekadkan sebagai upaya sadar untuk “membeli pengalaman” anak-anak.

Kami membuka celengan yang memang diniatkan untuk biaya jalan-jalan. Walaupun jumlahnya tak banyak, tetapi celengan itu menjadi bekal yang membuat kami lebih tenang selama perjalanan.

Petualangan Belajar

Kami menyukai petualangan belajar melalui perjalanan alias travelschooling sebagai proses pembelajaran yang kami lakukan bersama anak-anak. Banyak pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan survival di dunia nyata yang bisa dipelajari melalui perjalanan, misalnya: daya tahan, fleksibilitas, habit of attention, komunikasi dengan orang lain, dan lain-lain,

Perjalanan kali ini berbeda dari Tour de Talent yang pernah kami jalani dulu. Dalam Tour de Talent, rencana perjalanan sudah diracang dengan tujuan mendatangi tokoh & guru untuk belajar.

Sementara itu, perjalanan kali ini sangat tidak terstruktur. Kami tidak tahu nanti di Yogya menginap di mana dan apa kegiatan yang akan dilakukan anak-anak sepanjang perjalanan 10 hari ini.

Jadi, ini benar-benar perjalanan gaya bebas alias freestyle.

Kami hanya mengatakan kepada anak-anak, mari jalan-jalan dan berpetualang. Mari belajar menikmati dan memanfaatkan apapun momen dan peristiwa yang terjadi sepanjang perjalanan ini.

Let’s enjoy the moments.

 

#PetualanganBelajar #travelschooling

(bersambung)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.