Belajar Mengalami Kekalahan

“Aku deg-degan dan takut nontonnya,” kata Lala saat menonton Tata bertanding basket hari ini. Sesekali dia menutupi wajahnya dengan tangan, antara bersemangat ingin memberikan dukungan dan takut melihat kegagalan anak-anak memasukkan bola ke ring lawan.

*

Setelah cukup lama absen dari pertandingan basket, tiba-tiba Sabtu malam Tata memberi kabar.

“Bapak, besok aku pertandingan basket di GOR Grogol,” kata Tata. “Aku ke sananya naik apa?”

Tata sudah mulai terbiasa untuk jalan dan mengurusi kegiatannya secara mandiri. Sesekali kami antar, tetapi sekarang dia sudah bisa naik kendaraan umum atau Gojek untuk pergi ke mana-mana, misalnya saat dia pertandingan basket di GOR Rawamangun.

Aku pandangi anak gadisku yang sudah mulai remaja dan mandiri.

“Besok Bapak antar,” kataku kepadanya.

Tata menyambut jawabanku dengan wajah berbinar.

“Ibu juga besok ikut mengantar,” kata Lala menimpali.

“Sekalian besok Duta ikutan biar dia melihat pertandingan basket secara langsung,” aku menambahkan. “Ya kan, Duta?”

Duta yang sedang asyik main handphone hanya memandangku, tapi tidak menjawab. Dia selalu khawatir kalau harus pergi di hari Minggu. Sebab, hari Minggu adalah jatah Duta bermain Minecraft dan dia tak mau kehilangan jatah kebahagiaannya itu.

*

Tata-basket-victoria2

Minggu pagi, kami agak terbirit-birit menyiapkan keberangkatan ke GOR Grogol untuk melakukan pertandingan basket. Untunglah jalanan hari Minggu pagi lancar dan kosong. Melintasi fly over Casablanka, bersambung jalan Tanah Abang hingga Roxy, kami sampai di GOR Grogol yang berlokasi di seberang Pasar Grogol 30 menit sebelum pertandingan di mulai.

Di GOR Grogol, teman-teman Tata, anggota tim basket Rockstar Gym mulai berdatangan. Tim Victoria yang mengenakan kostum biru muda mulai melakukan pemanasan di lapangan. Tanpa menunggu pelatih yang agak terlambat datang, tim Rockstar Gym kemudian mulai berinisiatif melakukan pemanasan juga.

Dalam suasana pagi yang baru beranjak menuju siang, pertandingan pertama dimulai tepat pukul 10.00. Para orangtua yang hadir sebagai penonton dan pendukung menghangatkan suasana dengan yel-yel dan sorakan dukungan bagi kedua tim.

Optimisme pada awalnya masih bersama para suporter Rocsktar Gym di awal pertandingan. Tapi seiring bertandingan berlangsung, optimisme mulai menguap secara perlahan.

Tim lawan terlalu tangguh dan terus memberikan tekanan melalui para pemain yang memiliki postur lebih tinggi serta kemampuan individual yang lebih baik.

Quarter pertama tim Rockstar Gym ketinggalan cukup jauh 18-4. Di quarter kedua mereka berusaha mengurangi selisih skor dengan 24-12. Sayangnya, ketangguhan lawan tak bisa dibendung sehingga akhirnya Rockstar Gym mengalami kekalahan cukup telak 51-15.

*

Kekalahan besar dalam pertandingan pertama ini menjadi pelajaran mahal bagi tim. Pemain, pelatih, maupun para orangtua tak bisa memungkiri kesedihan melihat hasil pertandingan ini.

Tapi inilah pertandingan. Ada masa menang, ada masa kalah. Semua menjadi pembelajaran untuk langkah berikutnya agar bisa bermain lebih baik.

Demikian pun Tata.

“Aku lumayan sedih sih, tapi nggak apa-apa,” kata Tata. “Ini pertama kali aku bertanding melawan Victoria, jadi belum terlalu tahu permainannya.”

Ungkapan kesedihan dan kepasrahan itu menandai pengalaman yang Tata hari ini.

“Iya, Ta,” aku menghiburnya. “It’s okay. Kehidupan kita menjadi seru karena kita mengalami aneka pengalaman menang maupun kalah.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.