Belajar Bertekun dalam Catur

“Aku nggak berhasil-berhasil tembus threshold 80 nih,” kata Duta menghela nafas berat. “Aku dari tadi sudah masuk ke level 70, bahkan 79, tapi balik turun terus.”

Ini adalah bagian dari proses perjalanan Duta berlatih catur. Berminggu-minggu dia berusaha mengejar harapannya untuk menembus rating blitz online di chess.com 2600 tapi tak kunjung sampai.

Yang dia maksud 80 adalah rating 2580 yang menjadi targetnya untuk menuju 2600. Tapi prosesnya memang tak mudah alias sulit. Bahkan, beberapa waktu lalu rating Duta melorot drastis hingga di bawah 2400 karena terbawa emosi pengin menang dan kesal karena kalah.

Semakin lekat emosi untuk menang maupun nggak mau kalah lagi, biasanya kualitas permainan catur justru memburuk.

Inilah uniknya catur.

Dan inilah proses belajar yang sedang dijalani oleh Duta. Dia sedang belajar mengenali diri, mengelola emosi, sambil terus meningkatkan kemampuan teknis caturnya.

Apalagi beberapa hari lalu Duta berkata kepadaku,”Aku ingin memberi hadiah ulang tahun Bapak dengan rating 2600.”

Tapi ternyata sampai hari ini dia belum berhasil mencapainya.

Beginilah perjalanan keseharian bertekun, bekerja keras, dan menguatkan hati. Waktu dan konsistensi yang akan membuatnya terinternalisasi menjadi bagian dari karakter.

Dan saat usaha maksimal sudah dilakukan, peran kami sebagai orangtua adalah memberikan kenyamanan.

“Ya udah nggak apa-apa. Sekarang istirahat dulu. Besok berlatih dan bertanding lagi.”

Duta pun mematikan komputer dan masuk ke kamarnya untuk beristirahat.

1 thought on “Belajar Bertekun dalam Catur”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.