Polisi ada di tempat percetakan, polisi ikut mengirimkan soal ujian, polisi mengamankan soal ujian, dan hari ini polisi terlihat di sekolah-sekolah untuk menjaga pelaksanaan Ujian Nasional SMA 2010 yang berlangsung mulai hari ini.
“Aku tersinggung dengan semua yang terjadi hari ini,” kata Lala, isteriku, sambil menyiapkan sarapan pagi ini. Suaranya terdengar dalam seperti menahan emosi.
“Ada apa?” aku buru-buru mendatanginya dengan hati ketar-ketir. Salah apa yang aku perbuat pagi ini sehingga membuatnya tersinggung?
“Masa’ semua proses ujian nasional melibatkan polisi dan dijaga oleh polisi? Apakah para pendidik itu sudah tidak bisa dipercaya lagi sehingga polisi harus turun tangan mengawasi pekerjaan mereka?”
“Oh.. Ternyata ini mengenai Ujian Nasional SMA yang tayangannya di TV memang sedang marak beberapa hari terakhir ini.” kataku dalam hati.
Ya.. Sudah beberapa hari ini kami melihat tayangan TV yang menyiarkan keterlibatan polisi dalam berbagai proses persiapan ujian nasional. TV menayangkan aktivitas polisi di percetakan, distribusi soal, pengamanan soal, hingga penjagaan di sekolah yang berlangsung mulai hari ini.
“Guru dan para murid itu kan bukan pencuri? Mereka juga bukan juga bukan penjahat atau teroris yang harus membuat begitu banyak polisi turun tangan menyelesaikannya,” kata Lala sambil terus menggoreng nasi. “Para guru dan pendidik itu kan teladan yang mengajarkan moral dan karakter luhur? Siswa SMA juga adalah generasi muda yang terpelajar. Seharusnya para orangtua juga tersinggung karena anak mereka tidak dipercaya, bahkan harus diawasi polisi.”
Aku diam dan mendengarkan.
“Apakah guru, pendidik, dan para siswa itu tidak bisa dipercaya lagi sehingga dibutuhkan polisi untuk mengawasi mereka?” kali ini Lala berkata dengan nada prihatin.
“Bagaimana kalau kenyataannya memang banyak kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional yang terjadi selama bertahun-tahun?” jawabku sambil mengajukan pertanyaan kepadanya.
“Kalau memang benar itu yang terjadi, berarti lebih menyedihkan lagi. Bagaimana masa depan bangsa ini kalau sistem pendidikannya tak bisa dipercaya lagi kejujurannya? Mau ke mana bangsa ini kalau para calon pemimpin masa depannya tak bisa dipercaya dan harus diawasi agar tidak mencuri? Apa yang terjadi kalau para pendidik moral seperti guru tak bisa dipercaya lagi?”
Memang menyedihkan dan menyakitkan. Tak ada yang bisa dilakukan kecuali para pendidik dan siswa harus bisa membuktikan bahwa mereka memang bisa dipercaya. Dan itu pasti tak mudah karena kepercayaan yang ternoda sulit untuk dipulihkan. Tapi asal ada kemauan, pasti ada jalan.
Masihkah kita bisa berharap?
3 thoughts on “Ujian Nasional 2010”
Menyesakkan dada…. g6
Prihatin banget ya mbak Lala n mas aar…
Bahkan untuk akreditasi sekolah saja, ada yg mau n rela melakukan apapun agar sekolahnya di akreditasi…
Capek banget rasanya kalo kita bertekad merubah, tapi yg dirubah maju mundur, atau bahkan melesat tapi di luar jalur…
Berharap masih ada rela dan ikhlas peduli dengan masa depan bangsa ini,
karena saya setuju dengan kalimat terakhir, asal ada kemauan, pasti ada jalan.
Btw, bagi dooonnggg smile-nyaaaa
yaach…memang miris sekali…tapi kenyataan yg mengatakan spt itu. karena nila setitik, rusak susu sebelanga. akibat ulah bbrp oknum guru dan atau oknum siswa dan org2 yg tdk bertanggung jawab lainnya, maka rusaklah citra pendidikan di Indonesia yg msh berusaha utk bangkit dr keterpurukan.
Iya mba aku juga liatnya kok UN jadi menyeramkan gitu.Malah katanya ada yg pingsan sebelum ikut UN.Harus siap2 ambulance juga dong ya.. Dulu waktu aq SMA kalo ujian yg ada dalam hati kerjakan apa yg aq bisa sekali mencontek kesananya akan nyontek terus.Alhamdulillah jadi percaya diri.