fbpx

Tata belajar menyeterika

Selalu ada langkah pertama untuk memulai… apapun. Langkah pertama hampir selalu tidak sempurna. Tapi langkah pertama itu harus dilakukan.

Mengapa?

Karena tanpa langkah pertama, tak ada langkah kedua dan seterusnya. Tanpa sebuah langkah, semuanya hanya menjadi pengetahuan dan wawasan.

Dramatis banget ya? hehehe… Padahal ini urusannya hanya tentang seterika.

Tata-Seterika
Membangun nilai-nilai pelayanan

Salah satu nilai yang kami bangun di keluarga adalah melayani. Anak-anak belajar keluar dari kepentingan pribadi dan egonya melalui proses melayani orang lain.

Untuk menuju ke tujuan besar itu, kami memulainya melalui kegiatan di rumah sehari-hari. Kami menekankan pada anak-anak untuk saling tolong dan membantu. Anak-anak belajar melakukan pekerjaan rumah karena itu adalah salah satu bentuk pelayanan kepada keluarga.

Yudhis bertugas menyapu dan mengepel lantai, sesekali menyeterika. Tata bertugas menata meja makan. Duta belum ada tugas, tetapi dia berusaha kami latih untuk merapikan mainannya dan sesekali membantu mengurusi pakaian kotor.

Menyeterika = keterampilan & kelapangan hati

Hari ini, Tata belajar menyeterika. Ini adalah pengalaman pertama Tata menyeterika. Tangannya masih kaku memegang seterika, tapi dia terus memulainya.

Di hari pertama ini, Tata hanya belajar menyeterika sarung bantal & guling, handuk, dan beberapa pakaian kecil yang mudah. At least, dia mulai melakukannya.

Bagi kami, melakukan pekerjaan rumah adalah salah satu keterampilan yang menjadi “mata pelajaran” dalam homeschooling kami. Melakukan pekerjaan rumah adalah pelajaran yang melibatkan hati dan keterampilan tangan.

Anak-anak belajar tidak mengeluh, tapi lapang hati melakukannya. Mereka belajar untuk menghadirkan hati saat melakukan pekerjaan, bukan hanya asal mengerjakan saja. Ini adalah pelajaran meditasi dan spiritualitas dalam bentuk yang nyata bagi mereka.

Dari sisi keterampilan, melakukan pekerjaan rumah membuat tangan mereka terampil. Mereka menjadi lebih mandiri. Mereka juga lebih menghargai orang lain. Mereka tak lagi “taken for granted” atas hal-hal yang biasanya mereka terima (mis: pakaian bersih dan rapi).

Dengan merasakan sendiri susahnya menyeterika, Tata menjadi lebih hati-hati saat mengatur pakaian di lemari.

***

Hal-hal semacam ini mungkin dianggap kecil dan sepele dalam proses belajar pada umumnya. Tak apa-apa. Bagi kami, yang penting hal-hal seperti ini bisa meningkatkan kualitas pribadi anak-anak.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.