Proses belajar membaca memiliki tahapan-tahapan sesuai perkembangan fisiologis anak. Orangtua perlu memperhatikan tahapan ini dan melakukan proses stimulasi yang sesuai dengan perkembangan anak agar prosesnya bisa berjalan optimal dalam jangka panjang.
Jeanne Chall, seorang ahli teori pendidikan, dalam bukunya Stages of Reading Development mengungkapkan tahapan belajar membaca adalah:
– Tahap 0: Pre Reading (Pra Membaca)
– Tahap 1: Decoding Stage (Tahap Decoding)
– Tahap 2: Confirmation & Fluency (Menghubungkan dan Kefasihan)
– Tahap 3: Reading for Learning The New (Membaca untuk Belajar)
– Tahap 4. Multiple View (Sudut Pandang Jamak)
– Tahap 5. Reading for Building and Testing Personal Theory
Tahap 0. Pre Reading (Pra Membaca)
Pre Reading (Pra Membaca) disebut juga tahap pattern recognition (memahami pola), adalah tahapan yang ditandai dengan anak berpura-pura membaca.
Anak dapat mulai menunjukkan perkembangan ini sejak mulai usia 6 bulan hingga 6 tahun.
Untuk stimulasi kemampuan pra membaca, orang tua bisa mulai membacakan buku, bahkan sejak anak belum memahaminya.
Pada tahapan ini anak mulai mengenal huruf, kata dan simbol setelah dibacakan oleh orang lain. Anak-anak bisa menebak kata dari simbol yang biasa dibacakan untuknya walaupun terkadang masih belum tepat.
Contohnya anak melihat papan toko minimarket dan orang tua biasa menyebut nama tempat tersebut, anak akan menghubungkan warna dan bentuk tulisan nama toko dengan nama tersebut, sehingga bisa jadi anak menyebut Indomaret dengan Alfamart atau sebaliknya, karena keduanya mempunyai ciri simbol yang mirip.
Pada tahap ini juga anak-anak dapat menceritakan ulang cerita yang dibacakan kepadanya sesuai gambar-gambar pada buku yang dilihatnya.
Tahap 1: Decoding Stage (Tahap Decoding)
Decoding Stage (Tahap Decoding) adalah tahapan membaca sesungguhnya yang terjadi antara usia 6-7 tahun.
Pada tahap ini anak menemukan bahwa huruf dan bunyinya (fonologi) mempunyai hubungan, misalnya huruf i-b-u dibaca “ibu” dan merujuk pada sosok ibu atau orang tua perempuannya.
Anak juga mulai bisa membaca teks singkat yang mengandung kata-kata sederhana. Pada akhir tahap ini, anak biasanya sudah dapat memahami 4.000 kata yang didengarnya dan 600 kata yang dibacanya.
Tahap 2: Confirmation & Fluency (Menghubungkan dan Kefasihan)
Pada umumnya pada tahap ini dicapai sewaktu anak berusia 7-8 tahun. Ketika anak mulai cukup lancar membaca, anak menjadi penasaran pada bacaannya dan ingin membaca lebih banyak lagi.
Pada tahap ini anak belajar menghubungkan teks bacaan dengan pengucapan, bahkan dari teks ke pemikiran baru.
Kemampuan decoding-nya telah berkembang dan kecepatannya dalam membaca-pun meningkat. Ketepatannya dalam membaca juga ikut meningkat dan semakin lancar.
Pada tahap ini anak sudah mampu memberi atensi pada arti dan teks bacaan. Di akhir tahap ini biasanya anak sudah mampu memahami 9.000 kata yang didengarnya dan 3.000 kata yang dibacanya.
Tahap 3: Reading for Learning The New (Membaca untuk Belajar)
Ini adalah tahapan yang terjadi antara usia 9-14 tahun.
Pada tahap ini motivasi untuk membaca berubah dari “learning to read” (belajar membaca) menuju “reading to learn” (membaca untuk belajar).
Pada umumnya anak sudah mampu menguasai informasi dari materi tertulis yang dapat ditelaah dalam buku pelajarannya. Pada tahap ini, bagi anak membaca teks adalah untuk memperoleh informasi sehingga perbendaharaan kata mereka berkembang pesat. Untuk mengembangkan kemampuan di tahap ini, orang tua bisa meminta anak membuat ringkasan buku yang dibacanya.
Tahap 4. Taking Multiple View During Reading
Kemampuan ini muncul pada usia 15-17 tahun.
Karakteristik tahapan ini adalah kemampuan untuk membandingkan dua atau lebih sudut pandang berdasarkan perbandingan artikel yang dibaca. Untuk mengembangkan kemampuan ini, orang tua dan guru perlu memberikan latihan berpikir komparatif , diskusi dan analisa.
Tahap 5. Reading for Building and Testing Personal Theory
Tahapan akhir ini umumnya dicapai pada usia 18 tahun dan seterusnya.
Kemampuan membaca pada tahap ini dimanifestasikan melalui berbagai tulisan hasil penelitian. Pada tahap ini anak mulai memasuki usia dewasa. Mereka membaca dengan tujuan membuat formula dan atau menetapkan posisi pendapatnya mengenai suatu fenomena, serta melakukan konsolidasi atas apa yang telah dibacanya sambil membaca, sekaligus melakukan konstruksi teori pribadi.