fbpx

Tahap Psikososial 2: Anak Belajar Kemandirian

Setelah tahap pertama psikososial yaitu membangun kepercayaan (trust) pada dunia sekitarnya, anak mulai masuk pada perkembangan tahap ke-2 yaitu belajar kemandirian.

Fase belajar kemandirian ini berlangsung pada rentang usia 18 bulan – 3 tahun.

Menurut teori perkembangan psikososial Erikson, ada 8 (delapan) tahap perkembangan manusia yang berjalan seumur hidup. Pada setiap tahap, orang menghadapi konflik dan tantangan yang berdampak pada pertumbuhan kapasitas psikososial: apakah dia mendapatkan peneguhan psikologis atau mengalami kemunduran dan masalah psikologis sesuai tahapannya.

Belajar Kemandirian (Autonomy)

Belajar kemandirian (otonomi) adalah proses kedua dari tahap perkembangan psikososial Erik Erikson.

Menurut Erikson, anak-anak pada tahap ini berfokus pada pengembangan rasa kontrol diri yang lebih besar.

Dalam fase ini, anak belajar untuk melakukan sendiri berbagai hal yang terkait dengan hidupnya. Dengan bantuan orangtua dan pengasuh, anak belajar melakukan berbagai hal tanpa bantuan, misalnya: makan dan minum sendiri, mandi, buang air kecil (BAK), buang air besar (BAB), toilet training, dan sebagainya.

Pertanyaan Utama pada fase ini adalah: “Apakah saya bisa melakukan sendiri atau saya bergantung pada bantuan orang lain?”

Cara Membangun Kemandirian

Pada rentang usia anak 18 bulan hingga 3 tahun, anak-anak mulai mengekspresikan kebutuhan yang lebih besar untuk mandiri dan memiliki kontrol atas diri mereka dan dunia di sekitar mereka.

Dalam tahap perkembangan sebelumnya, anak-anak hampir sepenuhnya bergantung pada orang lain untuk perawatan dan keselamatan mereka. Selama tahap inilah anak-anak membangun fondasi kepercayaan di dunia.

Namun, ketika mereka maju ke tahap kedua, penting bagi anak kecil untuk mulai belajar kemandirian dan kendali pribadi. Saat mereka belajar melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri, mereka membangun rasa kontrol atas diri mereka sendiri dan kepercayaan atas kemampuan mereka sendiri.

Beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua tahap perkembangan psikososial ini.

~ Memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri. Biarkan mereka memilih makanan, pakaian, dan mainan sendiri.

~ Berikan dukungan anak-anak untuk toilet training. Jangan menghukum jika mereka belum bisa atau membuat masalah dalam proses toilet training.

~ Berikan area yang aman dan dampingi anak bermain secara mandiri dalam pengawasan Anda atau pengasuh yang dipercaya anak.

~ Selalu sampaikan dukungan dengan kata-kata positif bahwa Anda mendukung proses belajar anak menjadi mandiri dan semakin terampil dengan dirinya sendiri. Apresiasi setiap perkembangan kecil yang diraih anak.

Jika anak mandiri

Anak-anak yang berhasil menyelesaikan tahap belajar kemandirian ini, mereka akan merasa aman dan percaya diri.

Dengan modal rasa aman dan kepercayaan diri, anak akan lebih mampu menjelajahi dunia yang lebih luas dan menguasai keterampilan sosial, akademik, dan lainnya.

Jika anak tidak mandiri

Penting sekali bagi orangtua untuk memberikan dukungan pada anak, bukan melakukan omelan, marah, dan hukuman pada saat mendampingi anak untuk berlatih kemandiriannya.

Jika anak lambat dan tak berhasil membangun kemandiriannya, mereka akan diliputi perasaan tidak mampu, malu dan ragu-ragu. Perasaan khawatir yang dialami anak semacam ini bisa berkorelasi terhadap pendekatan-pendekatan yang tidak tepat oleh orangtua saat membimbing anak mengembangkan kemandiriannya.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.