Suara Anak ke-5 di Erudio School of Art (ESOA)

Sabtu (16/4) yang lalu, acara Suara Anak kembali diselenggarakan di Erudio School of Art (ESOA), sebuah sekolah seni tingkat SMA yang berada di daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Suara Anak adalah sebuah inisiatif pendidikan yang diselenggarakan untuk memfasilitasi proses anak-anak berbagi carita tentang hal-hal yang mereka tekuni. Program yang sudah berjalan 5 kali ini diinisiatifkan oleh mas Bukik Setiawan.

Enam Anak Muda yang Menginspirasi

Suara-Anak5Poster
Dalam Suara Anak ke-5, ada enam orang anak yang melakukan presentasi. Mereka adalah Rahma Azzahra (Rahma), Amazing Grace (Zee), Mikayla Karissa Denel (Yla), Gavryel Griffin Denel (Vyel), Mikail Kaysan Leksmana (Kaysan), dan Zaky Mubarak (Zaky).

Keenam orang berusia antara 7-14 tahun tersebut menceritakan proses dan pengalamannya secara bergantian. Sebelum presentasi dimulai, acara yang dipandu mas Firdaus (penulis buku “Bakat Bukan Takdir”) didahului pengantar dari mas Bukik tentang Suara Anak.

Hobi Masak dan Bisnis Kuliner Rahma

Rahma Azzahra

Presentasi pertama Suara Anak dimulai dengan cerita dari Rahma Azzahra (Rahma) yang bercerita tentang hobinya memasak.

Rahma yang memiliki kesukaan memasak menceritakan proses belajarnya hingga saat ini berbisnis kue dengan brand Zava Cake.

Proses yang dijalani Rahma tidak berlangsung mulus begitu saja. Walaupun pernah lolos dalam program Masterchef Junior, proses belajar memasak terus dijalaninya. Kegagalan berulang saat mencoba resep menjadi tantangan yang terus dialaminya. Tapi kegigihannya dalam proses mencoba lagi usai mengalami kegagalan menjadi modal besar untuk Zava Cake yang sekarang ditekuninya.

Berikut presentasi Rahma:

Zee yang Terlahir sebagai Penyanyi

AmazingGrace

Dengan judul presentasi Born to Sing, Amazing Grace (Zee) menceritakan tentang pengalaman belajar dan proses yang telah dijalaninya selama menekuni kegiatan menyanyi.

Walaupun usianya baru 7 tahun, Zee sudah serius menekuni kegiatan bernyanyi. Aneka kompetisi juga telah diikutinya. Beberapa kali Zee tampil dan memenangkan kompetisi menyanyi di televisi.

Di bagian akhir presentasi, Zee mempertunjukkan kemampuannya menyanyi.

Berikut presentasi Zee:

Duo Atlet Wushu Yla & Vyel

Yla-Vyel

Dua bersaudara kakak beradik Yla & Vyel telah malang melintang di dunia wushu yang ditekuninya sejak 4 tahun yang lalu.

Diawali dari proses belajar Wushu sebagai sarana untuk terapi bagi Yla yang diduga memiliki kecenderungan ADHD, ternyata wushu menjadi berkah bagi Yla dan adiknya Vyel. Ketekunan mereka telah memberikan medali prestasi di bidang wushu, baik tingkat lokal maupun internasional.

Tentu saja, berlatih wushu hampir setiap hari memberikan tantangan tersendiri bagi mereka. Apalagi, setelah mereka menjadi atlet yang dituntut tingkat keseriusan lebih tinggi. Kebosanan yang terkadang mereka rasakan menjadi tantangan yang harus bisa diatasi oleh Yla yang menyukai jurus wushu menggunakan senjata pedang dan Vyel yang menyukai jurus wushu dengan sejata golok.

Berikut ini presentasi Yla & Vyel:

Kaysan sang pengamat dan peneliti burung

Kaysan

Presentan berikutnya adalah Kaysan yang menekuni bidang yang cukup langka bagi anak-anak pada umumnya, yaitu mengamati burung. Berawal dari proses pengenalannya dengan kegiatan mengamati burung pada usia 4 tahun, Kaysan menikmati minatnya hingga kini.

Kaysan yang menjadi anggota termuda di komunitas Jakarta Bird Watch sering melakukan kegiatan pengamatan burung di berbagai lokasi, mulai sekitar rumah, Jakarta dan sekitarnnya, hingga Yogyakarta dan Palu.

Dalam proses pengamatan burung ini, Kaysan mendokumentasikan burung-burung yang telah diamati dan dipotretnya dalam lifelist. Hingga hari ini, Kaysan telah mendata dan mendokumentasikan 246 burung di Indonesia. Dalam konferensi para peneliti dan pengamat burung di Yogyakarta, Kaysan dinobatkan sebagai Young Promising Ornithologist. Kaysan mendokumentasikan kegiatannya di blog: http://catatankaysan.weebly.com/

Berikut ini video presentasi Kaysan:

Zaky, artis Visual yang terkucil di sekolah

Zaky

Presentan terakhir adalah Zaky. Dia adalah tipikal anak yang memiliki kecerdasan visual menonjol yang tertolak dalam sistem persekolahan konvensional yang ada pada saat ini. Saat bersekolah di SD, Zaky sering dimarahi gurunya karena menggambar di buku pelajaran atau membuat gambar coretan di lembar tugas yang dikerjakannya.

Kondisi itu yang akhirnynya membuat Zaky memilih homeschooling sebagai jalur pendidikannya saat SMP. Saat ini, Zaky banyak belajar grafis dan menekuni Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP).

WPAP adalah sebuah seni mengolah foto berbasis vektor geometris. WPAP bukan aplikasi, tetapi sebuah karya seni yang dilakukan dengan proses yang panjang.

Berikut video presentasi Zaky:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.