fbpx

Rumah Inspirasi di Majalah Ummi

Majalah Ummi

Ternyata ada artikel tentang Rumah Inspirasi di Majalah Ummi. Artikelnya membahas tentang seminar online yang diselenggarakan oleh Rumah Inspirasi. Artikel itu ditulis oleh mbak Nur Aini, ketua Kelompok Linux Cewek Indonesia yang saat ini sedang menyelesaikan program Doktor di Irlandia.

Artikel selengkapnya:

Seminar di Depan Komputer

Anda seorang ibu yang punya bayi, namun ingin tetap menuntut ilmu? Tak perlu ragu, ikuti saja Webinar.

Webinar adalah gabungan dari kata web dan seminar. Tidak seperti webcast yang hanya menampilkan video atau presentasi tanpa interaksi, webinar benar-benar didesain mirip seminar. Kita bisa melihat dan mendengar pembicara, serta berdiskusi dengannya – dan peserta lain- secara tertulis dan lisan.

Banyak keuntungan yang kita peroleh dari webinar. Pembicara dan peserta dapat berada di mana saja, asal terhubung Internet. Tidak perlu berpakaian rapi, bahkan Anda bisa sambil menyusui, momong anak, memasak, dan lain-lain.

Webinar cukup murah, baik untuk pihak penyelenggara maupun peserta.Penyelenggara tidak perlu sewa tempat, kursi, atau memasang spanduk. Hanya butuh dana untuk hosting seminar – yang bisa ditiadakan jika menggunakan server webinar gratis.

Peserta juga tak perlu keluar uang untuk bayar pendaftaran – meski ada pula yang bayar- dan transportasi ke lokasi seminar. Bagaimana jika tiba-tiba kita tidak bisa mengikuti sesi seminar? Jangan khawatir, webinar biasanya merekam seminar tersebut sehingga kita tetap bisa mendengarnya di lain waktu.

Siapkan diri ikuti seminar

Untuk mengikuti webinar, hal utama yang kita siapkan adalah sambungan internet yang baik. Jangan lupa mendaftar sebelum webinar diadakan. Setelah itu, kita akan mendapat email konfirmasi yang berisi link dan kode sandi untuk masuk ke webinar tersebut. Kita juga perlu menyiapkan microphone jika ingin berinteraksi lisan.

Contohnya, webinar tentang homeschooling yang diadakan www.rumahinspirasi.com bulan lalu. Anda bisa memilih satu atau lebih dari enam tema yang ditawarkan. Setelah membayar biaya pendaftaran dan mengirim email ke support@rumahinspirasi.com, pihak penyelenggara akan memberikan email konfirmasi dan link lokasi seminar.

Apakah ada software khusus yang harus di-install? Bisa ya bisa juga tidak. Ada webinar yang dapat kita ikuti cukup dengan browser (Firefox, Internet Explorer, Chrome, dan lain-lain), ada pula yang mengharuskan kita meng-install software tambahan. Biasanya software ini dapat kita unduh dari server webinar itu sendiri. Nah, jika kita menjadi pembicara, maka yang harus dipersiapkan adalah bahan presentasi, microphone, dan webcam.

Meski webinar diselenggarakan online, fasilitas yang disediakan cukup lengkap. Mulai dari slide presentasi, video dan audio pembicara, whiteboard untuk mencatat, tempat chatting, jajak pendapat, sampai sharing desktop (fungsinya untuk memperlihatkan tampilan komputer pembicara ke peserta). Fasilitas ini sangat berguna untuk tutorial penggunaan software komputer atau aktivitas lain yang memerlukan tampilan selain slide.

Bagaimana, Anda tertarik? Yuk, kita berbagi dan menambah ilmu lewat webinar.

(Penulis: Nur Aini Rachmawati, MSc. Eng., dosen Sistem Informasi FTIF Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Kini tengah melanjutkan S3 di DERI Irlandia, aktif sebagai developer Open Source dan Ketua Kelompok Linux Cewek Indonesia. Artikel ini dimuat di Majalah Ummi No. 3/XXIII/Juli 2011/1432H, pada rubrik Klik).

7 thoughts on “Rumah Inspirasi di Majalah Ummi”

  1. padahal pingin sekali ikut waktu itu…tp apa daya lg ga bisa… 🙁 kapan lagi webinarnya diadakan yaaa… *berharap bisa ikut jg*

  2. SINOPSIS NOVEL “DI BAWAH NAUNGAN KA’BAH” Oleh : Amirul Ulum Novel ini menceritakan tentang kisah cinta antara putra ulama karismatik dengan putri pastur. Namanya Abdullah Abbas (gus Abbas) dan Eka Kristin Elisabet. Sebelum bertemu, keduanya ditimpa suatu ujian yang sangat berat. Mulanya gus Abbas ingin dijodohkan dengan neng Nihayatus Sa’adah (neng Neha) putri kiai Faruq yang merupakan salah satu ulama terkemuka. Namun perjodohan itu ditolak oleh Abbas, sebab neng Neha sudah dicintai oleh kang Hasan (teman gus Abbas). Dia tidak mau menyakiti hati saudaranya tersebut. Sebenarnya keputusan ini berat dan pahit. Namun, harus dilakukan demi menjaga perasaan kang Hasan. Gus Abbas memasrahkan semua yang dia lakukan kepada Allah. Allah lebih mengetahui apa yang akan terjadi pada diri gus Abbas. Ibunya gus Abbas (ummi Istiqomah) menyalahkan keputusannya yang menolak perjodohannya dengan neng Neha. Ummi Istiqomah ingin neng Neha jadi menantunya. Namun ada juga yang mengerti akan sikap bijak yang dilakukan oleh gus Abbas, seperti kiai Zaen (ayah gus Abbas). Abahnya ini mengerti betul sikap putranya sejak kecil yang tidak pernah menyakiti kedua orang tuanya. Beliau berfirasat bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi putranya. Dalam masalah ini, kiai Zaen mempunyai suatu keyakinan yang kuat bahwa semua keputusan gus Abbas ini sudah dilakukan dengan fikiran yang matang dan penuh pertimbangan. Dengan perasaan yang berat, gus Abbas harus menghadiri pernikahan kang Hasan dan neng Neha. Sebenarnya dia tidak punya keinginan untuk hadir, tapi dia tidak tega melihat temannya yang sedang dalam kebahagiaan harus ditinggalkan dalam acara pentingnya. Gus Abbas hadir dengan membawa raut muka yang menampakan rasa senang dan bahagia. Namun, sebenarnya hatinya bersedih. Segala perbuatan manusia itu sudah diatur oleh Allah. Konsep inilah yang dipegang oleh gus Abbas. Dia tidak mau larut dalam kesedihan yang hanya akan menjadikan dirinya rugi. Dia selalu mengisi waktunya dengan hal kebaikan sebagaimana kiai Zaen. Dia tidak mau larut dalam kesedihan yang tidak ada gunanya. Sesuatu yang hilang apabila diserahkan kepada Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Dengan sikap mulia tersebut, akhirnya gus Abbas dapat menemukan jawabannya ketika dia menikah dengan Kristin. Kristin adalah seorang penganut Nasrani yang menjadi muslimah sebab jasanya gus Abbas. Mulanya Kristin adalah gadis yang selalu terzalimi. Suatu ketika dia ingin dizalimi oleh Andre, Namun, tertolong oleh gus Abbas. Gus Abbas kaget ternyata orang yang dia tolong adalah penganut Nasrani. Dia berusaha untuk menghindar dari gadis tersebut, meskipun sebenarnya hatinya ada rasa. Rasa itu dia kubur sedalam-dalamnya, sebab tercuma saja, pernikahan antara Islam dan Kristen tidak dibenarkan oleh agama Islam. Perasaan cinta juga dialami oleh Kristin. Bahkan rasa cintanya melebihi yang dialami gus Abbas. Gus Abbas menolak cinta Kristin dengan alasan perbedaan agama. Dan juga, dia menolak cinta Kristin ketika dia masuk Islam hanya karena menyintainya. Dengan sikap gus Abbas yang tegas ini, akhirnya Kristin menyadari akan dirinya. Akhirnya, dia mempelajari Islam sedalam-dalamnya dengan penuh keihlasan hingga mencapai jati dirinya. Setelah itu, dia tidak mau dikatakan bahwa dia masuk Islam karena cinta, meskipun awalnya seperti itu. Dia mengatakan kepada gus Abbas bahwa Islamnya timbul karena ilmu dan hidayah Allah bukan karena cinta. Akhirnya, cinta Kristin diterima oleh gus Abbas. Setelah menempuh perjalan yang penjang untuk melamar Kristin, kiai Zaen mengemukakan suatu wasiat dari gurunya, syaikh Diyauddin Makkah agar putranya dinikahkan setelah melaksanakan ibadah Haji atau Umrah. Pernyataan ini diperkuat oleh syaikh Abdurrauf dengan perintahnya hendaknya pernikahan dikerjakan setelah usai mengelilingi Ka’bah.Yang akhirnya atas usul syaikh Abdurrauf, gus Abbas dan Kristin menikah di kota suci Makkah seusai Thawaf, mengelilingi Ka’bah. Keywords : Love. Religion Scholl For Moslem. And pilgrim to Makkah.

  3. SINOPSIS NOVEL “DI BAWAH NAUNGAN KA’BAH”
    Oleh : Amirul Ulum
    Novel  ini menceritakan tentang kisah cinta antara putra ulama karismatik dengan putri pastur.  Namanya Abdullah Abbas (gus Abbas) dan Eka Kristin Elisabet. Sebelum bertemu,  keduanya ditimpa suatu ujian yang sangat berat. Mulanya gus Abbas ingin dijodohkan dengan neng Nihayatus Sa’adah (neng Neha) putri kiai Faruq yang merupakan salah satu ulama terkemuka. Namun perjodohan itu ditolak oleh Abbas, sebab neng Neha sudah dicintai oleh kang Hasan (teman gus Abbas). Dia tidak mau menyakiti hati saudaranya tersebut. Sebenarnya keputusan ini berat dan pahit. Namun, harus dilakukan demi menjaga perasaan kang Hasan.  Gus Abbas memasrahkan semua yang dia lakukan kepada Allah. Allah lebih mengetahui apa yang akan terjadi pada diri gus Abbas. Ibunya gus Abbas (ummi Istiqomah)  menyalahkan keputusannya yang menolak perjodohannya dengan neng Neha. Ummi Istiqomah ingin neng Neha jadi menantunya. Namun ada juga yang mengerti akan sikap bijak yang dilakukan oleh gus Abbas, seperti kiai Zaen (ayah gus Abbas). Abahnya ini mengerti betul sikap putranya sejak kecil yang tidak pernah menyakiti kedua orang tuanya. Beliau berfirasat bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi putranya. Dalam masalah ini, kiai Zaen mempunyai suatu keyakinan yang kuat bahwa semua keputusan gus Abbas ini sudah dilakukan dengan fikiran yang matang dan penuh pertimbangan.
    Dengan perasaan yang berat, gus Abbas harus menghadiri pernikahan kang Hasan dan neng Neha. Sebenarnya dia tidak punya keinginan untuk hadir, tapi dia tidak tega melihat temannya yang sedang dalam kebahagiaan harus ditinggalkan dalam acara pentingnya. Gus Abbas hadir dengan membawa raut muka yang menampakan rasa senang dan bahagia. Namun, sebenarnya hatinya bersedih.
    Segala perbuatan manusia itu sudah diatur oleh Allah. Konsep inilah yang dipegang oleh gus Abbas. Dia tidak mau larut dalam kesedihan yang hanya akan menjadikan dirinya rugi. Dia selalu mengisi waktunya dengan hal kebaikan sebagaimana kiai Zaen. Dia tidak mau larut dalam kesedihan yang tidak ada gunanya. Sesuatu yang hilang apabila diserahkan kepada Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
     
    Dengan sikap mulia tersebut, akhirnya gus Abbas dapat menemukan jawabannya ketika dia menikah dengan Kristin. Kristin adalah seorang penganut Nasrani yang menjadi muslimah sebab jasanya gus Abbas. Mulanya Kristin adalah gadis yang selalu terzalimi. Suatu ketika dia ingin dizalimi  oleh Andre, Namun, tertolong oleh gus Abbas. Gus Abbas kaget ternyata orang yang dia tolong adalah penganut Nasrani. Dia berusaha untuk menghindar dari gadis tersebut, meskipun sebenarnya hatinya ada  rasa. Rasa itu dia kubur sedalam-dalamnya, sebab tercuma saja, pernikahan antara Islam  dan Kristen tidak dibenarkan oleh agama Islam.
     
    Perasaan cinta juga dialami oleh Kristin. Bahkan rasa cintanya melebihi yang dialami gus Abbas. Gus Abbas menolak cinta Kristin dengan alasan perbedaan agama. Dan juga,  dia menolak cinta Kristin ketika dia masuk Islam hanya karena menyintainya. Dengan sikap gus Abbas yang tegas ini, akhirnya Kristin menyadari akan dirinya. Akhirnya, dia mempelajari Islam sedalam-dalamnya dengan penuh keihlasan hingga mencapai jati dirinya. Setelah itu, dia tidak mau dikatakan bahwa dia masuk Islam karena cinta, meskipun awalnya seperti itu. Dia mengatakan kepada gus Abbas bahwa Islamnya timbul karena ilmu dan hidayah Allah bukan karena cinta. Akhirnya, cinta Kristin diterima oleh gus Abbas.
     
    Setelah menempuh perjalan yang penjang untuk melamar Kristin, kiai Zaen mengemukakan suatu wasiat dari gurunya, syaikh Diyauddin Makkah agar putranya  dinikahkan setelah melaksanakan ibadah Haji atau Umrah. Pernyataan ini diperkuat oleh syaikh Abdurrauf dengan perintahnya hendaknya pernikahan dikerjakan setelah usai mengelilingi Ka’bah.Yang akhirnya atas usul syaikh Abdurrauf, gus Abbas dan Kristin  menikah di kota suci Makkah seusai  Thawaf, mengelilingi Ka’bah.
     
    Keywords : Love.  Religion  Scholl For Moslem. And pilgrim to Makkah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.