Homeschooling tak hanya melulu tentang proses yang mulus dan bahagia. Terkadang ada juga hari-hari yang tak ideal sebagaimana kehidupan.
Keluarga kami pun demikian. Ada masa dimana anak bosan dengan kesehariannya. Kalau itu terjadi, maka tantangan kita adalah mencari penyegaran dengan melakukan hal-hal di luar rutinitas yang biasa dilakukan anak. Bisa dengan jalan2 ke luar atau mengerjakan pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran sama sekali.
Seperti yang terjadi pada Tata beberapa hari yang lalu. Di hari Minggu, dia tiba-tiba bingung mau apa. Yudhis sedang asyik bermain game komputer bersama Abby, sementara Tata sedang tak mau ikutan main game. Biasanya Tata akan mengambil kertas dan menggambar atau bongkar aneka barang untuk bikin craft. Tapi hari itu Tata benar-benar bingung mau bikin apa. Akhirnya aku ajak dia untuk pilih materi papercraft.
Pilihan jatuh pada rumah boneka dari kertas (doll house papercraft) . Kami pun mulai membuatnya bersama. Tidak lama kemudian kak Yudhis ikutan bergabung. Jadinya cepat sekali selesai. Tata lalu membuat orang-orangan untuknya bermain.
Sambil menggunting Tata bilang kalau dia ingin membuat rumah boneka yang lain lagi. Dia ingin seperti kak Yudhis dahulu yang membuat satu kota dari kertas.
Akhirnya malam itu kami hunting lagi dan memilih membuat warung. Kali ini papercraft-nya tidak langsung dibuat semua. Aku mulai mengajarkannya untuk bekerja lebih rapi & sistematis. Semua materi disatukan dalam satu tempat, sementara gunting dkk di kotak lebih kecil. Jadi kapan pun dia merasa ingin membuat rumah-rumahan, dia tinggal membuka 2 kotak tersebut. Proses ini juga membuat sampahnya lebih mudah dirapikan.
***
Setiap keluarga tentu memiliki caranya sendiri untuk mengatasi kebosanan anak. Tips yang kami lakukan saat memecahkan kebosanan anak dengan menggunakan papercraft adalah:
* kita melibatkan diri dengan kegiatan anak (tidak hanya memerintah atau memberikan saran).
* kita memberikan sarana dan alat, anak aktif menentukan tema dan detil kegiatan.
* beri contoh secara langsung dengan mengerjakan bersama.
* temani sampai kegiatan selesai. Seandainya ditinggal di tengah jalan, di akhir harus terlibat hingga menjadi karya.
* saat berkegiatan bersama, bangun percakapan dan suasana menyenangkan.
11 thoughts on “Rumah dari Kertas”
Wowww…..kombinasi Ibu Lala n Kak Tata….kerennnn 🙂
Kombinasi mbak Metta bersama Ben pasti seru juga mbak 🙂
Kereeeennn bangeeetttt ^_^
Hayuk dicoba mbak Ophie, Aqeela pasti suka 🙂
kalau jadi bikin sebuah kota pasti nanti kotanya cantik sekali 🙂
Mudah-mudahan mbak. Tata nyicil sedikit demi sedikit 🙂
mbak…boleh info pakai printer apa di rumah? Abis kami suka mikir2 panjang mo kalo print warna, abis berasa cepet banget abisnya tinta ;-). Tx.
Kami memakai printer Canon iP 1980 memakai tinta “infus”. Jadi hemat kalau anak2 mau ngeprint yg banyak 🙂
kombinasi yang keren antara tata dan ibunya ? boleh juga dcoba drumah .
kertasnya pake kerta A4 biasa ya mbak Lala? yg berapa gram kah itu?
Utk papercraft, kami biasanya memakai kertas yg agak tebal, yg biasa digunakan sbg sampul di tempat fotocopy. Orang sering menyebutnya kertas tik atau kertas manila.