Bulan lalu kami berburu laptop. Setelah sekitar dua minggu browsing dan survey, akhirnya kami pergi ke Mangga Dua Mall. Pada awalnya kami merencanakan untuk membeli Toshiba. Tapi setelah datang ke beberapa toko dan tak mendapatkan seri Toshiba yang kami cari, kami justru tertarik dengan laptop HP Pavilion dv2. Padahal selama ini kami tak pernah membaca tentang laptop ini.
Ada 2 tipe laptop ini, yang pertama adalah HP Pavilion dv2-1009AU (dibanderol US$ 657) dan HP Pavilion dv2-1003 (dibanderol US$ 798). Perbedaannya lumayan jauh, sekitar $150. Dari tampilan luarnya kelihatannya serupa, prosesornya juga sama-sama AMD Athlon™ Neo MV-40 (1.6 GHz, Cache 512 KB). Perbedaan kedua tipe itu adalah:
– RAM: 1GB vs. 2GB (sangat terasa bedanya kalau kita menggunakan Windows Vista)
– VGA Card: ATI Mobility Radeon X1250 64 MB (shared) vs. ATI Mobility Radeon HD 3410 512 MB (dedicated)
– HD: 250 vs. 320GB SATA
– OS: Vista Home Basic vs. Vista Home Premium
Sebenarnya, laptop ini masuknya adalah kategori kakaknya netbook atau notebook kelas bawah. Layarnya 12″ dan juga spesifikasi lainnya berada diantara netbook dan notebook yang standar.
Setelah menimbang dan mencoba, akhirnya kami memutuskan membeli seri HP Pavilion dv2 1003 warna hitam yang menurut kami performanya lebih sesuai dengan kebutuhan kami. Menurut kami, RAM 1GB kurang mencukupi untuk menjalankan Vista. Selain itu, kartu grafis yang dedicated-nya memberikan performa grafis yang jauh lebih baik.
Satu bulan mencoba, kami relatif puas dengan kinerja laptop ini. Desainnya kami suka (sejak pertama kali melihat, kami langsung jatuh cinta at first sight). Ukuran keyboardnya walaupun lebih kecil dari notebook standar, jauh lebih nyaman dibandingkan dengan netbook yang terasa padat dan tidak enak untuk mengetik dalam waktu lama. Kami suka desain scroll padnya yang memiliki tombol kecil di sebelah atasnya untuk menentukan ON dan OFF. Yang terasa masih kurang adalah tombol spasi yang agak keras sehingga spasi suka terlewat walaupun sudah dipencet.
Kinerja prosesor juga relatif oke. Software yang kami gunakan memang tak banyak. Beban terbesar adalah Corel Draw dan Photoshop CS. Untuk proses grafis dan pengolahan foto, relatif lancar, walaupun harus bersabar. Kelihatannya memori 2GB itu memang kurang untuk menjalankan aplikasi di atas Vista. Startup-nya lebih lama (dibandingkan XP). Ini yang terasa agak mengganggu. Juga, untuk menjalankan Corel Draw dan Photoshop masih megap-megap kekurangan memori. Sayangnya, keping RAM untuk laptop ini adalah satu keping. Jadi kalau mau upgrade harus langsung ke 4GB (yang saat ini masih mahal).
Secara tampilan kami suka. Kartu grafis dedicated-nya bagus, menghasilkan kualitas tampilan yang tajam. Untuk nonton film dan foto jadinya lebih puas. Satu lagi, soundcard yang digunakan kualitasnya juga bagus. Cocok kalau seri laptop ini disebut sebagai seri entertainment.
Baterai yang digunakan so far oke, 6 sel. Lumayan dibandingkan rata-rata netbook yang menggunakan baterai 3 sel.
Yang juga kami suka, DVDRW-nya eksternal. Ini membuat laptopnya sendiri ringan untuk dijinjing (cuma 1.6kg). DVDRW eksternal itu juga dapat kami gunakan untuk menginstal software-software di netbook (yang memang tak memiliki DVDRW).
Yang agak mengganggu adalah laptop ini cepat panas. Saluran pembuangan panas yang berada di sebelah kiri agak mengganggu karena terasa panas di tangan kiri yang sedang mengetik. Tapi dengan menggunakan cooler pad, rasa panas ini bisa terhalau dan tak terlalu terasa lagi. Apalagi kalau kerjanya di ruangan ber-AC.
Overall: kami suka. Selain performa laptopnya sendiri, ada HP Games yang terinstal yang membuat anak-anak puas main game trial version karena jumlahnya ratusan. Juga, karena membeli pada masa promosi, ada cashback berupa voucher TB Gramedia sebesar Rp 300ribu.
8 thoughts on “Review Laptop HP Pavilion dv2”
thanks for reviwing.., saya ada plant juga sih. tp untuk sementara setelah melakukan komparasi, jatuh pilihannya ke ASUS K40IN dengan harga $659 cashback $20. nanti deh saya review setelah beberapa minggu pemakaian….
lumayan nih, saya juga pingin beli pavilion, nyari-nyari review dari orang indonesia, ketemu blog ini.. wah ternyata bagus nih, saya beli deh 😀 thx ya atas infonya..
o iya om, batrenya kuat berapa jam ya? sekali lagi thx 🙂
hallo mbak mira,,
saya memutuskan beli hp dv2 1123 juga lho setelah baca reviewnya..
btw mbak tau gak slot SIM yang ada dibalik batre itu buat apa ya? gimana menggunakannya? thx b4
rencananya si malam ini mau beli notebook ini juga..tapi kok ragu ya….
mbak mira anda dah berapa bulan make?? kira2 kelemahannya ada nggak saya juga tertarik sekali pas ke BEC bandung
#davidok: belum pernah ngukur langsung mulai batere penuh sampai habis. Tapi so far nggak ada masalah dengan batere.. 🙂
#lavinblue: ini serinya beda dg yg saya punya. Kalau ada slot SIM, kelihatannya itu buat SIM koneksi Internet, misalnya IM2 Broom. jadi gak perlu wireless modem lagi 🙂
#rexson: pakai sejak Juli 2009, kemudian menemukan masalah karena overheat. Trus diservice dan diganti motherboardnya tanpa bayar krn masih garansi 🙂
skrg msh pake vista mas aar? banyak review ttg program windows yg satu ini, memang kinerja vista katanya memang buruk, malah lbih bagus xp. banyak yg mengeluhkan ttg hal itu!