Semalam sekeluarga besar kami nobar alias nonton bareng film animasi “Big Hero 6” di Studio XXI Cipinang Indah dekat rumah. Bersepuluh kami berangkat, mulai Eyang Putri lengkap bersama 2 anak menantu dan 5 cucu. Seru!
Film ini adalah film keluarga, bisa dinikmati oleh anak-anak maupun orangtua. Selain kami yang dewasa, ada Yudhis dan Tata yang remaja, ada Duta (6 tahun) dan Oji (5 tahun), serta Yanthi (3 tahun). Anak-anak tertawa-tawa sepanjang film diputar, terutama setiap kemunculan Baymax, robot inflatable robot yang lucu tapi jagoan.
Big Hero 6: tantangan remaja cerdas pemberontak
Big Hero 6 bercerita tentang seorang remaja genius bernama Hiro Hamada yang senang membuat robot dan tinggal di kota imajiner portmanteau San Fransokyo (gabungan antara San Fransisco dan Tokyo). Dia menyalurkan keahlian robotiknya di arena adu robot yang illegal dan awalnya melecehkan dunia perkuliahan yang dijalani kakaknya (Tadashi).
Tapi pandangan Hiro berubah setelah Tadashi membawanya ke lab kampus dan berkenalan dengan teman-teman kakaknya yang sedang melakukan aneka percobaan menakjubkan tentang pemanfaan sains dan teknologi. Tadashi memperkenalkan Baymax, inflatable robot karyanya, yang berfungsi seperti suster cerdas yang melayani kesehatan pasiennya. Apalagi di lab itu Hiro bertemu dengan Prof Callaghan, kepala lab yang sangat dihormati di dunia robotik karena karya-karyanya.
Agar bisa diterima menjadi mahasiswa, Hiro mengikuti turnamen karya dengan menciptakan mikrobot yang dikontrol secara mental, yang dapat menyatu menjadi bentuk-bentuk seperti yang dibayangkan pikiran. Tapi turnamen itu membuatnya patah hati. Walaupun karya mikrobot Hira disambut dengan gempita, tapi dia harus kehilangan kakaknya, Tadashi, yang meninggal dalam ledakan di ruang pameran.
Nah… dari sinilah sesungguhnya plot cerita dimulai… Tonton sendiri ya… biar puas waktu nontonnya. Kalau penasaran silakan baca plot Big Hero 6.
Pilihan-pilihan menantang kehidupan remaja
Walaupun termasuk film anak-anak, Big Hero 6 ini tetap menarik untuk ditonton orang dewasa. Aku sangat menikmati menonton aksi Hiro, Baymax dan teman-temannya sejak awal hingga akhir. Unsur hiburannya kuat. Alur cerita film-nya cukup kompleks dan menggugah emosi, menceritakan tentang kehidupan dunia remaja (Hiro Hamada) dengan tantangan-tantangan eksistensialnya. Juga dilema-dilema moral yang dikemas dengan secara indah tanpa ceramah atau gaya menggurui.
Hal pertama yang membuatku suka dari Big Hero 6 sejak menit pertama adalah kualitas animasinya. Detil eksekusinya menurutku sangat keren, tokoh-tokohnya terlihat sangat realistis dalam gerakannya, setting tempat dan pencahayaannya kelihatan dikerjakan dengan sangat serius.
Hal kedua yang menarik adalah plot ceritanya. Sejak awal plot ceritanya cepat, penuh dengan kejutan tapi tetap dengan nuansa humor yang sangat kental. Gaya bercerita ini terus berjalan sepanjang film dan membuatnya bisa dinikmati oleh penonton dengan rentang usia yang sangat lebar, mulai anak-anak hingga orang dewasa.
Hal ketiga yang menarik buatku adalah substansi atau pesan moral cerita yang dibawakan dengan cara indah dan subtil, tidak dibangun melalui percakapan tetapi melalui setting cerita. Ada beberapa dilema moral yang sebenarnya berat tapi menurutku bisa dibawakan dengan cara ringan tanpa kehilangan substansinya. Bahkan menurutku, pesan moral ini masih sangat relevan dengan dunia orang dewasa. Ini keren sekali!
- kehidupan remaja yang membutuhkan tantangan yang sehat dan bagaimana Tadashi “mengajari” adiknya
- bagaimana Hiro menghadapi kesedihan/kehilangan orang yang dicintai
- kejahatan bisa berasal dari kesedihan, sakit hati, dan dendam. Di sini, yang menarik adalah pengalaman 2 tokoh yang mengalami kehilangan yang sama, tapi cara merespon berbeda membuat mereka berada pada dua sisi berseberangan: kebaikan dan kejahatan
- penyelesaian kejahatan bukan dengan kemarahan dan balas-dendam. Seorang pahlawan (hero) tidak memperturutkan kemarahan dan dendamnya. Hiro bersikap welas-asih walaupun tetap tegas menangkap penjahatnya.
Di sini kita bisa belajar banyak tentang dilema moral & pergulatan emosi yang sebenarnya cukup rumit. Penjahat bukan seseorang yang memang terlahir jahat, tapi bisa jadi karena memperturutkan dendam dan amarahnya. Pahlawan juga bukan karena terlahir sebagai pahlawan, tapi orang yang merespon masalah dengan benar sepanjang perjalanan hidupnya.
Satu pesan kuat yang juga aku rasakan kuat dalam film ini adalah promosi tentang kerennya dunia sains dan robotika. menjadi geek bukan saja tak apa-apa, tapi adalah Hal yang keren karena para geek bisa membuat benda2 baru yang keren. Pahlawan (jagoan) bukan hanya orang kuat atau mempunyai kemampuan supernatural, tapi bisa juga dengan cara menjadi geek yang jago mencipta benda2 keren dengan kreativitas dan kecerdasannya.
Dan seperti perjalanan Tadashi yang mencipta Baymax, keberhasilan itu tak datang secara mudah dan begitu saja. Saat mencipta Baymax, dia mengalami berulangkali kegagalan dan baru berhasil di usahanya yang ke 84!
***
So, aku merekomendasikan film Big Hero 6 ini sebagai tontonan keluarga.. 🙂
Buat yang penasaran ini, trailernya:
2 thoughts on “Review film Big hero 6: Geek is cool”
Terima kasih sudah berbagi ulasannya Pak Aar.
Anak saya ada yang usia 8 tahun dan 4 tahun. Saya mau tanya, bagaimana pendapat Pak Aar jika film ini ditonton anak balita.
Terima kasih.
Kemarin kami nonton bersama Duta (6 tahun), Oji (5 tahun), dan Yanthi (3 tahun). Mereka bisa menikmati. Tapi memang tergantung juga pada kesiapan anak-anaknya.