2 minggu yang lalu, aku memutuskan untuk membangunkan diriku sendiri dari rutinitas menjalani hari secara otomatis. Bagaimana tidak otomatis, sebagai seorang ibu dengan 3 anak tanpa asisten, 24 jam rasanya senantiasa kurang. Akhirnya banyak hal yang berjalan karena sudah otomatis, serasa seperti energizer bunny yang ngider keliling rumah setiap hari dengan rute yang kurang lebih sama. Sampai pada sebuah momen di mana aku merasa tidak menjadi tuan bagi diriku sendiri dan akhirnya alih-alih berlari lebih cepat, aku memilih untuk menciptakan waktu tenang di antara hari dan mulai mengumpulkan kesadaran dalam setiap momen yang kulewati.
Itu janji pada diriku sendiri 2 minggu yang lalu? Jadi bagaimana prosesnya? Berhasilkah?
Berbeda dengan proses melepas rantai gajah yang kujalani tahun lalu, hampir setiap hari aku update di blog & media sosial. Terus terang itu menjadi salah satu penguat, apalagi karena kemudian banyak teman-teman yang ikutan. Mengetahui ada orang lain yang sedang berjuang melakukan hal yang sama itu menyenangkan & menguatkan hati. Tapi tidak kali ini, justru kali ini aku menahan diri untuk tidak mengupdate perjuanganku setiap hari untuk memberiku waktu untuk duduk tenang dan melihat hasil perjalananku sendiri.
Rasanya seperti terima rapor. Ternyata dalam 2 minggu sulit buatku untuk bisa konsisten memulai hari sejak dini dalam kesadaran penuh. Masih bolong-bolong, terutama di hari-hari ketika ada deadline yang mengharuskanku untuk begadang. Hal terbesar yang masih harus kuperjuangkan adalah bagaimana memindahkan inspirasi yang muncul di malam hari ke siang hari. Hehehe..
Kalau ibaratnya, 2 minggu pertama ini betul-betul proses detox. Mengumpulkan fokus di siang hari itu ternyata sulit untukku yang sekian lalu menjadi pekerja malam. Kebiasaan bekerja setelah anak-anak tidur itu kini sedang berusaha kuubah ke siang hari. Aku harus mulai berdamai untuk bisa konsentrasi dalam riwehnya kegiatan siang hari. Masih belum berhasil sempurna sih, ada beberapa hari di dalam 2 minggu ini aku masih mengandalkan begadang untuk menyelesaikan beberapa deadline pekerjaan.
Begitu pula dengan kebiasaan olahraga rutin di pagi hari. Masih bolong-bolong, dan lagi-lagi menyalahkan begadang. Huhuhu… maap ya begadang, kau jadi kambing hitam padahal senantiasa dibutuhkan.
Itu kekurangannya, tapi kelebihan dari proses ini lumayan banyak. Setidaknya ada 4 project yang berhasil dibungkus rapi dalam 2 minggu ini, 2 yang mulai terlihat bentuknya & 2 project baru yang menambah semangat hari-hariku. Salah satu projectku yang kusukai adalah berhasil membungkus step by step mendesain blog dalam sebuah video singkat. Tahun lalu, waktu pertama kali aku lihat hal seperti ini rasanya bingung banget gimana cara bikinnya, kok bisa proses membuat blog direkam secara keseluruhan, serumit apa, gimana teknisnya. Ternyata sekarang bisa juga bikin seperti itu, aaah.. senangnya..
Belum lagi ada keajaiban-kejaiban kecil sepanjang jalan seperti Duta yang tiba-tiba “bisa” baca buku-buku Reading AtoZ level B. Kalau lagi baca bisa sampai 3 buku dan wajahnya happy banget. Ada Tata yang makin cantik hasil gambarnya, walau masih meniru tapi menurutku sudah sangat luar biasa.
Ada Yudhis yang makin mandiri dalam belajar 3D Blender, tapi bukan cuma itu yang membuatku bahagia, melihat bapak-ibunya berusaha menaklukan hari dengan meraih kesadaran sejak dini hari, ternyata membuatnya mengeraskan diri untuk bangun pagi sendiri juga.
Jadi… perjuangan baru dimulai. Tapi aku menikmati setiap prosesnya. Targetku masih sederhana: memulai kesadaran sejak pagi untuk hari-hari yang lebih produktif. Mohon doanya yaaaaa ^_^