Beberapa hari terakhir ini, Duta melakukan kegiatan menyusun puzzle Avenger. Puzzle Avenger yang didapatkan dari toko online ini berisi 500 keping.
Bagi kami ini belajar. #belajardirumah bukan berarti harus selalu dalam bentuk kegiatan online.
Apa yang dipelajari dari kegiatan main dan menyusun puzzle Avenger ini?
Menyusun puzzle merupakan stimulasi untuk kegiatan keterampilan berpikir (thinking skills) dan bagian dari proses belajar pengambilan keputusan (decision making).
Decision making skills
Keterampilan mengambil keputusan (decision making skills) merupakan salah satu keterampilan penting abad 21. Keterampilan ini bisa dilatih dan dikembangkan melalui banyak cara. Salah satunya melalui proses bermain game sebagaimana yang dilakukan Duta.
Proses menyusun puzzle Avenger ini serupa dengan belajar algoritma penyelesaian masalah dalam pemrograman: mengenali tujuan, mencari pola, berpikir modular, menyelesaikan masalah secara bertahap.
Dari pecahan puzzle sejumlah 500 keping, awalnya Duta belajar untuk tidak panik. Ini pengalaman pertama Duta menyusun puzzle 500 dan dia agak kaget melihat keping kecil puzzle yang mirip dan bertebaran tidak jelas.
Setelah kepanikan berlalu, Duta belajar memikirkan strategi penyelesaian puzzle. Dari titik mana masalah akan diselesaikan? Bagaimana urutan penyelesainnya?
Duta belajar mengenali gambar dan tujuan akhir, kemudian mencari pola penyelesaian modular yang bisa dilakukan.
Duta belajar mengelompokkan puzzle untuk mempermudah cara bekerja, kemudian menyusun langkah demi langkah hingga puzzle itu berhasil diselesaikan.
Karena ini adalah pengalaman pertama, Lala mendampingi proses Duta sejak awal hingga selesai. Sementara Duta agak panik dengan pengalaman pertamanya, Tata dan Yudhis justru sangat antusias dan ikut membantu menyelesaikan puzzle.
Selama proses penyusunan puzzle, Duta ikut terlibat sambil mendengarkan percakapan dan diskusi kakak-kakaknya. Dalam satu malam, puzzle bisa diselesaikan bersama.
Proses belajar secara bertahap
Proses belajar pengambilan keputusan dan keterampilan berpikir adalah sebuah proses yang panjang, dibangun selapis demi selapis. Proses ini tidak bisa dilatih secara instan, apalagi digegas melalui bimbingan belajar.
Sebagai sebuah keterampilan, proses latihan bisa dikembangkan melalui pengulangan. Kunci dalam pelatihan adalah instant feedback, masukan langsung, dalam hal ini dari orangtua yang mendampingi proses belajar anak.
Anak tidak bisa langsung dilepas, tetapi perlu dibuatkan tangga atau jenjang proses belajar sesuai kondisi yang ada di lapangan.
Setelah Duta melihat bahwa puzzle bisa diselesaikan, kami memulai tahap ke-2. Puzzle dibongkar dan Duta mulai belajar menyusun sendiri. Di tahap ke-2 ini, masih ada Lala yang sesekali membantunya. Tapi porsi kontribusi Duta semakin besar dibandingkan proses pertama.
Kami merencanakan proses ini akan dilakukan beberapa kali hingga Duta merasa nyaman dan berhasil menyelesaikan proses penyusunan puzzle itu secara mandiri.
