Ada program pagi yang sempurna dan kami sukai. Tapi, terkadang pagi berjalan tak sempurna seperti yang kami harapkan. Seperti pagi ini.
“Bangun pak. Sudah jam tujuh,” Tata membangunkan aku pagi ini.
“Jam tujuh ya, Ta?” Aku menjawab dengan malas. Badanku masih capek karena begadang tadi malam.
“Iya pak. Di luar sudah terang.”
Mendengar suara Tata, semuanya terbangun. Yudhis langsung keluar dari selimutnya. Duta langsung meluncur dari tempat tidurnya menuju ke tempat tidurku.
“Oke. Sekarang buka jendelanya dan olahraga,” kataku masih di tempat tidur. Mulailah Yudhis dan Tata menyingkap korden dan membuka jendela. Mereka langsung keluar kamar.
Sementara itu, aku yang masih mengantuk berusaha bangun dan bermalas-malas dengan Duta yang tak sabar ingin meluncur turun mengejar kakaknya.
Sementara aku belum turun dari tempat tidur, tiba-tiba saja Tata sudah kembali kekamar. “Aku sudah selesai olah raga.”
“Jendela sudah dibuka semua, Ta?”
“Sudah.”
Aku pun meluncur turun dan mengecek pekerjaan mereka. Semua korden sudah disingkapkan. Jendela dan pintu sudah dibuka. Lampu sudah dimatikan. Aku tinggal mematikan lampu yang sakelarnya tak terjangkau mereka; kemudian ikut nimbrung mereka di halaman sedang main mobil-mobilan bersama Duta.
Aku kembali ke dalam rumah, masuk kamar mandi, dan kemudian menghidupkan komputer. Sementara Lala sudah mulai sibuk di dapur. Pagi ini anak-anak beraktivitas sendiri. Sesekali aku menengok keluar. Sebagian besar waktu yang lain mereka berkegiatan sendiri dan bersama Lala, termasuk mandi, minum susu, dan menyiapkan meja makan. Aku hanya keluar sebentar ketika Lala minta bantuan untuk mengaduk nasi goreng di wajan.
“Pak, sarapan sudah siap. Ayo kita makan,” Tata masuk kamar kerjaku.
“Iya..,” jawabku. Tapi karena pekerjaan sedang nanggung, aku terus melanjutkan pekerjaan di depan komputer.
Lama menunggu aku tak muncul di meja makan, akhirnya Lala berinisiatif.
“Yuk kita doanya di tempat bapak. Habis itu makan sambil nonton film ‘Anastacia’ di kamar.”
Jadilah kami akhirnya berdoa pagi di ruang komputer. Aku berhenti sebentar mengetik, turun dan duduk bersama di lantai untuk berdoa yang diakhiri dengan sujud syukur kepada Tuhan. Aku kemudian melanjutkan kembali pekerjaanku.
Sementara itu, berbeda dari kebiasaan makan bersama di meja makan, hari ini Lala dan anak-anak makan di kamar sambil nonton film “Anastacia” di Star World. Aku tidak tahu siapa yang ingin nonton film itu. Soalnya Tata kelihatan keluar masuk kamar. Duta asyik main mobil dengan Lek Gana yang sudah datang. Kelihatannya Lala yang “naksir” nonton film itu, he..he..
Sesudah menyelesaikan satu bagian pekerjaan, aku mengambil nasi goreng Lala dan ikut bergabung nonton Anastacia di kamar, kemudian mandi, dan kembali bekerja.
Pukul 09.30, film Anastacia selesai. Kegiatan pagi molor dua jam dari biasanya. Tapi nggak masalah. Semuanya dibawa asyik dan gembira. Inilah asyiknya homeschooling. Anak-anak berkegiatan seperti biasa, ngobrol dengan Om Sandi yang baru datang dari Bandung, dan menyiapkan materi belajarnya.
2 thoughts on “Program pagi yang tidak sempurna”
Judulnya program pagi yang tidak sempurna tapi saya kok ndak merasakan dimana tidak sempurnanya ya. Karena semuanya berjalan dengan santai dan bahagia. Tentunya tanpa ada teriakan … Ade!! … cepat sarapannya, nanti telat masuk sekolah!!
hehehehe…. tidak sempurnanya karena tidak sesuai rencana; bapaknya kesiangan… dan tantangannya memang membuat yg tidak sempurna itu bisa dijalani dengan tetap menyenangkan… 😮