Malam sudah larut. Di sebuah kompleks perumahan di Jakarta Timur, pintu portal masuk ke kompleks sudah ditutup. Waktu memang sudah menunjukkan hampir tengah malam. Jam di tangan menunjukkan pukul 23.30.
Tapi sekelompok anak-anak masih sibuk berkegiatan. Bahkan secara berkelompok mereka berjalan bersama mengelilingi kompleks Griya Wartawan, Jakarta Timur.
Mereka adalah anak-anak Pramuka Oase yang sedang mengadakan perkemahan dua hari semalam dalam rangka menutup rangkaian kegiatan pramuka semester I tahun 2013. Jalan malam itu merupakan kegiatan itu.
Sebelum acara jurit malam, sekitar 20 anak-anak Siaga dan Penggalang ini sudah melakukan banyak kegiatan, mulai memasang tenda, upacara pembukaan, malam seni, dan lain-lain.
Ada sedikit hal yang berbeda dari kegiatan perkemahan Pramuka Oase dibandingkan perkemahan pada umumnya. Acara tidak diselenggarakan pada hari Sabtu-Minggu (Persami), tetapi hari Selasa-Rabu. Pramuka ini juga tidak bernaung di bawah sebuah sekolah, tetapi berbasis komunitas.
Pramuka Oase adalah pramuka komunitas yang lahir dari kebutuhan keluarga-keluarga homeschooling yang ingin menyelenggarakan kegiatan pramuka bagi anak-anaknya. Pramuka dirasakan sebagai kebutuhan karena mengajarkan anak-anak kecintaan pada tanah air, aneka kegiatan untuk melatih kemampuan survival, serta kegiatan-kegiatan di alam terbuka yang menempa fisik dan mental anak menjadi lebih baik.
Berdiri sejak awal tahun 2013, Pramuka Oase masih merupakan gugus depan rintisan di bawah Kwartir Cabang Jakarta Timur. Nama Oase disandingkan sebagai identitas karena anak-anak homeschooling ini sering berkegiatan bersama di Klub Oase.
Pramuka Oase melakukan kegiatan dua minggu sekali dengan bimbingan pelatih Kak Dody dan Kak Dede. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sudah terjadwalkan di awal semester, mulai belajar tali temali, kompas, semaphore, P3K, dan sebagainya. Sampai saat ini, Pramuka Oase beranggotakan 20 anak, usia 7-12 tahun.
Memang, dalam kegiatan yang dilakukan masih perlu banyak perbaikan.Misalnya, kegiatan Pramuka Siaga yang seharusnya terpisah dengan Pramuka Penggalan, dan lainnya. Termasuk penggunaan seragam Pramuka. Walaupun demikian, sebagai tahap awal, upaya ini sudah sangat menjanjikan. Apalagi bila pembinaan dari kwartir terkait dapat dilakukan dengan berkesinambungan, sehingga bukan tidak mungkin suatu saat Pramuka Oase ini dapat menjadi gugusdepan yang berdiri resmi dengan nomor tersendiri di Kwartir Cabang Jakarta Timur.
(Sumber: Majalah Pramuka, edisi III Tahun 2013)
2 thoughts on “Pramuka Oase, Rintisan Pramuka Berbasis Komunitas”
Mas Aar, ini terus diadakan tiap 6bln ya? Angkatan berikut materinya diulang atau ditambah? Min usia berapa mas?
Silakan kontak bu Raken yg menjadi Kamabigus ya mbak.. 🙂