Salah satu tantangan menjalani homeschooling di Indonesia adalah minimnya fasilitas yang tersedia untuk anak-anak homeschooling. Perpustakaan minim, kegiatan-kegiatan anak baik yang gratis maupun yang berbayar sebagian besar menggunakan paradigma sekolah, terutama dalam pengaturan jadwalnya.
Oleh karena itu, etos dan sikap penting yang harus dimiliki oleh keluarga homeschooling adalah inisiatif dan aktif. Kalau keluarga homeschooling merasakan adanya kebutuhan bagi anak yang dirasa penting untuk dipenuhi, pilihannya adalah memanfaatkan berbagai sarana yang sudah ada di masyarakat. Kalau tidak ada, maka tantangannya adalah berinisiatif untuk memulainya. Jangan hanya berharap menunggu inisiatif dari orang lain untuk membuatnya.
Sebagai contoh, kebutuhan untuk sosialisasi teman sebaya. Ketika ada kebutuhan teman sebaya, orangtua dapat memanfaatkan berbagai sarana yang ada di masyarakat: tempat ibadah, tempat les, klub hobi, dan lainnya. Kalau dirasakan ada kebutuhan untuk bertemu sesama praktisi homeschooling, maka pilihannya adalah bergabung dengan yang sudah ada atau membentuk sendiri.
Membentuk komunitas itu bukan sebuah hal yang sulit. Yang penting adalah esensinya: bertemu, berkegiatan bersama, mengobrol dari hati ke hati, dan bersahabat. Tak perlu harus dalam bentuk formal atau dalam jumlah yang banyak. Komunitas bisa diawali dengan 2 atau 3 keluarga yang sering bertemu dan berkegiatan bersama. Kelompok tidak resmi ini kemudian diberi nama atau identitas. Maka jadilah itu sebuah komunitas.
Itulah yang kami lakukan dengan Klub Oase yang menjadi sarana bagi kami untuk berkegiatan bersama teman-teman. Dari pertemuan-pertemuan itu, biasanya akan muncul ide-ide kegiatan sesuai kebutuhan para keluarga yang terlibat.
Seperti saat ini, ada keinginan dari para Ibu untuk mengenalkan anak-anak pada kegiatan Pramuka. Setelah mencari informasi dan berdiskusi selama beberapa waktu, akhirnya para Ibu di Klub Oase sepakat untuk merintis Gugus Depan Pramuka di Klub Oase. Kegiatan pramuka ini rencananya akan berlangsung setiap dua minggu sekali dan terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung bersama.
Mau ikut pramuka? Yuk berkegiatan bersama di Pramuka Oase bersama Kak Raken, Kak Wiwiet, dan kakak-kakak lainnya.
1 thought on “Pramuka Oase: Dari Tiada Menjadi Ada”
Sudah langsung kontak Mbak Raken, sampai ketemu di awal September nanti.
rudy