Hari ini kami ke kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan untuk mengurus e-KTP. Lama dan capek. Plus, ternyata KTP tak langsung selesai karena harus menunggu lagi panggilan kalau KTP-nya sudah jadi.
Inilah proses yang kami alami saat mengurus e-KTP di Pasar Minggu:
Proses pengurusan e-KTP di Pasar Minggu dimulai dengan membawa undangan dari kelurahan yang disalurkan melalui RT. Pak RT minta kami membawa fotocopy KTP, tapi ternyata sampai di kelurahan tak dibutuhkan. “Tidak perlu, bu. Semua datanya sudah ada di catatan kami,” kata petugas di kelurahan yang mengurusi e-KTP kepada Lala.
Di kelurahan, proses yang dilakukan saat pembuatan e-KTP adalah: pemotretan (dengan latar belakang merah atau biru), pengambilan sidik jari (4 jari, jempol, dan telunjuk; semuanya tangan kiri dan kanan), tanda tangan, dan sidik mata. Semua prosesnya dilakukan secara digital.
Proses untuk melakukan semua itu tak lama, paling sekitar 5-10 menit. Yang lama itu nunggunya!
***
Ada beberapa catatan pribadiku mengenai proses pembuatan e-KTP ini berdasarkan pengalamanku hari ini:
- Proses awal menggunakan undangan yang dikirimkan melalui RT itu bagus. Tak ada persyaratan lain yang dibutuhkan. Tak ada pembayaran (sampai saat ini). Ini membuat prosesnya menjadi sederhana dan memudahkan.
- Manajemen proses dalam pembuatan e-KTP sangat buruk. Prosesnya tidak efisien. Kita harus menunggu di kelurahan tanpa mengetahui kapan akan dipanggil. Seharusnya, model antrian itu bisa dibuat lebih baik menggunakan nomor antrian. Sediakan saja kartu nomor (1 menempel pada undangan yg diserahkan ke petugas, 1 dipegang). Dengan adanya nomor antrian, setiap orang bisa memperkirakan kapan jadwal pemanggilannya. Kalau tidak ada (seperti yang aku alami hari ini), semuanya penuh ketidakpastian. Bayangkan, kami memasukkan undangan pukul 10.30, tetapi baru dipanggil sekitar pukul 15.00.
- KTP tidak langsung jadi. Ini juga pemborosan waktu yang semestinya tak perlu terjadi. Dengan sistem online, seharusnya KTP bisa langsung jadi seperti pada waktu dulu mengganti KTP akibat adanya NIK (Nomor Induk Kependudukan). Dulu, prosesnya kurang lebih mirip; kita difoto digital, scan sidik jari, tanda tangan. Bedanya, KTP langsung diprint, selesai pada saat itu juga dan dibawa pulang.
***
Demikian catatan mengenai proses pembuatan e-KTP di kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ini masih bersambung karena KTP-nya masih belum ada di tangan. Semoga memberikan gambar bagi siapapun yang akan membuat ulang KTP dengan sistem e-KTP.
2 thoughts on “Pengalaman mengurus e-KTP”
Saya mau nanya🙏🏻
Kalo kita buat E-ktp, ktp kita yang lama bakal ditarik kah?
Betul