Akhirnya aku mencoba keduanya, baik Gojek ataupun Grab Bike. Dua aplikasi yang memudahkan kita untuk mencari tukang ojek di manapun kita berada selama ada internet dan tentu saja ada tukang ojek yang berafiliasi dengan aplikasi tersebut di daerah tempat kita berada. Rasa penasaran ini muncul ketika beberapa waktu lalu aku naik taxi yang kebetulan bergabung dengan Grab Taxi. Sejak hari itu aku langsung mengunduh aplikasi Grab Taxi dan menanti waktu yang tepat untuk memakainya.
Pengalaman pertama memakai layanan aplikasi Gojek
Ternyata belum kesampaian pakai taxi dari Grab Taxi, aku keburu pakai Gojek. Pasalnya waktu itu pulang acara bukber di Kota Kasablanka agak galau mau pulang naik apa, naik taxi pasti lagi macet-macetnya, naik angkot udah kekenyangan jadi agak males (halah >.<), minta jemput supir kok ya nggak tega karena kebayang macetnya menuju rumah.
Untungnya aku diingatkan bahwa saat ini lagi ada promo 10.000 (Ceban Ramadhan) untuk jarak sampai 25km, jadilah aku langsung mengunduh aplikasi Gojek di HP dan memasukkan kode voucher dari teman yang membuatku mendapatkan gratis Rp 50.000 dalam bentuk kredit di aplikasi Gojek.
Setelah register di aplikasi dengan cara memasukkan nama & email, aku pun kemudian mencoba pesan Gojek via HP. Ternyata prosesnya cepat sekali, baru saja aku memesan langsung dapat tukang ojek yang siap mengantarkan bahkan langsung ditelp olehnya untuk menentukan di mana kita akan bertemu.
Ketika bertemu aku langsung terkesan, bukan karena jaket seragam ataupun helmnya yang khas, tapi aku terkesan ketika sang ojek memberikanku helm lengkap dengan maskernya.
“Dipakai maskernya ya mbak, biar tetap sehat” ujarnya dengan ramah. “Ini gratis kok mbak, standarnya Gojek pasti selalu diberikan masker” serunya lagi ketika dia melihatku hanya bengong saja melihatnya menyodorkan masker.
Aku pun kemudian memakai masker & helm yang disodorkan tukang ojek tersebut dan mulai naik Gojek. Baru sekian ratus meter tukang ojek itu tiba-tiba berkata “Aduh mbak, maaf nih sepertinya motor saya bannya kempes, padahal dari tadi nggak papa lho” (ehm ini maksudnya apa ya? kempes gara-gara aku atau bagaimanaaaa? #sensi). “Trus bagaimana dong?” tanya saya.
“Saya tuker motor dulu ya mbak, rumah saya di belakang Kokas kok”.
Jadilah saya diturunkan di sebuah warung kecil dan menanti tukang ojeknya menukar motor. Cukup lama juga dia menukar motor sampai tiba-tiba ada ojek melintas dan berkata “Ayo mbak! Maaf nunggu lama ya”. Aku tak mengenalinya lagi karena sekarang dia tidak lagi memakai jaket & helm Gojeknya. Ini betul tukang ojek yang tadi apa bukan? “Iya mbak ini saya, Gojek yang tadi”
“Lho kenapa jaket dan helmnya ganti?” tanyaku
“Nggak ganti mbak, ini jaketnya saya balik aja biar aman” katanya sambil menunjukkan bagian dalam jaketnya yang ternyata memang berwarna hijau.
“Kenapa dibalik?” tanyaku penasaran.
“Udah naik dulu mbak, nanti ‘tak ceritain”
Dalam perjalanan menuju rumah, sang tukang ojek pun bercerita betapa saat ini Gojek sedang banyak dibully tukang ojek lainnya. “Saat ini lagi genting mbak. Beberapa waktu yang lalu ada yang dipukuli di UI, kemarin katanya ada yang dipukuli di daerah Serpong dan tadi siang katanya ada yang dipukuli lagi di daerah Pasar Festival”. Menurutnya banyak tukang ojek yang tidak menyukai pertumbuhan ojek model Gojek. Padahal tidak sulit persyaratan untuk menjadi seorang Gojek, hanya perlu menyerahkan foto kopi KK, SIM & KTP serta memberikan tanda jaminan seperti ijazah.
“Bahkan kami itu diberi modal lho oleh Gojek, dapat 2 jaket, 2 helm, 1 pak masker isi 50 yang bisa diisi ulang, HP yang bisa dicicil dengan harga murah serta uang 100ribu untuk beli pulsa.”
Dari ceritanya, sejak bergabung dengan Gojek pendapatannya jauh meningkat. Dalam 3 minggu saja dia sudah mengumpulkan kredit sebesar 1.8juta rupiah. Itu dijadikannya tabungan yang nantinya bisa diambilnya via atm, sementara untuk kebutuhan sehari-hari dia masih mengandalkan pendapatan dari pelanggan lamanya. Untukku sendiri pengalaman ini menyenangkan karena bisa pulang naik ojek gratis, karena biayanya mengambil dari free credit yang diberikan ketika memasukkan kode voucher. Buat teman-teman yang mau coba bisa coba unduh aplikasi Gojek dan masukkan kode voucher 543247104 untuk mendapatkan kredit Rp. 50.000 gratis! Asyik kan?
***
Pengalaman pertama memakai layanan aplikasi Grab Bike
Hari ini, aku berencana untuk kembali memakai Gojek. Sayangnya entah kenapa hari ini Gojek tidak bisa mengkalkulasi berapa rupiah yang dibutuhkan untuk perjalananku sehingga bolak-balik pesananku time-out.
Akhirnya setelah beberapa kali gagal pesan aku memutuskan untuk mencoba Grab Bike (salah satu pilihan dalam aplikasi Grab Taxi). Ternyata bulan ini Grab Bike juga sedang ada promo hanya 5000 (Promo Goceng Go Anywhere) untuk seluruh Jakarta. Coba pesan, eeeh ternyata langsung dapat tukang ojek yang bersedia. Prosesnya pun semudah Gojek waktu itu.
Hanya saja ketika tukang ojek Grab Bike datang aku nggak terlalu ngeh, soalnya mirip banget sekilas dengan seragamnya Gojek. Baru setelah ada notifikasi di HP kalau tukang ojek sudah sampai dan ada telp masuk, aku lihat yang telpon yaaa tukang ojek yang tadinya aku sangka dari Gojek.
Kenapa ya seragamnya harus mirip? Kenapa gak bikin brand warna lain gitu?
Perjalanan pulang dengan Grab Bike ini pun berjalan lancar. Dalam percakapan sepanjang perjalanan aku pun mendapatkan informasi kalau proses pendaftaran menjadi seorang Grab Bike juga semudah menjadi Gojek, hanya bedanya kalau di Grab Bike ada deposit 100ribu untuk pertama kali dan tidak ada fasilitas masker.
Menurut sang tukang ojek, sejak bergabung Grab Bike dia seakan tidak pernah kehabisan pelanggan. “Pokoknya benar-benar cari duit sekuatnya, sesehatnya, mau jam berapa aja pasti ada sewa”. Dia juga menceritakan kalau dalam 1 bulan ini saja pendapatannya rata-rata 1,5 – 2 juta perminggu. “Pokoknya alhamdulillah banget deh mbak. Terima kasih sama Grab Bike. Cari duit jadi gampang banget”.
***
Review Gojek dan Grab Bike
Aku pribadi senang dengan adanya aplikasi Gojek dan Grab Bike ini. Walau sebenarnya aku masih bingung dengan perkiraan biaya di antara keduanya. Bayangkan, masa biaya dari Kota Kasablanka ke rumahku di Cipinang dihitung Rp. 23,200 (lebih murah dari kalau naik ojek reguler yang suka ngetem dekat rumahku). Tapi kok biaya dari Asem Baris (Tebet) ke Cipinang Rp. 43.000 padahal secara lokasi lebih deket Asem Baris ke rumahku daripada dari Kota Kasablanka ke rumahku.
Kalau sekarang kan masih sama-sama promo niiih, jadi kemungkinan besar aku akan memanfaatkan kedua aplikasi ini kalau sedang butuh ojek. Tinggal mana aplikasi yang jalan pada saat aku ingin pesan Gojek atau Grab Bike. Tapiii setelah masa promo, mari kita lihat hitungannya yaah… kalau ternyata masih lebih murah ojek reguler yaa aku sebagai user pasti akan tetap pilih ojek reguler 😀
21 thoughts on “Pengalaman Menggunakan Gojek dan Grab Bike”
tolong di bantu donx…abis agak penasaran sh…
sebenarnya credit gojek yang di berikan itu bisa di pakai / gunakan hanya untuk trasnport atau bisa di gunakan untuk go food jg ya? ak cb untuk go food tidak pernah bisa berhasil.
Terima kasih yah.
Wah terima kasih neh mba sharing pengalamannya kebetulan saya juga lagi cari2 informasi tentang pelayanan ke-2 aplikasi tsb n ga disangka ternyata mba lala tinggalnya ga jauh dari Rumah saya juga, kebetulan saya di jalan media masa ^_^
Terima kasdih sudah membagikan pengalamannya. semoga gojek bisa menjadi salah satu transportasi aman dan nyaman untuk pengunanya 🙂
Terima kasih mbak info soal GoJek. Saya memang nyaman pakai Gojek, pengemudinya aman, nyaman dan profesional. Saya punya saran agar pihak perusahaan Gojek terus menyempurnakan sistemnya dan lebih berinovasi lagi.
Buat kalian yg baru pertama kali menggunakan aplikasi gojek, ayo masukkan kode ini: 545075264 dan kalian bisa mendapatkan gojek kredit sebesar 50 ribu! 😀
infonya bagus mba’, bisa jadi inspirasi usaha buat yg lainnya.
share info, jika ingin tahu cara pesan makanan lewat gojek, ini caranya
http://www.gojakgojek.com/2015/09/cara-pesan-makanan-lewat-gojek.html
Tapi udah dua hari ini koq saya gak bisa order gojek ya ?
Tinggal klik order aja tapi ordernya gak respon
Malam ini saya coba naik grabbike dgn jarak 11,04 km. Saya gak suka pelayanannya di perjalanan sopir grabbike menggoda cewe yg lagi jalan sambil merepetkan motor yg saya tumpangi ke cewe trsbut. Di tambah biaya ongkos lebih mahal. Dgn jarak trsbut tdak sesuai dgn harga yg normal. SAYA MAU TANYA
Kenapa layanan GRABBIKE kalau mau ikut promo harus memasukan kode dahulu. Kalo tdak dimasukan kode itu trmsuk harga normal. Laaaa mending kalo normal sesuai.
Bagaimana kalo setiap org yg baru pasang aplikasi GRABBIKE mereka tdak tau itu promo apa harga normal GRABBIKE.?
Yg mreka tahu pasti lebih murah dari yg lain.
Saya tdak kberatan dgn bayar uang segitu, tpi dgn pelayan yg serba kurang terasa berat untuk ikhlas.
SUSAH SIH KALO CIPLAK PUNYA ORANG.
“GUE GAK BAKAL NAIK GRABBIKE LAGI”
Ciplak bagaimana? Anda menuduh Grab bike itu menjiplak Gojek? Punya bukti2nya gak? Kalo soal driver yg menggoda cewek itu sih tergantung pribadi masing2 aja, saya sering naik Grab bike tapi gak pernah sekalipun drivernya berbuat seperti itu kok.
Saya sedikit agak berbeda dengan koment teman2. kalau untuk antar makanan sih oke2 aja, tapi untuk pesan makanan saya gak pernah pake jasa gojek..karena saya sering melihat pesanan makanan yang di antar driver Gojek sangat tidak sehat. Makanan hanya di taruh dalam plastik dan di gantung di stir motor..wah..bayangkan dalam perjalananya banyak debu..tapi saya punya Langganan jasa Delivery order lewat website namanya http://www.kulapar.com. Khusus makanan indonesia..Pesan di webnya gak ribet..cepat banget..simple deh pokoknya..Drivernya menggunakan box delivery yang bagus dan aman..
Saya Pernah menggunakan Jasa Gojek sekali..tapi untuk berikutnya koq order susah banget masuknya, berulang2 gak di respon..padahal saya mau pesan makanan..akhirnya saya coba searching lagi layanan delivery makanan..dan saya ketemu website namanya ww.kulapar.com. dan saya coba order..saya gak nyangka pesan makan di websitenya sangat simple..saya gak perlu menyimpan no telponya..tinggal klik aja langsung terhubung dengan call centernya dan langsung di layani. ongkirnya cuma 10 rb se-Jakarta..wah murah banget..sampai saekarang saya tetap pelanggan setia kulapar.com.
Ayo yg mau gojek credit.. kode 00000 bisa dapat voucher 50.000 gratis
Ada sebuah artikel menulis “siapa terjungkal, Gojek apakah Grabbike?” Kayaknya sih (Moga2 tidak) para driver itu sendiri yg bakalan ambruk. Selagi promo yg gaji paspasan pun bisa ngorder gojek atawa grabbike. Lha cuman bayar 5ribu dan gedenya 15 ribu. Sepertinya hal yg kurang penting mereka manfaatkan selagi tumpangan ojek online murah meriah. Kalau tarif dah normal, wow dah ga sesuai lagi pesanan order sama jumlah driver gojek dan grabbike yg berlimpah begitu banyaknya. Kedua perusahaan itu dah tau akan apa yg terjadi nanti. Sebenarnya sedang bermain apa gojek dan grabbike di negara ini? Gak ngerti gua! Silahkan yg bisa menerawang…..
saya juga pernah jadi penggemar berat gojek,saya hampir setiap hari pulang kerja naik gojek, cuman kesini sininya saya kurang menyukai gojek,karna pengalaman saya,gojeknya ada yang suka ngebut sampe saya jantungan dan selama dijalan saya berdoa terus saking takutnya,,ada yang ngomong mulu,ada yang ngeluh kejauhanlah,ada yang protes dari jalur yang dia tau,padahalkan yang tau rumah kita ya kita toh…,dia malah minta dari jalur yang ngak jelas,tapi memang ngak semuanya begitu,ada juga yang baik bangat, tapi sayangnya kebanyakan jeleknya dari pada bagusnya.saya pernah sekali diturunun gojeknya dijalan,kebetulan saya dipesanin teman saya, dia bilang gojeknya dicancel sama teman saya yang mesan.saya disuruh telpon teman saya itu,saya telpon lah ternyata teman saya itu ngak ngencel ko,kayanya sih si tukang gojeknya,karna dari awal saya naik situkang gojeknya ngak niat gitu…,jadi saya diturunin deh dijalan.ia uda saya turun mau gimana lagi,mulai dari situ saya akan usahain untuk tidak naik gojek lagi,karna lebih banyak sigojeknya yang jelek dari yang baikya.jadi saya kaya trauma gitu deh naik gojek.mana kebanyakan motornya motor butut lagi,ih….seram
Memang kalo driver Gojek itu tidak diberi pelatihan seperti etika2 kalo membawa penumpang, etika2 di jalan, dsb. Jadi yaa maklum saja lah, tergantung pribadi masing2 drivernya.
Kalo driver ngebut berarti bagus dong,mbak…,makin mendekatkan ke Tuhan…,karena berdoa terus..?,hehe..
Kalau kantor saya ada acara, biasanya pesan di http://pumasera.com. Restorannya enak-enak dan harga makanannya juga sama dengan restoran.
Btw untuk yang dapat gratis yang 50rb, sudah ga bisa ya? ane sih sekarang males gunain aplikasi nya. soalnya kadang kadang bingung ngepasin GPS nya…. tp ane sih gunain Asisten Pribadi Virtual Diana(www.halodiana.com) , tinggal chat atau SMS aja caranya.. hehehe..
Saya belum pernah naik Grab atau Gojek sepertinya setelah membaca pengalaman Mba Lala saya ingin juga mencoba naik, semoga masih ada promo
Entah app gojek ,grab Atau lain nya,
Semua punya kelebihan Dan kurangnya. Yaa gmna pandai2 kita aja Lbh nyaman yang mana.
?
Baik Gojek maupun Grab punya kelebihan dan kekurangannya masing2, saya pribadi pakai kedua-duanya dan biasanya mayoritas pengguna memilih yang harganya paling murah dan drivernya paling banyak disekitar area pickup