fbpx

Pelangi Nada: meneruskan kegilaan

Setelah Sabtu-Minggu mengerjakan proses migrasi tempat penyimpanan lagu-lagu dan melakukan integrasi Pelangi Nada dengan Reverbnation, hari ini kami meneruskan tahap terakhir dalam peletakan batu pertama Pelangi Nada.

Tahap terakhir ini adalah pindah server yang lebih bagus supaya situs tidak down kalau yang mengunduh lagunya banyak atau tiba-tiba terjadi lonjakan pengunjung.

Melalui berbagai survey dan pertimbangan, termasuk menerima masukan dari teman Lala yang membuat website digital scrapbooking, kami akhirnya memilih hosting Hostgator. Menurut pengalaman teman Lala, Hostgator dinilai bagus dan tak bermasalah ketika menerima lonjakan pengunjung saat dia membagikan freebies digiscrap yang ukurannya besar-besar.

Alasan tambahan memilih hosting di Hostagator adalah karena ada kupon diskon. Kita bisa memilih Diskon $9.94 atau Diskon 25%. Selain itu, ada layanan transfer website gratis dari server lama. Jadi, untuk perpindahan itu tak perlu pusing dan repot.

Kami memilih paket pembayaran bulanan dan menggunakan Diskon $9.94 sehingga untuk bulan pertama biaya hosting adalah gratis (actual payment di Paypal: $0.01). Bagaimana pembayaran hosting bulan depan? Kita lihat saja nanti, hahahaha… 🙂

Sudahlah, pokoknya nekad dulu. Lompat dan naik ke tangga pelayanan yang lebih tinggi. Lompat server untuk penyimpanan lagu, lompat server untuk hosting. Pokoknya bekerja keras untuk membuat infrastruktur yang lebih kuat supaya orang lebih  mudah menikmati lagu-lagu anak di Pelangi Nada.

Sebagai tambahan “kegilaan” ini, kami mencabut fitur “Tweet and Get It”. Yang pertama karena servernya sudah berganti baru (sehingga diharapkan menjadi lebih kuat kalau banyak pengunjung yang datang). Yang kedua untuk lebih memudahkan pengunjung. Jadi, kalau mengunduh bisa langsung, tanpa perlu “membayar” dengan tweet lagi.

Sudah dapat lagu gratis, terus diberikan kemudahan-kemudahan untuk mengunduh. Enak kan? hehehehe….

***

Apakah ini gila?

Mengapa kami menjalani semua “kegilaan” ini? Membuat lagu sendiri, jumlahnya bukan satu atau dua, tetapi 40 dan masih terus bertambah. Kemudian bersusah payah membuat situs, membayar hosting, mencari cara untuk melayani, dst? Semua usaha sendiri, uang sendiri, tak dibayar pula.

Apa jawabnya? Jawabannya adalah hahahaha…

Kami ini hidup seperti dalam paradox.

Padahal kami ini berdoanya kepada Tuhan minta rezeki dan diberikan mesin uang sehingga bisa lebih mudah untuk berkarya bagi masyarakat.

Tapi kok pembimbingan personal yang kami rasakan itu justru “perintah” untuk memberi dan memberi. Memberinya tak boleh asal, memberinya harus berkualitas terbaik, memberinya harus banyak, terus harus ikhlas.

Bagaimana tho ini?

Tapi ya sudah, kami berusaha menjalani semua ini sebaik-baiknya. Kadang deg-degan, kadang bahagia. Yang bikin deg-degan itu karena rasionalitas kami terkadang sulit mencerna. Tapi kebahagiaannya lebih sering, terutama setelah “masa krisisnya” terlewati.

Itu tadi sekedar cerita di balik layar Pelangi Nada supaya Anda ikut merasakan dan mencicipinya. Jadi bukan hanya mencicipi lagunya, tetapi juga proses yang kami jalani untuk mewujudkan karya ini, hehehe…

***

Anyway, karena tahap pertama pembuatan infrastruktur Pelangi Nada telah selesai, hari ini kami persembahkan semua ini untuk-Nya, untuk keluarga Indonesia, dan semesta. Semoga persembahan sederhana ini diberkati-Nya. Amin.

7 thoughts on “Pelangi Nada: meneruskan kegilaan”

  1. Turut bahagia baca proses mas aar dan mbak lala, smoga apa yg dilakukan banyak bermanfaat unt orang banyak. Saya jg pakai hostgator mas, bulan 1 $0,01, bulan ke2 $9,95. Memang lumayan handal hostingnya.

  2. Bersyukur masih ada “orang gila” seperti Mas Aar dan Mbak Lala yang masih mau berbagi 😀

    Ijin taut rumahinspirasi.com di blog saya Mas…terima kasih

  3. Alhamdulillah, Indonesia ternyata masih punya “orang-orang gila” yang gak haus duit 🙂 Sukses terus buat Mbak Lala, Mas Aar & Pelangi Nada. Makasih buat Mbak Lala yang hari ini sudah ikut gabung dengan Forum PBA. Semoga kebersamaan kita membawa manfaat. Terima kasih sudah amat sangat menginspirasi & mewarnai hidup saya. Semangaaat! 😉

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.