Sambil mengikuti acara workshop membuat komik bersama Benny Rachmadi (Benny & Mice) di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), kami berkesempatan menikmati pameran karya 7 seniman perempuan Indonesia.
Pameran karya tujuh seniman perempuan itu dikemas dengan judul “Seven Recipes Dialogue”, dibuka untuk umum pada 14-23 Oktober 2011, pukul 10.00-18.00. Para seniman yang menampilkan karyanya dalam pameran ini adalah: Dhyani Widiyanti Hendranto (art jewelry dan objek), Magdalena Pardede Agung (mixed media), Dolorosa Sinaga (patung), Titiani Irawani (logam), Lucky Wijayanti (tekstil), Yola Yulfianti (film tari), Nana Tedja (lukisan).
Pameran ini mengusung tema memahami kehidupan pribadi dan kompleksitas kehidupan perempuan urban yang ditransformasikan melalui karya dengan berbagai pendekatan medium baru dalam seni urban. Pilihan-pilihan yang dibuat oleh para seniman yang berpameran ini sangat inovatif, mengaburkan batas-batas antara fashion dan seni, feminin dan maskulin, serta mempertentangkan banyak aspek dengan berani.
***
Aku bukan seniman. Aku hanyalah penikmat dan pengapresiasi seni yang kebetulan lewat dalam pameran ini. Yang bisa aku katakan tentang pameran ini adalah: aku menikmati!
Memandangi karya-karya seni yang ditata dalam pameran ini adalah sebuah tamasya virtual, rasa, dan pencerahan estetik. Ragam karya yang ada di dalam pameran ini, tak ada yang sama. Mediumnya beragam, pendekatan dan gayanya pun tak ada yang sama.
Dalam kunjungan dan kehadiran anak-anak di dalam pameran ini, memang tak tak ada pelajaran pengetahuan seperti di sekolah yang mereka terima. Ini adalah pelajaran apresiasi dan paparan terhadap panca indera, stimulus visual bagi jiwa mereka.
Dalam konteks pendidikan ala Charlotte Mason, kegiatan ini merupakan upaya kami untuk memaparkan anak-anak pada masterpiece, karya-karya dari para ahli sebuah bidang tertentu.