fbpx

Menghindari Jebakan Kepasifan

writingSeberapa sering kita melihat anak-anak berangkat sekolah dengan kepala kosong tanpa gagasan mengenai apa yang akan dipelajarinya hari ini? Seberapa sering anak-anak pulang sekolah dan ketika ditanya apa yang dipelajari hari ini mereka tak bisa menjawabnya? Yang penting berangkat, yang penting hadir, yang penting duduk manis sambil menunggu bel sekolah berbunyi.

Sikap pasif adalah dampak sampingan dari model belajar yang berpusat pada guru/sistem dan mengabaikan peran aktif anak. Anak tak diperlukan untuk berinisiatif dan mengemukakan pendapatnya kecuali untuk hal-hal yang sudah ditentukan. Semuanya sudah diatur dan ditentukan, mulai apa yang dipelajari, bahannya apa, kapan dipelajari, dan bagaimana cara mempelajarinya.

Jika kita ingin mengurangi dampak kepasifan pada anak, salah satu caranya adalah dengan melibatkan anak dan melatih anak untuk berinisiatif tentang apapun yang menyangkut dirinya. Inisiatif dan pendapat anak berharga, serta didorong secara sadar.

Apa rencana hari ini? Apa yang sedang diminati dan ditekuni? Apa yang ingin dipelajari? Apa yang tadi ditonton (dilihat, dibaca, dilakukan, dsb)? Bagaimana ceritanya?

Kalau tak terbiasa, anak-anak cenderung tak bisa menjawab pertanyaan semacam itu. Tapi ketika pertanyaan semacam itu terus diulang dan diikuti dengan umpan balik (dipuji bila inisiatif, dibantu jika tak punya ide, disinsentif jika pasif, dsb), lama-lama anak akan mengerti apa yang diekspektasikan terhadap dirinya.

Dengan meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan terhadap kegiatan belajar, kita berharap anak-anak dapat menjadi aktif. Dengan mendorong anak untuk menjadi “tuan atas hidupnya sendiri”, kita berharap anak-anak terbiasa mengambil keputusan dan pada akhirnya membuat mereka menjadi anak-anak yang mandiri.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.