fbpx
Potensi kecerdasan anak

Mendidik Sesuai Potensi Kecerdasan Anak

Setiap orang tua ingin mendidik anak-anaknya untuk mencapai prestasi maksimal mereka.

Untuk mencapai tujuan ini, orang tua mestilah mengenali potensi-potensi kemampuan anaknya sehingga bisa memberikan pendidikan yang sesuai.
Menurut teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang digagas oleh Howard Gardner, ada 9 tipe kecerdasan:

  • Kecerdasan bahasa (linguistik)
  • Matematika-logika
  • Spasial
  • Kinestetik-jasmani
  • Musikal
  • Interpersonal
  • Intrapersonal
  • Naturalis
  • Eksistensial

Orang tua bisa mengenali kecerdasan anaknya melalui pengamatan selama interaksi sehari-hari atau melalui asesmen dari ahlinya. Seorang anak bisa mempunyai satu bidang kecerdasan yang menonjol, atau beberapa bidang kecerdasan sekaligus.

Dengan memahami kekuatan potensi kecerdasan anak, orang tua bisa memberikan dukungan yang lebih baik. Orang tua bisa memberikan fasilitas yang bisa makin mengembangkan potensi kecerdasan anak tersebut, dan bukan mengkerdilkannya.

Potensi kecerdasan anak

Metafora Sekolah Hutan

Contoh yang sering disajikan untuk menggambarkan keragaman potensi anak adalah sebuah kelas yang berisi seekor monyet, seekor gajah, seekor ikan, dan seekor burung.
Monyet tidak akan mencapai prestasi terbaiknya jika kemampuannya dibandingkan dengan kekuatan gajah. Demikian pula gajah tidak akan dianggap pintar jika kecerdasannya diukur dengan kemampuannya terbang.

Apalagi ikan, dia bahkan bisa mati jika dia dipaksa keluar dari air dan harus bisa memanjat pohon. Demikian pula burung dan monyet bisa mati tenggelam jika ia dipaksa untuk berada di dalam air dalam waktu lama.

Monyet akan menjadi menonjol ketika kemampuannya memanjat dan memilah buah diasah. Gajah bisa berlatih kekuatannya (walaupun gajah tertentu mungkin lebih senang berpuisi atau bernyanyi?) dan seterusnya.

Anak punya Beragam Potensi Kecerdasan

Anak-anak pun mempunyai potensi kecerdasan yang beragam.

Ada anak yang mahir berhitung tapi kurang bisa berhubungan dengan orang lain. Dalam contoh ini, memang si anak mesti mempunyai kemampuan dasar untuk bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, tapi tidaklah mesti hingga mahir benar. Dia akan bisa berkembang pesat saat fokus pengembangannya pada kemampuan matematis-logikanya.

Ada pula anak yang kurang mahir berhitung dan ilmu alam, tapi dia sangat pandai bergaul, mudah memikat hati orang dan mampu mempengaruhi mereka. Anak-anak dengan kecerdasan interpersonal ini akan berkembang maksimal ketika mereka difasilitasi untuk berorganisasi atau berkomunitas serta hal-hal yang berhubungan dengan pergaulan lainnya.

Ada lagi anak-anak dengan kecerdasan naturalis, senang bercocok tanam, atau senang memelihara hewan tertentu. Mereka mungkin tidak terlalu mahir dalam teori-teori ilmu sains, tapi mereka mampu mengidentifikasi dan mengaplikasikan dengan sangat baik kebutuhan-kebutuhan dari tanaman atau hewan peliharaan mereka.

Contoh lainnya adalah anak-anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani. Inipun terbagi-bagi lagi menjadi beberapa spesifikasi. Ada anak yang mempunyai bakat olahraga tertentu, ada anak yang berbakat menari. Olahraga dan menari pun ada bermacam-macam cabangnya. Orang tua perlu memberikan pilihan dan arahan agar anak mampu menemukan hal yang paling disukai dan dikuasainya.

Anak dengan Kecerdasan Campuran

Potensi kecerdasan anak tidak hanya satu jenis. Bisa jadi, anak memiliki beberapa jenis potensi kecerdasan.

Contohnya, ada anak kinestetik yang memiliki kecerdasan musikal dan ritmik dan ada anak yang lebih memiliki kecerdasan intuitif.

Jika anak tersebut menekuni beladiri Taekwondo, arah pengembangan potensinya bisa berbeda.

Anak-anak yang mempunyai kecerdasan ritmik dan ingatan yang lebih kuat bisa lebih berprestasi dibidang seni gerak (Poomsae) sedangkan anak yang memiliki kecepatan, keberanian dan intuisi lebih cocok mengasah prestasi di bidang tanding (Kyorugi).

Dalam cabang renang, ada jenis perlombaan kecepatan, ada jenis pertandingan ritme dan keindahan. Kedua jenis kemampuan tersebut terkadang bisa dipertukarkan, namun umumnya hasilnya lebih maksimal ketika mereka menekuni bidang tersebut di jenis yang lebih sesuai dengan potensi kekuatannya.

Proses Memfasilitasi Potensi Kecerdasan

Dalam perjalanan menemukan bidang yang disukai anak, orang tua dan anak perlu melakukan banyak eksplorasi.

Orangtua perlu memaparkan anak dengan beragam kegiatan sampai anak menemukan hal yang benar-benar disukai dan dikuasai dengan rasa bahagia ketika menjalaninya. Karena bagaimanapun juga, menjadi bahagia adalah tujuan semua orang. Dan menjalani segala sesuatu dengan bahagia juga merupakan hal yang tidak boleh dilupakan.

Bila proses mencapai kebahagiaan itu tidak membahagiakan, belum tentu ketika kita meraih hasil akhirnya kita bisa bahagia.

Seorang anak bisa saja sangat bersemangat dan menunjukkan peningkatan kemampuan yang baik dalam satu waktu. Tapi di lain waktu, minatnya mungkin berubah, dan pada titik ini orang tua perlu belajar untuk berlapang dada bahwa ternyata perjalanan pencarian belum usai.

Sekali lagi, penting sekali bagi orangtua untuk mengenali potensi kecerdasan dan kekuatan anak. Jika potensi kecerdasan unik anak bisa dikenali, orangtua bisa lebih fokus mengembangkannya menjadi kekuatan dan prestasi yang sesuai kapasitas anak.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.