Hari Minggu. Pagi hari aku bertanya kepada Tata:
“Sudah bikin rekaman speed drawing, Ta?”
“Iya pak, aku mau bikin,” jawab Tata.
Aku mengingatkan Tata mengenai rekaman speed drawing yang ada di jadwalnya yang belum dikerjakan. Jadwal itu ada pada hari Sabtu. Tapi karena Sabtu kemarin kami jalan acara keluarga, Tata tidak sempat membuat rekaman itu.
Siang hari, saat sedang bersantai bersama di kamar, aku bertanya kepada Tata:
“Ta, bapak terlalu keras sama kamu, nggak?”
“Hmmm… nggak sih,” jawab Tata.
“Kalau bapak terlalu keras, kamu bilang ya…”
“Iya pak.”
“Kamu tahu mengapa hari ini bapak mengingatkan kamu tentang rekaman, padahal sekarang hari Minggu dan saatnya kamu bebas?”
“Tahu pak.”
“Mengapa?” tanyaku.
“Soalnya aku kemarin nggak mengerjakannya.”
“Kamu nggak apa-apa mengerjakan rekaman dulu, baru main.”
“Nggak apa-apa pak,” jawab Tata.
Obrolan yang berlangsung di tempat tidur itu menjadi bagian dari komunikasi kami, mencari keseimbangan antara fleksibilitas dan kualitas. Kami tak ingin anak-anak menjadi manja & suka-suka sebagaimana kami tak ingin anak-anak stress dengan proses belajarnya.
Pada satu sisi, kami memberikan ruang fleksibilitas yang sangat luas pada anak-anak untuk memilih dan melakukan kegiatannya. Tapi pada sisi yang lain, kami cukup keras untuk mengajarkan mereka tentang komitmen dan standar kualitas pekerjaan.
Bagi kami, fleksibilitas bukan berarti melakukan pekerjaan dengan seenaknya. Fleksibilitas bukan berarti mereka bebas sesuka mereka kapan belajar dan kapan tidak. Fleksibilitas berarti mereka mendapat keleluasaan mengatur diri mereka dan menikmati proses yang mereka tentukan sendiri.
Hal yang melekat dalam fleksibilitas adalah pertanggungjawaban (akuntabilitas). Komitmen dilaksanakan. Kualitas pekerjaan dijaga.
***
Setiap minggu sekali, Tata memiliki jadwal untuk membuat video speed drawing. Semua kegiatannya dilakukan secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan Tata dalam kegiatan ini adalah:
- menggambar di iPad
- merekam prosesnya
- mengolah hasil rekaman dipadu dengan musik latar
- mengunggah hasil ke Youtube Tata
- meng-embed hasil karyanya ke blog Dunia Tata
2 thoughts on “Mencari keseimbangan antara fleksibilitas dan kualitas”
Setuju Mas Aar,
Membiasakan berkomitmen menyelesaikan tugas, bukan karena perintah, namun karena pekerjaan memang harus diselesaikan.
Sebagai orang tua kadang saya lupa memberi gambaran tentang pekerjaan itu sendiri, prosesnya, manfaatnya dan tujuan akhirnya.
Thanks for sharing.
wah bagus nih artikel2nya 😀