Seperti yang aku tulis kemarin, saat ini aku serasa sedang “kuliah” lagi. Dalam era ini, satu hal yang sedang berusaha aku kuasai adalah WAKTU. Perasaan sih waktu belum kuliah (maap yah, masih berat nih kalau bilang “ngantor”. hehehe…) juga udah jungkir balik memastikan anak-anak makan tepat waktu, belajar sesuai target kesepakatan, cucian aman & sebisa mungkin rumah masih layak ditinggali alias nggak terlalu kapal pecah amat lah. Belum juga merasa berhasil menguasai waktu dengan baik, eeh dapet tantangan lebih.
Pergi ke luar rumah di Jakarta itu ternyata sangat meletihkan. Maklum, bertahun-tahun jadi kutu rumah. Jet lag gak tamat-tamat. Pulang sampai rumah, mandi, trus rasanya pengen langsung gubrag aja. Sementara ada Duta yang minta dibacakan buku sebelum tidur, ada Tata yang minta ditemani belajar piano & dilapori ini itu, ada Yudhis yang walau sudah sangat mandiri proses belajarnya tapi mulai memasuki masa remaja, jadi distraction-nya itu juga tinggi. Kami (aku & mas Aar) sepakat semakin besar anak semakin sedikit mungkin kami menggunakan otoritas sebagai orangtua. Kami berusaha untuk lebih banyak ngobrol dan ngobrol dan ngobrol dan ngobrol. Masalahnya, ngobrol itu kan butuh waktu plus daya tahan kan?
Sempat ada momen di mana aku merasa tak berdaya dan putus asa (#LebayModeOn) karena energi tak sampai membuatku merasa amat berjarak dengan kegiatan anak-anak. Aku merasa keberadaanku yang paling penting dalam dunia ini perlahan-lahan terkikis oleh jarak dan waktu serta keletihan. Aku (hampir) nggak nyambung dengan mereka. Yudhis-Tata-Duta sudah belajar apa saja, sampai di mana, seharian ngapain aja, aku nyaris nggak tahu. Sedih nggak? Sedih lah. Sedih BANGET!!
Hal ini biasanya terjadi kalau aku sedang berada dalam sebuah project yang menyerap sebagian besar CPU di kepala & hampir semua muatan energi dalam tubuh. Sampai pada suatu hari aku pengen DO (drop out) aja rasanya. Aku nangis minta cara DO terbaik ke Tuhan yang nggak bakal bikin ibu sedih atau perusahaan kusut atau project kacau. Aku kan juga nggak mau jadi anak yang tidak bertanggung jawab, tapi kan aku pengen jadi ibu yang bertanggung jawab. Nah lho gimana dong?
Singkat cerita (beneran deh, soalnya prosesnya panjang jadi mending disingkat aja biar yang baca nggak capek kayak aku…. CMIIW), suatu hari aku seperti disadarkan Tuhan, “buat apa jadi co-foundernya ibu profesional kalau tidak bisa memperlakukan keluarga sebagai klien terbaik?”. Nah itu kata kuncinya ternyata KLIEN TERBAIK. Jadi memang harus diperlakukan seperti aku memperlakukan sebuah project.
Saat itu (dan sampai kini) aku sangat terbantu dengan sebuah aplikasi online bernama Realtime Board. Realtime board adalah papan tulis digital yang bisa diakses secara online. Sebagai orang yang suka dengan hal berbau gambar, aku suka sekali dengan Realtime Board karena memudahkanku melihat sebuah rencana dalam bentuk kumpulan gambar & grafik. Ini tuh seperti punya papan tulis pintar yang bisa dicoret-coret, dipasang gambar macem2, tapi bisa diakses dari mana saja melalui browser secara online. Tambah keren lagi karena aku tidak hanya bisa menyematkan gambar, tapi juga dokumen yang kalau di klik bisa langsung diedit di Google Docs/Sheets/Slides. Aku juga bisa menyematkan video youtube yang kalau di klik bisa langsung nonton videonya. Dan masih banyak kelebihan lain.
Sebagai klien terbaik, awalnya aku membuat papan tulis khusus untuk kegiatan anak-anak, tapi kemudian berkembang ternyata lebih asyik kalau anak-anak membuat papan tulisnya sendiri dan membaginya kepadaku. Selain bisa tambah menghemat kuota papan gratisannya, begitu hal ini mereka lakukan, aku merasa tak hanya terupdate oleh kegiatan mereka, tapi kini Yudhis & Tata jadi punya dokumentasi dari apa-apa yang mereka lakukan dalam setahun ini.
Contoh pemakaian RealtimeBoard pada Yudhis & Tata:
***
Kelebihan Realtime Board dari pengalamanku adalah:
- Kita seperti punya papan tulis tak terhingga yang bisa dimasuki ratusan objek dan terintegrasi sangat baik dengan Google Drive.
- Papan tulis ini bisa diakses secara online melalui browser. Aku sudah coba akses pakai iPad juga mulus & mudah edit sana-sini.
- Kita bisa mengundang orang-orang yang kita inginkan untuk berkolaborasi dalam papan tulis tersebut pada saat bersamaan secara langsung (real time).
- Ada versi gratis (sampai 3 papan tulis) dan versi berbayarnya pun menurutku jauh lebih murah dan lebih cepat loading dibanding merk sejenis yang aku pakai sebelumnya (Prezi).
- Penggunaanya sangat mudah. Aku hanya mengajarkan sekali ke Yudhis & Tata, selebihnya mereka belajar melalui serial tutorial yang disediakan oleh RealtimeBoard.
Proses yang terjadi pada Yudhis & Tata:
- Awalnya aku memperkenalkan Google Drive ke Yudhis & Tata. Kami biasa menggunakannya untuk bertukar file & membahas sebuah project bersama. Hal ini terjadi sejak 2-3 tahun yang lalu (aku lupa tepatnya karena memang sudah lamaYudhis & Tata akrab dengan Google Drive).
- Kemudian aku menyambungkan akun Google Drive mereka dengan aplikasi RealtimeBoard. Caranya: masuk ke Google Drive. Klik NEW -> MORE -> CONNECT MORE APPS
- Lalu ketik “Realtime Board” di kotak pencarian. Klik +CONNECT (kalau sudah tersambung maka tulisannya berubah menjadi RATE IT)
- Setelah tersambung Yudhis & Tata bisa mulai membuat papan tulis dengan cara NEW -> MORE -> REALTIMEBOARD. Untuk cara pemakaian RealtimeBoard aku meminta mereka belajar langsung melalui tutorial di sini.
- Setelah membuat papan tulis, Yudhis & Tata kemudian membaginya (share) denganku & mas Aar dengan cara mengklik tombol SHARE di kanan atas dan memasukkan alamat email yang ingin diundang
- Sama seperti GoogleDrive, kita bisa menentukan apakah orang itu hanya bisa melihat, memberi komentar atau ikut memperbaiki (edit) papan tulis kita.
***
Keluarga kami terus berproses sesuai dengan perkembangan anak-anak dan kondisi yang terjadi di keluarga kami. Saat ini aku cukup puas dengan memakai Realtime Board (o iya… ini bukan posting promosi lho ya, memang benar-benar aku pakai dan suka). Efek terbesar ada di hati. Aku merasa bisa senantiasa terlibat di manapun & kapanpun. Ini juga akhirnya membuatku lebih tenang & tidak putus asa lagi.
Semoga, kebiasaan mendokumentasikan proses belajar mereka ini bisa menjadi benih yang baik untuk masa depan mereka kelak. Aamiin.
2 thoughts on “Membuat Jadwal Homeschooling Menggunakan Realtime Board”
Makasih buat share nya mbak Lala. Saat ini sy juga ngalamin yg mbak Lala alamin. Jungkir balik dan berjuang menata waktu.
Jungkir balik yang penting survive ya mbak? Hehehehehe. Semangaaat ^_^