Kemarin (19/10) aku seharian ikut lokakarya riset mas Yanuar Nugroho (Manchester University) dan mbak Sita Laksmi (Hivos) bersama teman-teman LSM yang juga menjadi narasumber riset ini. Risetnya sendiri mengenai organisasi/komunitas masyarakat sipil di Indonesia dan penggunaan Internet & media sosial. Yang kemarin itu lokakarya untuk wilayah Jakarta/Bandung, setelah sebelumnya Yogyakarta.
Banyak hal yang dibicarakan, banyak hal yang aku pelajari, baik dalam sesi-sesi acara resmi maupun dalam pembicaraan-pembicaraan santai diantara sesi acara. Aku belajar banyak dari pandangan-pandangan kritis mas Gustaf (Common Room Bandung), mas Firdaus dan mbak Rini (Satu Dunia), mbak Afra (Change), Ndaru, dan teman-teman lainnya.
**
Ada sedikit cerita kecil yg ingin aku bagi di sini yang memberikan inspirasi kepadaku mengenai homeschooling dan pendidikan anak.
Dalam salah satu sesi acara diskusi, mas Yanuar bercerita tentang sebuah kebijakan yang diberlakukan di Universitas Manchester bahwa setiap gedung harus memiliki “warung kopi”, setiap lantai ganjil gedung harus memiliki coffee maker. Keberadaan warung kopi itu adalah sebuah keharusan yang ditetapkan dalam aturan universitas dan sejalan dengan rutinitas kebiasaan para dosen dan peneliti, yaitu ngopi setiap jam 9 pagi, makan siang, dan ngopi lagi di sore hari.
Pada saat ngopi itu, mereka mau tidak mau pasti bertemu dan saling berinteraksi. Interaksi itu dirancang dengan sengaja (by design) dengan menciptakan ruang dan kebiasaan, dan melalui interaksi itu terjadi pembicaraan2 yang bisa memicu berbagai hal, mulai interaksi sosial, ide-ide penelitian, dan sebagainya.
Gagasan semacam itu juga dapat diterapkan dalam pendidikan anak.
Kita dapat menciptakan pola kegiatan bersama dengan anak yang menjadi bagian dari rutinitas kita. Bentuknya macam-macam, misalnya momen makan bersama. Dengan menciptakan kegiatan bersama di mana seluruh keluarga berkumpul dan berinteraksi, banyak peluang-peluang kreatif dan positif yang dapat muncul. Komunikasi, curahan hati, interaksi, cerita, pertukaran ide, penanaman nilai, gagasan-gagasan baru dan sebagainya dapat berkembang dalam interaksi di meja makan.
Apakah penciptaan pola kegiatan bersama itu susah?
Tergantung. Jika kita menganggapnya penting dan memang harus kita lakukan, kita pasti akan menggunakan segala kreativitas kita untuk menciptakannya dan bentuk apapun.