Saat ini, mayoritas anak-anak pergi ke sekolah untuk melakukan proses belajar. Yang disebut belajar adalah bersekolah.
Padahal tak seharusnya seperti itu.
Di sekolah belum tentu anak-anak mengalami proses belajar. Proses belajar terjadi tak hanya di sekolah.
Bingung? Nggak, kan?
Pola Pikir Tak Harus Sama
Jangan mencampuradukkan antara pendidikan dan persekolahan. Pendidikan adalah proses untuk menyiapkan anak agar memiliki wawasan luas, keterampilan hidup, serta kapasitas untuk berkarya dan berkontribusi dalam kehidupan.
Pendidikan memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dan sekolah adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Walaupun banyak orang atau sebagian besar anak menjalani sekolah, bukan berarti pendidikan hanya melulu dilakukan melalui sekolah. Pendidikan tak boleh dikerdilkan hanya melalui sekolah saja.
Berbeda tak apa-apa, kan? Yang penting legal dan tidak melanggar hukum.
Perluas Makna Belajar
Belajar jauh lebih luas maknanya daripada sekedar pergi ke sekolah dan bersekolah.
Belajar ada beragam cara dan tak semuanya dilakukan di sekolah. Ada beberapa jenis belajar, antara lain: belajar mengenal diri (learn to be), belajar memahami (learn to know), belajar keterampilan (learn to do), dan belajar hidup bersama (learn to live together).
Dunia Semakin Terbuka
Pendidikan substansinya adalah belajar dan bisa dilakukan dengan beragam cara dan sarana. Apalagi di era kini di mana teknologi semakin berkembang dan informasi semakin terbuka. Sebagai contoh, mulai banyak keluarga yang menjalani pendidikan mandiri, tidak pergi ke sekolah seperti sebagian besar anak lainnya.
Keluarga yang memilih pendidikan mandiri (homeschooling) perlu merasa sadar bahwa pilihan yang dibuatnya tidak apa-apa. Itu pilihan yang wajar dan legal.
Apalagi sistem hukum di Indonesia juga mengayomi bahwa jalur pendidikan tak hanya sekolah (formal).
Ada jalur pendidikan berbasis keluarga & masyarakat (informal) yang juga diakui oleh negara. Juga ada jalur lembaga pendidikan non sekolah (non formal).
