Sebagai makhluk spiritual manusia bukan hanya menjalani dan membaca fakta kehidupan, tapi juga memaknainya. Untuk peristiwa yang sama, setiap orang bisa memaknainya dengan cara berbeda.
Cara kita memaknai fakta kehidupan yang melintas di hadapan kita tak bisa dipandang remeh. Sebab, sikap dan aksi kita dipandu oleh makna yang kita pilih terhadap fakta.
Gelas berisi air setengah adalah fakta. Tapi kita bisa memaknainya sebagai setengah kosong atau setengah isi, lengkap dengan konsekuensi mental yang menyertainya.
Kuntum bunga yang mekar di halaman kita adalah sebuah fakta. Apakah itu adalah sebuah peristiwa biasa seperti biasa atau sebuah keajaiban yang menghangatkan hati, itu tergantung pemaknaan kita.
***
Pergantian 31 Desember 2015 menjadi 1 Januari 2016 adalah sebuah fakta. Dan aku memilih untuk menjadikannya sebagai sarana merefleksikan perjalanan hidup yang telah diberikan-Nya sepanjang 2015.
Terima kasih Tuhan dan teman-teman atas semua kebaikan yang telah kami terima sepanjang tahun. Syukur kami atas interaksi, perhatian dan cinta yang tercurah. Suka cita kami atas pasang-surut kehidupan, semoga menjadi pupuk kebaikan bagi kehidupan dan jiwa kami.
Harapan yang kami lontarkan ke semesta di tahun 2016, semoga Tuhan menguatkan kita semua agar mampu menjaga kejernihan hati, menghidupkan kesadaran kita agar mampu membaca pesan-Nya yang tertabur dalam keseharian, kesanggupan melenturkan diri dalam setiap peristiwa kehidupan, menjadi manfaat dan saluran berkah-Nya bagi sesama dan semesta.
Kepada-Nya kita berserah diri dalam alunan nada dan tarian irama semesta. Amin.
***
Posting pertama setelah lama sekali “puasa”.