Facebook dan Twitter untuk pendidikan? Mengapa tidak. Daripada sekedar mencela dan membatasi penggunaan teknologi pada siswa, mengapa tak memanfaatkannya untuk proses pendidikan.
Begitulah kira-kira ide tulisan di Blog Tempo Interaktif beberapa hari yang lalu.
Gagasan ini menarik. Dan semestinya tidak sulit untuk mewujudkannya. Tak usah menunggu perintah dari atasan, siapapun guru yang mau bisa melakukannya dalam berbagai bentuk, misalnya:
a. Berbagi Bahan Pelajaran
Para guru mencari resource materi yang sedang diajarkannya di Internet. Kalau sudah menemukan, kemudian disebarkan melalui status di Facebook atau tweet ke Twitter. Dengan cara sederhana ini, para guru bukan hanya bisa mengupdate kualitas pengetahuannya, tetapi bisa berinteraksi dengan para siswanya (bahkan mungkin siswa-siswa lain di luar sekolahnya).
b. Menulis Blog
Membuat blog kini semakin mudah. Kalau mau gratis, bisa melakukannya blogging di Blogger atau WordPress. Mengenai kegiatan blogging ini, aku pernah menuliskannya dengan judul “Para dosen nge-blog lah” yang aku posting ulang di blog ini. Para guru dapat membuat tugas kepada para siswa untuk membuat komentar terhadap satu posting yang dibuatnya.
c. Memanfaatkan Video
Belajar tak melulu harus dengan buku. Anak-anak bahkan lebih suka belajar dengan sarana multimedia, seperti video. Oleh karena itu, ada baiknya para guru rajin mencari materi belajar berupa video di Youtube yang kemudian diinformasikan kepada para siswa. Syukur-syukur, para guru bisa membuat video sendiri dan diupload ke Youtube sehingga bisa dimanfaatkan oleh siswa-siswa yang lain.
d. Penugasan Menggunakan Media Sosial
Walaupun bukan pelajaran tentang teknologi, sesekali para guru dapat memberi tugas yang terkait dengan penggunaan Internet; misalnya: menonton sebuah video tertentu (Youtube), melakukan penelitian di Wikipedia, membuat kliping berita/gambar/tema tertentu di Internet.