Manajemen harapan adalah pilihan untuk berorientasi aksi daripada sekedar berkeluh-kesah dan mencari pembenaran untuk ketidakberdayaan kita. Kita tidak mencari kambing hitam atas masalah dan nasib buruk yang ada di depan kita, tetapi kita mencari solusi dan berfokus pada apa yang bisa kita lakukan.
Tentang manajemen harapan ini, aku banyak belajar dari Dahlan Iskan, mantan pemimpin Jawa Pos yang sekarang menjadi menteri BUMN. Walaupun tak mengenalnya secara pribadi, aku banyak mendapatkan inspirasi dari menyaksikan beberapa kali penampilannya di TV.
Di awal melihat penampilan Dahlan Iskan di TV, aku banyak terinspirasi oleh vitalitas hidupnya dan bagaimana caranya menyikapi hidup serta menjalaninya. Bagaimana dia tetap produktif menulis dan menghasilkan banyak buku pasca operasi transplantasi hati di China, itu menunjukkan produktivitas yang luar biasa.
Apalagi saat membaca tulisannya di Jawa Pos tentang bagaimana kegiatannya mengelola BUMN, aku banyak memperoleh inspirasi tentang manajemen yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
***
Inti kekuatan dari manajemen Dahlan Iskan -menurutku- menjadi orang yang genuine, berorientasi solusi, dan turun langsung ke lapangan.
Diantara cerita menarik adalah tentang bagaimana Dahlan Iskan menangani masalah Merpati, perusahaan penerbangan milik pemerintah yang setiap bulan mengalami kerugian operasional hingga 45 miliar setiap bulan. Perusahaan ini sebenarnya layak tutup karena tidak untung. Tapi Dahlan menempuh pendekatan lain.
Bukannya mengambil keputusan di balik meja atau memanggil Direksi Merpati ke kantornya, dia mendatangi kantor Merpati. Waktu kedatangannya dipilih usai olahraga dan di hari libur Sabtu. Masih dengan pakaian olahraga dan sepatu kets, di kantor Merpati Dahlan melakukan pertemuan informal dengan Direksi ditambah para manajer senior yang menjalankan operasional perusahaan. Dahlan mendengarkan ide-ide untuk menyelamatkan Merpati, langsung dari orang-orang yang paling berkepentingan dan nasibnya sangat bergantung dengan keberhasilan Merpati.
Tak puas dengan hasil diskusi yang belum memberikan langkah solusi riil, Dahlan menawarkan iming-iming mobil Avanza dari uang pribadinya untuk orang yang memiliki ide terbaik. Lalu, bermunculanlah hingga 53 ide-ide brilian yang kemudian didiskusikan. Hasilnya memang belum kelihatan. Tetapi pendekatan lapangan yang berorientasi solusi itu memberikan harapan.
(Baca tulisan Dahlan Iskan “Bisakah Merpati Hidup Lagi?“)
Atau cerita lain tentang industri garam. Biasanya, di industri garam ini selalu dipenuhi retorika politik menentang impor garam demi membela petani garam. Asumsinya (dari belakang meja), laut kita luas dan produksi garam kita melimpah, sementara petani kita miskin. Mengapa harus impor?
Kelihatannya retorika itu masuk akal sehingga terus diproduksi ulang selama bertahun-tahun oleh para politisi. Tapi Dahlan Iskan melakukan pendekatan lain. Dia datangi PT Garam di Madura, BUMN yang berproduksi garam, kemudian dia lihat dan dengarkan sendiri penjelasan dari Direktur yang mengetahui operasional lapangan produksi garam.
Dia jadi mengetahui bahwa produktivitas garam kita memang rendah dan jumlah produksi garam kita memang tak sampai memenuhi kebutuhan garam kita sebanyak 2 juta ton setiap tahun. Dari lapangan itu pula, dia mendengarkan usulan Dirut PT Garam untuk melapisi seluruh lahan garam dengan membran untuk meningkatkan kualitas garam karena tak ada lagi lumpur di bagian bahwa lahan. Juga, dia menerima usulan untuk meningkatkan produktivitas lahan yang hanya 4.5 bulan/tahun (saat musim kemarau), dengan memfungsikan lahan untuk budidaya bandeng di sisa waktu lainnya.
(Baca tulisan Dahlan Iskan “Hope di Soekarno Hatta dan Hope di Madura“)
***
Saat di sekitar kita terlalu pekat oleh pesimisme dan produksi massa sinisme, melarutkan diri ke dalamnya akan menghancurkan kita. Kita perlu celah untuk keluar dari tekanan semacam itu. Membangun harapan, berfokus pada apa yang bisa kita lakukan, berorientasi pada solusi akan membuat hidup kita lebih sehat dan lebih bermanfaat untuk sesama.
Terima kasih pak Dahlan Iskan atas inspirasi-inspirasi dan pencerahannya.
Referensi: Kumpulan artikel Dahlan Iskan di Jawa Pos
2 thoughts on “Manajemen Harapan ala Dahlan Iskan”
mampir untuk membaca artikel pak Dis… 🙄